31 Oktober 2011

HP Berkamera dan Facebook

Usil

Kilas Sumberayu- Mengabadikan moment indah menggunakan kamera bisa menjadi kepuasan tersendiri bagi pemotret ataupun penikmat hasil potretan, bisa membangkitkan imajinasi untuk bercerita dengan sesuatu yang berhubungan dengan hasil potretan ataupun dengan hal yang menyerupai dengan suasanan di hasil potretan. Dan dengan semakin canggihnya kamera yang disematkan di ponsel-ponsel sekarang semakin memudahkan untuk hal tersebut, meski dengan ketrampilan yang minim atau ala kadarnya, asal potret dan tidak begitu memperhatikan arah dan kekuatan cahaya

Dulu mungkin terasa sulit jika ingin mempublikasikan atau membagikan foto kepada orang lain jika jaraknya berjauhan, ketika belum maraknya tehnologi internet membagi foto sering dilakukan dengan tehnologi MMS itupun tidak semua ornag bisa, karena mereka yang memiliki HP kebanyakan malas membaca dan mencoba sehingga fasilitas dari HPnya tidak terpakai secara maksimal. Kini dengan semakin maraknya tehnologi internet dan semakin mudahnya akses internet lewat HP, maka membagi-bagikan foto semakin mudah. Apalagi dengan menggunakan jejaring sosial semacam Facebook, tinggal tekan kamera, tentukan obyek, foto kemudian unggah ke FB dan tandai beberapa teman di FB, hehehe mudah sekali

Kreatifitas pengguna kamera di HP jika yang diabadikan moment indah kemudian di bagi ke orang banyak mungkin akan menyenangkan namun justru yang lebih banyak malah digunakan untuk usil, mengabadikan moment dari kegiatan orang lain yang sedang lengah kemudian dibagikan pada orang lain yang lebih banyak, dan kemudian dijadikan bahan candaan, jika sang korban tidak marah sih gak masalah malah semakin akrab dan cenderung untuk membalas kemudiad candaan semakin asik. Namun jika si korban marah atas tindakan usil tersebut bisa menjadi runyam, karena bisa dikategorikan pelecehan dan melanggar hukum

Seperti yang terpampang pada gambar di atas adalah hasil keusilan beberapa warga Sumberberas yang mengkap kegiatan teman-temannya yang sedang lengah. Hati-hati jangan sampai niat bercanda jadi bencana

Selengkapnya »

30 Oktober 2011

Tutorial deface by R4Jed [Biroe666] menggunakan tool "Havij"


download link : http://hotfile.com/dl/122156940/76bd7c1/Havij_1.13_pro.rar.html
hasil pepesan  : http://www.inkcartridgediscounts.net/

thx buat mas bro juan666
Selengkapnya »

28 Oktober 2011

Layang-layang itu Memadamkan Listrik

Kilas Sumberayu- Hampir tengah malam hari ini saat sedang asik ngobrol, bercerita dan bercanda dan ada yang sedang menikmati game online tiba-tiba listrik padam, spontan menggerutu dan menyalahkan PLN. Namun jika mau berfikir realis apakah memang pihak PLN yang salah atau melakukan pemadaman mendadak tanpa pemberitahuan?

Sambil menikati suasana gelap, cerita dan canda tidak berhenti, malah asik ngusilin temen ngobrol. Tak lama kemudian mobil layanan PLN lewat perlahan dengan lampu senter menyala mengarah ke kabel listrik jalur Sumberayu ke selatan

Setengah jam kemudian mobil layanan PLN Muncar kembali menuju tempat parkirnya dan tampak sebuah layang-layang terletak di atas tangga yang berada di atas mobil tersebut, dan tak lama lagi listrik kembali menyala

Layang-layang ketika malam tampak indah seperti bintang yang bergoyang-goyang, namun sering kali mengganggu ketenteraman masarakat, dari raungan suara layang-layang yang mengusik mimpi indah yang sedang bermimpi sampai dengan lanyang-layang yang jatuh menimpa kabel listrik dan terpaksa sekampung harus menikmati kegelapan

Sebenarnya masarakat sudah banyak yang mengerti bahwa jika bermain layang-layang kemudian layang-layangnya jatuh menimpa kabel listrik akan mengakibatkan pemadaman dan kemudian dikenakan denda mulai dari 4juta rupiah sampai dengan puluhan juta masih saja para penggemarnya memainkan layang-layang dan tidak memperdulikan akibatnya

Masih adakah kesadaran masarakat untuk perduli dengan kepentingan masarakat yang lebih banyak dan bukan hanya untuk kesenangan sendiri?

