21 November 2016

Jalan Ketepilku... Berubah Menjadi Kota Buah Naga..


 Pengaturan Jalan mempengaruhi kelancaran dalam berkendara, sambil menikmati pemandangan sekitar harus taat dengan rambu-rambu yang telah disediakan untuk dinikmati semua pengguna jalan seperti layaknya saat mendapat suguhan kopi sebelum menyusuri rutinitas kerja sehingga serasa sebuah kebutuhan hiburan oleh karena adanya kesadaran terhadap lingkungan sekitar.

Keragaman budaya yang lagi musim harus dimunculkan kembali, serta di tengah krisis kebanggaan terhadab kreasi daerah sendiri..... di daerah yang dulunya hanya sebuah pelosok dengan jalan berbentuk ketepil sebagai tanda mulai masuk kawasan desa Siliragung. Sebuah desa yang asri, air gemericik dari sungai-sungai kecil selalu menghiasi pinggir persawahan membentang sebuah mata pencaharian sebagai petani paling dominan di wilayah tersebut tidak pernah berhenti mengalir yang dapat memberikan kesan sejuk di hati yang mampu menikmatinya.

Pada saat pemerintahan presiden Indonesia Joko Widodo, bupati Banyuwangi Azwar Anas Kepala desa Siliragung bapak Masori, seperti awal sebuah legenda sebuah cerita yang ada kebenaran di dalamnya. Satu tahun kurang lebihnya Siliragung  memoles memperindah jalan-jalan  dimulai dari  yang utama berlanjut pada yang berikutnya. Jika mencatat dalam otak kita dari bebatuan dan kerikil serta beceknya jalan pada musin penghujan membuat enggan untuk bepergian. Gambaran yang mulai memudar oleh kemajuan jaman dan tuntutan keadaan.

Berkali-kali sudah terlewati, desa Siliragung berbenah pada tata letak kota.  Kali ini, pada pertengahan bulan November di akhir tahun 2016 membuat  gambaran seperti patung berbentuk buah naga di atas tugu. Saatnya mengawali sebuah catatan baru bahwa desa Siliragung mempunyai icon Buah Naga. Antara mimpi dan nyata desa Siliragung bercerita menjadi "Kota Buah Naga."

Nana Ono

Artikel Terkait

Home