Belajar menyetir... apa sih tujuan utama..? soalnya jika kita menggunakan mobil banyak juga permasalahan yang mengelilinginya, boros jalan sehingga jadi penyebab macet, boros keuangan oleh karena bla bla bla...sudah tidak usah dikalkulasi rata-rata orang sudah mengerti. Pas terjadi kecelakaan menjadi tersangka utama jika lawan berkendaraan lebih kecil misalnya sepeda. Nggak mungkin mereka yang akan dipersalahkan. Kita harus siap menjadi pihak yang mengayomi.
Ada sebagian orang belajar menyetir untuk pertama dilapangan, dengan alasan bebas dan lebih sedikit resiko. Di sebagian daerah ada yang melarang dengan alasan rumput menjadi rusak. Ada yang sengaja kursus mengemudi dengan pertimbangan jika terjadi kerusakan bukan mobil kita, serta pada mobil kursus ada doble kopling dan rem di depan tempat duduk guru lesnya. Sehingga menambah rasa tenang muridnya. Ada juga yang coba-coba mobil temannya. kalau yang ini biasanya cuma iseng saja, siapa tahu bisa.
Ingat, yang menjadi kunci keberhasilan adalah "nyali dan hati-hati." Awal yang harus di ketahui selalu kondisi netral dan hand rem. Lanjut cara menghidupkan mobil. Kemudian hitungan kopling 1, 2, 3, 4, 5 dan mundur(mobil manual). Maju mundur saja (untuk mobil matic). Selanjutnya belajar belok dan memutar. Kemudian mengatasi grogi saat di keramaian serta belajar menyiasati pada kejadian yang tiba-tiba di luar perhitungan. Gunakan kesempatan pada rutinitas sehari-hari sampai mampu mengenal benda apakah mobil itu, bagaimana bersahabat dengannya. Untuk seperti ini butuh materi. Tetapi mau bisa memang butuh biaya. Tidak akan butuh waktu lama bisa menguasainya. Tiga kali mencoba selanjutnya mengasah nyali pemberian Sang Pencipta.
Saat yang membelajari kita adalah orang tua ataupun kakak biasanya ada rasa lebih berani. Jika yang jadi guru adalah pasangan kita, biasanya rasa percaya diri cuma sedikit oleh karena pasangan pada umumnya lebih pintar atau merasa bisa duluan sehingga menjadi lebih cerewet. Akhirnya bisa timbul rasa malas untuk memulai berkendara. Lain halnya jika niat belajar dengan les resmi, segala kesalahan dimaklumi dan selalu ada dorongan semangat, "Nanti pasti bisa." Meskipun demikian ini tidak menjamin bisa mandiri berkendara setelah lulus kursus dari sebuah lembaga. Bagi yang pernah dalam posisi ini mungkin bisa tersenyum geli. Untuk belajar yang hanya sekedar iseng, kemudian berfikir dan tertantang akhirnya bisa juga.
Banyak yang berfikir belajar menyetir mobil bagi pemula lebih baik mobil tua, kalau rusak tidak terlalu menyesal, padahal juga memakan biaya. Kebanyakan orang lupa mobil yang sudah lama itu berat kendalinya, nanti bisa lebih gampang pada mobil baru jika mobil jelek sudah pintar. Ya itu tergantung pengalaman dan kocek masing-masing. Sebenarnya belajar menyetir pada mobil baru lebih cepat bisa, kenapa? Mobil baru kebanyakan dalam fasilitas asuransi. Saat terjadi kerusakan ada yang memfasilitasi. Perasaan eman pada barang terkurangi. Fokus hanya bagaimana tidak mencelakai orang lain dan harus bisa. Pada saat pertama belajar biasanya ada rasa takut untuk menginjak gas, mau rem keliru gas, takut mobilnya loncat. Mobil baru yang model sekarang utuk jalan awal tidak membutuhkan injak gas kecuali jalannya naik. Ketakutan untuk menginjak gas untuk memulai bisa diminimalkan. Tapi pada mobil tua jika sudah berjalan lebih tenang dalam mengendalikan. Paling ces pleng ya belajar berbagai type mobil...jika ada tentunya.
Ada peribahasa " Berakit-rakit ke hulu berenang ke tepian." apa munkin juga neraka dulu kemudian syurga gitu ya....yang penting sengsara dulu bersenang - senang kemudian. Kalau bisa sih senang-senang dulu senang-senang kemudian. Sudah bisa menyetir mobil mandiri bukan saja terhindar dari panas dan hujan, tapi keselamatan terjamin jika tidak terjadi kerusakan ataupun kecelakaan. Otak juga akan terbiasa berfikir dari banyak segi, segala anggota gerak harus mampu bekerja besama-sama pada saat yang bersamaan. Sengsara dulu kemudian senang-senang memang belum tentu tergantung amal perbuatan masing-masing.
Nana Ono