Selengkapnya »

26 Oktober 2011

Jagatirta Sumberayu Dituntut Mengundurkan Diri

Jagatirta

Kilas Sumberayu- Berawal dari kejadian saat ada seorang petani yang minta jatah air, tetapi oleh sang Jagatirta tidak diberi dan malah air yg harus dibagi itu dibuang ke sungai, dan kebetulan di area luar desa Sumberberas ada petani yang menggunakan pompa air untuk mengambil air dari sungai, sehingga oleh beberapa oarang dicurigai sang Jagatirta ada kong kalikong dengan petani dari luar desa tersebut, hingga permasalahan dibawa ke kantor desa. Entah karena apa ketika ada petani yang minta air tetapi air malah dibuang, disinyalir karena pertimbangan dari pada rebutan air sesama petani dan akhirnya kacau maka airnya dibuang, dan akhirnya yang minta air malah marah dan mencari kesalahan dari sang Jagatirta

Jagatirta

Sugito nama sang Jagatirta di wilayah Sumberberas dusun Sumberayu tadi malam di Balai desa Sumberberas dituntut untuk mengundurkan diri oleh beberapa perwakilan dari petani Sumberayu, dengan alasan kesalahan mengkomersialkan air yang mestinya dibagi kepada petani secara bergilir, ditambah lagi pembagian benih yang kurang merata. Meskipun sudah dijelaskan bagaimana cara membagi air oleh dan kenapa air itu dibagi secara bergilir namun masih saja ngotot agar Jagatirta dari Sumberayu itu mengundurkan diri dan diadakan pemilihan Jagatirta baru

Jagatirta

Ada yang terasa aneh karena yang ngotot agar Jagatirta mengundurkan diri adalah yang tidak memiliki sawah di area tugas jagatirta atau bahkan bukan petani, sedangkan bebrapa petani yang sawahnya berada di area tugas Jagatirta dan dikerjakan sendiri malah bilang bahwa sejak Jagatirta yang dituntut mundur ini bertugas panenan tidak pernah jelek,hanya bertanya kenapa pembagian benih terasa kurang merata sedangkan penggiliran pembagian air tidak ada masalah, padahal yang jadi permasalahan utama adalah pembagian air

Menurut bebrapa warga Sumberberas yang bukan petani, "Saya kenal banget dengan Pak Gito itu, menurut saya sangat tidak mungkin jika mengkomersialkan air, yang sperti itu bukan karakter Pak Gito."

Ada apa sebenarnya..??

Selengkapnya »

23 Oktober 2011

Ketika Perubahan Musim Mulai Kembali Normal

Kilas Sumberayu- Hujan tak kunjung menyapa area Sumberayu, panas terasa sangat menyengat, meski daun-daun tidak begitu tampak layu karena kekeringan namun terdengar orang-orang yang mengeluh tentang panasnya hawa

Jika mau sedikit berfikir tentang perubahan musim, dari musim penghujan ke musim kemarau dan seterusnya sepertinya saat ini perubahan musim kembali normal. Mulai panas sejak Juni sampai Nopember, dan hujan sejak Nopember sampai Juni

Beberapa tahun terakhir ini perubahan musim terasa kacau, tidak jelas kemarau dan penghujan, ketika biasanya kemarau malah turun hujan atau sebaliknya, sehingga petani bingung saat ingin mulai tanam dan panen, dan karena hal itu sehingga panas yang belum genap 4 bulan sudah terasa sangat panas. Biasanya awal musim penghujan ditandai dengan tumbuh dan mulai muncul daun pada tumbuhan menjalar semacam Gadung dan familinya, atau laba-laba liar mulai membuat sarang di tempat yang teduh, dan saat ini tanda-tanda itu belum begitu tampak meski di langit terlihat awan hitam yang menggumpal

Saat cuaca panas mengeluh, saat hujanpun juga mengeluh, padahal alam lebih bijaksana sehingga alam bisa mengatur kapan panas dan kapan hujan dan tidak mengeluh meski kebanyakan manusia kurang menghargai alam. Kata orang bijak, 'Panasnya cuaca belum seberapa jika dibanding dengan panasnya hati.' hehehehe mungkin benar juga karena orang yang hatinya sedang panas biasanya bertindak brutal

Nikmati saja perubahan cuaca dengan bijaksana agar hidup yang indah ini terasa lebih indah lagi
Selengkapnya »

