24 Agustus 2016

Perjalanan Menuju Peringatan Kemerdekaan



 Pesta...ya, pesta...Setiap perayaan peringatan hari kemerdekaan 17 Agustus adalah kebahagiaan, kegembiraan dan kebebasan merupakan hak asasi seetiap manusia.  Ada serentetan cerita dalam sebuah acara. Oleh karena setiap bulan Agustus semenjak 17 Agustus 1945 terjadi peristiwa yang sangat penting dalam sejarah Republik Indonesia, yairu hari merdeka Nusa dan Bangsa Indonesia.

Sejak saat itu sampai sekarang masyarakat Indonesia di berbagai wilayah suku yang berbeda-beda, akhir Juli mulai membuat rencana dengan segala acara untuk mengisi perayaan mengenang kemerdekaan pada bulan Agustus, walau kadang sampai lebih hingga awal bulan September.

Tanggal muda Agustus, pembentukan panitia  Agustusan yang segera dilanjutkan penggalian dana sebagai perwujudan sebuah pengorbanan dari berbagai kalangan masyarakat. Mereka bermaksud merasa ikut berkorban layaknya pejuang kemerdekaan. Kemudian menyusun rencana berbagai acara yang sesuai dan dapat persetujuan dari segala pihak di wilayah setempat.

Setelah acara tersusun matang, biasanya pelaksanaannya berawal dari suguhan berbagai lomba yang diikuti oleh anak sekolah usia dini (PAUD) dan Taman Kanak-Kanak (TK), Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), Sekolah Menengah Atas (SMA) dan masyarakat umum. Dari segi wilayah, mulai dari Pusat, Provinsi, Kabupaten/Kota, Kecamatan Desa dan Rukun Warga atau Rukun Tetangga (RW/RT), mengadakan kegiatan-kegiatan yang menunjukkan kreatifitas yang harus diperjuangkan dalam kesempatan mengisi kemerdekaan. Selain lomba sejak awal setiap wilayah kecamatan ke atas mempersiapkan beregu paskibra yang berjumlah: 17, 8 dan 45 lambang tanggal, hari dan tahun kemerdekaan Negara Indonesia. Paskibra terdiri dari anak muda pilihan tingkat SMA sebagai pengantar pengibaran bendera Merah Putih pada upacara bendera 17 Agustus.

Berbagai lomba selesai dijalankan, tercatat sebagai pemenang telah diarsipkan. Kemudian tanggal 16 Agustus diselenggarakan upacara pengukuhan paskibra dan dilanjutkan kenduri untuk memperingati malam mejelang 17  Agustus. Sesuai dengan tema, biasanya tumpeng yang disuguhkan selain tetap sesuai syarat tumpeng, ditambah khas warna bendera Negara Republik Indonesia, "Merah Putih". Warna tersebut bisa disimbulkan dengan warna asli makanannya atau tambahan bendera Merah Putih kecil yang ditancapkan di antara tumpeng yang telah dihias sedemikian rupa.

Peringatan Kemerdekaan mencapai puncaknya, sebagai detik -detik proklamasi 17 agustus pada pukul: 10.15 kurang lebihnya setiap daerah melaksanakan upacara bendera yang didahului dengan pembacaan teks proklamasi untuk mengenang Sang Proklamator Soekarno dan Hatta. Pada upacara 17 Agustus pada umumnya pemimpin daerah menjadi pemimpin upacara, para undangan memakai pakaian Nasional, para regu barisan berbaris rapi dan selalu ada ketuanya di sebelah kanan barisan. Masih pagi sebelum upacara terkadang didahului sebuah pertunjukan sebagai apresiasi. Pada sore hari juga dilaksanakan upacara kembali sebagai upacara penurunan bendera.

Hari berikutnya diselenggarakan acara karnaval sebagai perayaan pameran berbagai khas busana berbagai budaya wilayah Nusantara yang beraneka ragam serta macam kreatifitas mendapat kesempatan untuk ditunjukkan kepada masyarakat. Kegiatan berikutnya diadakan expo yang lumayan besar di wilayah masing sebagai pameran secara umum untuk beberapa hari.

Akhir peringatan dilaksanakan sebuah acara resepsi untuk sebuah pertanggungjawaban penutupan  kegiatan Agustus. Biasanya dalam kesempatan itu diisi pula sebagai pengumuman kreastifitas yang patut mendapatkan penghargaan serta penyerahan hadiah dari berbagai macam perlombaan.

Nana Ono

Artikel Terkait

Home