Kilas Sumberayu - Hari ini Rabu, 30/11/2016, terjadi kebakaran kecil di Indomaret Sumberayu, kejadiannya kurang lebih pada pukul 18.30 WIB, tiba-tiba meteran listrik meledak dan menyemburkan api, sontak listrik di Indomaret padam dan para pengunjung panik dan berhamburan keluar karena ada kilatan lidah api yang membumbung hampir sampai ke atap
Tidak ada korban atau kerugian materi yang layak untuk diceritakan selain kepanikan dan penggantian Meter Listrik oleh Petugas yang berwenang
30 November 2016
21 November 2016
Jalan Ketepilku... Berubah Menjadi Kota Buah Naga..
Pengaturan Jalan mempengaruhi kelancaran dalam berkendara, sambil menikmati pemandangan sekitar harus taat dengan rambu-rambu yang telah disediakan untuk dinikmati semua pengguna jalan seperti layaknya saat mendapat suguhan kopi sebelum menyusuri rutinitas kerja sehingga serasa sebuah kebutuhan hiburan oleh karena adanya kesadaran terhadap lingkungan sekitar.
Keragaman budaya yang lagi musim harus dimunculkan kembali, serta di tengah krisis kebanggaan terhadab kreasi daerah sendiri..... di daerah yang dulunya hanya sebuah pelosok dengan jalan berbentuk ketepil sebagai tanda mulai masuk kawasan desa Siliragung. Sebuah desa yang asri, air gemericik dari sungai-sungai kecil selalu menghiasi pinggir persawahan membentang sebuah mata pencaharian sebagai petani paling dominan di wilayah tersebut tidak pernah berhenti mengalir yang dapat memberikan kesan sejuk di hati yang mampu menikmatinya.
Pada saat pemerintahan presiden Indonesia Joko Widodo, bupati Banyuwangi Azwar Anas Kepala desa Siliragung bapak Masori, seperti awal sebuah legenda sebuah cerita yang ada kebenaran di dalamnya. Satu tahun kurang lebihnya Siliragung memoles memperindah jalan-jalan dimulai dari yang utama berlanjut pada yang berikutnya. Jika mencatat dalam otak kita dari bebatuan dan kerikil serta beceknya jalan pada musin penghujan membuat enggan untuk bepergian. Gambaran yang mulai memudar oleh kemajuan jaman dan tuntutan keadaan.
Berkali-kali sudah terlewati, desa Siliragung berbenah pada tata letak kota. Kali ini, pada pertengahan bulan November di akhir tahun 2016 membuat gambaran seperti patung berbentuk buah naga di atas tugu. Saatnya mengawali sebuah catatan baru bahwa desa Siliragung mempunyai icon Buah Naga. Antara mimpi dan nyata desa Siliragung bercerita menjadi "Kota Buah Naga."
Nana Ono
06 November 2016
Fewtival Ngopi dan Tari Jaran Goyang di Banyuwangi
Festival 'ngopi sepuluh ewu' sukses digelar di desa Kemiren, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur. Ratusan masyarakat dan pengunjung tumpah ruah dan menikmati kopi bersama di sepanjang jalan utama desa adat Suku Using itu.
Pegelaran 'ngopi sepuluh ewu' merupakan puncak dari perayaan hari kopi di Banyuwangi. Meja-meja dan kursi tertata rapi untuk menghidangkan kopi kepada tamu-tamu yang datang.
Festival dibuka dengan penampilan tari-tari asal Banyuwangi pada Sabtu (5/11/2016). Uniknya, tari Jaran Goyang yang mengisahkan tentang kisah percintaan dibawakan oleh sepasang penari cilik berusia 5 tahun.
Para penonton bersorak saat kedua penari cilik itu dengan lincah menari di depan Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas. Keduanya terlihat kompak dan lihai dalam setiap gerakan yang ditampilkan.
"Ini anak-anak yang mencintai tradisi ya. Anak-anak yang membanggakan," kata Bupati Anas usai menikmati penampilan keduanya, Sabtu (5/11/2016).
Acara kemudian dilanjutkan dengan sambutan-sambutan yang disampaikan oleh ketua lembaga adat desa dan dilanjut dengan sambutan dari Bupati. Wabup Banyuwangi Yusuf Widyatmoko juga tampak hadir dalam acara yang mengangkat tema 'Sak Corotan Dadi Saduluran' itu.
"Acara ini murni swadaya masyarakat, artinya Pemda tidak memberikan bantuan gula dan kopi. Kita lihat ini ramai di sepanjang jalan dan itu menunjukkan guyubnya masyarakat Kemiren ini, terima kasih," ujar Anas.
"Ini menguatkan persaudaraan dan mendorong ekonomi masyarakat juga dalam waktu bersamaan," imbuhnya.
Meja-meja memang tampak dipenuhi oleh kumpulan orang yang saling bercengkerama, tertawa hingga berfoto ria. Banyuwangi Coffee Comunity (BCC) juga ikut meramaikan acara. Mereka memberikan edukasi cara menyeduh hingga meminum kopi.
"Kita edukasi masyarakat supaya bisa menikmati kopi dengan baik. Dan di sini gratis, kita beritahu caranya," kata ketua BCC, Teguh.
Wisatawan mancanegara juga tampak hadir di tengah lautan manusia malam ini. Beberapa merupakan pelancong yang baru turun dari kawah Ijen dan sedang menghabiskan waktu di kabupaten berjuluk Sunrise Of Java itu.
Dua orang pelancong Donna Debets dari Netherland dan Philip Leonard dari Inggris mengaku sangat bahagia berada di tengah ramainya festival ini. Keduanya yang sudah lima hari di Banyuwangi sengaja mampir untuk menikmati sendiri kopi di desa yang terletak di bawah kaki gunung Ijen ini.
"We Love coffee so much, it's trully good, trully nice. Banyuwangi coffee very nice and very good coffee," keduanya menjawab kompak.
Mereka mengaku sudah menghabiskan tiga gelas kopi selama pegelaran ini. Festival 'ngopi sepuluh ewu' mengangkat tradisi masyarakat Kemiren yang sejak dulu menyuguhkan kopi bagi tamu-tamu yang mengunjungi mereka.(detik)
Langganan:
Postingan (Atom)