22 Oktober 2011

Kereta Jawa Sudah Ganti Menjadi Mobil

Mobil Jenazah

Kilas Sumberayu- Sering kali terdengar nyanyian lagu jawa yang isinya mengingatkan orang yang masih hidup untuk ingat dengan saatnya ajal menjemput. Tentang orang yang takut mati dengan menagis tersedu, meskipun berada di gedung yang terkunci namun ketika sudah saatnya ajal menjemput maka gedung dan kunci sudah tidak berguna, dan akan dinaikan kendaraan kereta jawa yang berroda manusia, ditutupi kapas dan dimandikan dengan air kembang, meski minta ampun pada Tuhan sudah tidak ada gunanya, mungkin terjemah ke baha Indonesianya sperti itu, dan lirik bahasa jawanya seperti berikut

Ana tangis kelayung layung, tangise wong kang wedi mati
gedhongana kuncenana, yen wes mati, masa wurunga
ditumpakke kreta jawa, rodhane rodha menungsa
ditutupi ambyang ambyang, disirami banyune kembang
duh Gusti Allah , Kula nyuwun pangapura
ning sayange wes ora ana guna…

Biasanya memang jenazah akan ditandu dengan keranda yang dipikul oleh manusia, namun itu dulu dan sekarang di Sumberberas sudah tidak begitu ngetrend, adanya jenazah diangkut dengan mobil jenazah berwarna kuning dengan tulisan "FARDU KIFAYAH" dari rumah orang yang meninggal menuju pemakaman. Mungkin karena mengikuti era globalisasi sehingga kendaraan pengangkat jenazah yang biasanya tandu berubah menjadi mobil

Mobil Jenazah

Meskipun kendaraannya berubah menjadi modern namun adat masih dipakai, masih ada pembawa beras kuning dan bunga (sawur) yang disebar di depan dan diikuti oleh mobil pembawa jenazah di belakangnya, jenazah meskipun dinaikan mobil namun masih dimasukkan dalam keranda dan ditutup dengan kain selayaknya jenazah dalam keranda yang dipikul. Pengantar jenazah dari keluarga dan tetangga ataupun kerabat yang biasanya jalan kaki juga berubah naik motor atau kendaraan yang lain, meski juga masih ada yang berjalan kaki mengkuti laju kendaraan yang berjalan pelan

Selengkapnya »

18 Oktober 2011

Agar Tidak Tersesat Ketika Mencari KTP

Peta

Kilas Sumberayu- Sering kali ketika warga mau mencari KTP merasa was-was karena takut dikenakan beaya atau waktu yang tidak sesuai dengan apa yang pernah diberitakan media, yang katanya hanya butuh waktu 5 menit dan beayanya hanya Rp5.000,-. Namun seringkali kenyataan yang terjadi sangatlah berbeda, untuk mengurus KTP membutuhkan beaya lebih dari Rp5.00,- dan menggu lebih dari 5 menit atau bahkan lebih dari 1 hari

Sebenarnya alasannya sangat sederhana kenapa itu semua bisa terjadi. Alasan pertama karena warga tidak mau ribet atau malas dengan jalur formalnya yaitu mencari surat keterangan dari RT, RW dan Kepala Dusun serta tidak mau membawa sendiri kek kecamatan karena alasan pekerjaan, hehehe alasannya, akhirnya "terima bersih berapa". Alasan kedua karena memang warga tidak mengerti atau tidak mengetahui persyaratan yang harus dibawa ketika mencari Surat Keterangan Penduduk (KTP), sehingga terkesan berbelit-belit atau merasa dipersulit oleh perangkat desa

Untuk meminimalisir kejadian seperti itu, kepala Desa Sumberberas memasang banner yang menunjukkan alur cara mencari Kartu Tanda Penduduk (KTP), agar ketika warga akan mencari KTP  tidak merasa dipersulit oleh perangkat desa. Isi banner tersebut seperti pada gambar

Pertama

  • Warga yang usianya sudah 17 tahun atau lebih, atau belum 17 tahun tapi sudah menikah
  • Membawa surat pengantar atau surat keterangan dari RT, RW dan Kepala Dusun (satu surat tapi ditanda tangani ketua RT, ketua RW dan kepala Dusun)
  • Membawa Pas Potho 3 x4 2 lembar dengan warna belakang Merah untuk yang tahun kelahirannya ganjil atau warna biru untuk yang tahun kelahirannya genap

Kedua

  • Jika sudah lengkap persaratan di atas maka tinggal menyodorkan pada Kaur Pemerintahan Desa

Ketiga

  • Jika sudah selesai maka tinggal membawa ke Kasie Pemerintahan di Kantor Kecamatan

Jika mengikuti alur tersebut hanya mebutuhkan beaya Rp5.000,- hehehe.. belum beaya transport ketika warga melakukan perjalanan dari rumah ke kantor desa kemudian ke kantor kecamatan. Dan hanya membutuhkan waktu 5 menit ketika di kantor desa, dan 5 menit di kantor kecamatan, itu jika tidak ada antrian atau permasalahan yang lainnya seperti petugas sedang tugas keluar atau rapat

Dan jika warga tidak mengikuti alur tersebut atau warga pingin terima bersih ketika mencari KTP, ya... urusan warga bagaimana baiknya dan bagaimana enaknya

Selengkapnya »

16 Oktober 2011

Sumberberas Dilanda Kegelapan

Kilas Sumberayu- Meraba-raba dan berjalan perlahan takut menabrak sesuatu dalam kegelapan. Bukan karena berada di pedesaan atau listrik belum masuk desa, tetapi karena terjadi pemadaman listrik secara tiba-tiba

Banyak warga yang mengumpat pada PLN karena pemadaman listrik mendadak, karena memang listrik sudah menjadi kebutuhan pokok setelah pangan, sandang dan papan, terutama yang berhubungan dengan produk. Hampir semua kebutuhan tenaga selain tenaga manusia adalah tenaga listrik, listrik padam mendadak sangat beresiko tinggi pada perangkat dan hasil produk terutama komputer dan hasil produk yang membutuhkan suhu rendah

Ketika mengumpat PLN pernahkah berfikir apa penyebab listrik padam? Jika murni dari PLN pasti dengan alasan beban puncak pembangkit kurang, namun jika alasan gangguan dari layang-layang yang menimpa kabel listrik siapa yang akan bertanggung jawab?

Sekarang sedang musim bermain layang-layang yang diberi lampu. Dan ketika listrik padam karena layang-layang PLN yang dihujat sementara pemilik layang-layang berlari dan sembunyi dari tanggung jawab

Layang-layang, layang-layang yang kusayang, jauh tinggi melayang akhirnya jatuh di kabel listrik

Dan listrikpun padam, hehehe

Selengkapnya »

14 Oktober 2011

Melihat Buaya di Jembatan Parasgempal

Jembatan Baru 

Kilas Sumberayu- Menikmati suasana senja hari yang begitu indah memang asik dan menyenangkan, apalagi jika dilakukan beramai-rami atau bersama dengan orang-orang dekat, terasa lebih asik lagi. Meski tidak harus dengan beaya mahal atau hanya dilakukan dengan sekedar jalan-jalan sore keliling kampung juga sudah nikmat atau mungkin dengan menikmati cahaya mentari tenggelam di ufuk barat sambil ngopi dan bercanda

Ada kabar dari beberapa orang atau mungkin bisa dikatakan sebagai kabar burung bahwa di sungai Setail sebelah barat jembatan baru di perbatasan Sumberberas (Parasgempal) sering muncul buaya, katanya buaya itu lemayan besar, hehehe katanya sih...

Sambil menikmati suasana senja hari dari atas jembatan kami mencoba membuktikan keberadaan buaya yang katanya sering mucul di sebelah barat jembatan, dan katanya juga munculnya hanya menjelang magrib. Semakin gelap suasana jembatan semakin ramai, dari anak-anak kecil yg bercanda sampai dengan orang-orang tua yang sekedar menikmati sore hari dan para pengguna jalan yang lewat

Jembatan Baru

Sampai magrib tiba ternyata buayanya belum juga muncul, entah tidak ada atau mungkin buayanya malu untuk menampakkan diri kepada kami. Iseng saya bertanya pada salah satu dari beberapa anak yang ada di jembatan, "Buayanya mana kok gak muncul?"

"Biasanya di sana mas, di bawah rimbunan bambu itu." jawabnya sambil menunjuk salah satu rimbunan bambu

"Jantan apa betina kira-kira buayanya?"

"Lah.. Buaya ya betina to mas, kan jika jantan pasti dibilang Paaya," kelakarnya sambil tersenyum dan berlalu

Kata teman-teman, "Buayanya sedang menunggu di warung Margonet," sambil tertawa

Jembatan Baru

Ah.. mungkin hanya isu saja, lagian kemungkinan benar-benar ada buaya di wilah itu sangat kecil sekali, hehehe.. atau yang dimaksud dengan istilah "buaya" adalah orang yang sedang madi

Selengkapnya »

11 Oktober 2011

Jembatan Baru

Jembatan Baru

Kilas Sumberayu- Beberapa waktu lalu ketika dari Sumberberas akan ke dusun Tegalpare wilayah desa Wringinputih bagian selatan harus berbputar jika ingin lewat jalan aspal atau harus melewati jembatan gantung yang menyebarangi sungai Setail. Dulu sebenarnya pernah dibangun jembatan gantung beraspal untuk menyeberang sungai tersebut (ketika masih ngetrend ABRI manunggal) namun karena termakan waktu jembatan tersebut rusak dan tidak ada perbaikan

Kemudian kembali ke masa lalu lagi menggunakan jembatan gantung dari anyaman bambu dan bertiang bambu yang dirakit sedemikian rupa hingga bisa digunakan untuk menyeberang meski bergoyang-goyang. Pengguna jalan yang dari Sumberberas ke Tegalpare atau sebaliknya ketika malam yang biasanya memilih berputar menggunakan jalan aspal atau takut melewati jembatan gantung, karena orang bilang di jembatan gantung tersebut agak angker, atau mungkin memang yang takut adalah seorang penakut sehingga memilih jalan memutar agak jauh dan lebih terang

Jembatan Baru

Sekarang akses jalan menjadi mudah, sudah terbentang jembatan yang menghubungkan desa Sumberberas dan dusun Tegalpare sehingga jarak menjadi terasa dekat jika menggunkan kendaraan roda dua atau roda empat. Jembatan tersebut berada di batas desa Sumberberas bagian tenggara, tepatnya di pojokan tenggara dusun Sidomulyo, di jalan yang menuju PP Minhajut Thullab lurus arah Utara Selatan

Menurut Syafaat, salah satu warga Sumberberas, "Perjalaan Panjang Pembangunan Jembatan Penghubung Desa Sumberberas dengan Dusun Tegalpare Desa Wringinputih. Pembangunan memakan waktu 3 Tahun / 3 Tahun Anggaran." Seperti tertulis di posting FBnya

Namun menurut warga yang lain, yang tidak mau disebut namanya "Sepertinya pembangunan jembatan itu hampir dua tahunan. Gak sampai tiga tahun kok."

Entah siapa yang benar dari mereka, yang penting jembatan sudah jadi dan bisa digunakan sebagai penghubung Sumberberas dengan Tegalpare

Selengkapnya »

05 Oktober 2011

Fenomena Matahari di Solo

Halo matahari

Warga Solo, Jawa Tengah, dihebohkan dengan penampakan fenomena matahari aneh yang berlangsung sejak pukul 11.11 WIB, Selasa (4/10/2011). Fenomena ini pun menarik perhatian warga.

Pantauan di lapangan, matahari ini dikelilingi oleh lingkaran hitam. Namun anehnya, di pinggir lingkaran hitam tersebut terlihat guratan garis warna warni seperti pelangi.

Warga terpaksa berhenti di pinggir jalan maupun melambatkan kendaraan untuk melihat fenomena ini. Tidak hanya puluhan orang, namun bisa mencapai ratusan orang sudah memadati pinggir Jalan Sumber, Solo.

Alhasil, kemacetan di jalan tersebut terjadi. Petugas tampak kewalahan mengatur lalu lintas. Tidak hanya di situ, warga Jalan Embarkasih Kloran, Karanganyar pun ikut mengabadikan fenomena ini.

Warga pun mengabadikan peristiwa ini dengan berbagai cara. Mulai dari menggunakan kamera telepon selular hingga kamera SLR yang memiliki kemampuan canggih.

Hingga saat ini, fenomena tersebut masih terjadi. Belum diketahui fenomena apa yang terjadi. Diduga fenomena ini merupakan “Halo matahari”.

Kemunculan fenomena matahari aneh yang ada di Solo, Jawa Tengah, dipercayai sebagai tanda kehancuran sebuah rezim pemerintahan yang saat ini masih berkuasa.

“Ini alamat akan ada pemimpin pusat atau daerah yang mau jatuh dengan tidak terhormat,” kata Juned Kustanto, warga Solo.

Dia menilai, kemunculan fenomena tersebut bukan tanpa kesengajaan. “Matahari ini gambaran situasi yang saat ini sedang terjadi,” yakinnya.

Namun hal berbeda diungkapkan Darmawan. Dia menilai fenomena tersebut merupakan kejadian alam yang biasa. “Alam sedang tidak bersahabat dengan manusia,” tuturnya. (news.okezone.com)

Selengkapnya »

Home