Kilas Sumberayu- Seringkali terlihat pada waktu memasuki bulan Puasa sepanduk terbentang di jalan-jalan atau di depan sebuah bangunan "Hormatilah Orang Puasa". Nah jika tertulis seperti itu, maka hanya menguntungkan satu pihak dan berkesan pemaksaan, kenapa tidak saling menghormati? Padahal hidup ini selalu bersama-sama dan selalu ada perbedaan
Selamat datang Ramadhan, selamat menjalankan ibadah puasa. Muslim diwajibkan menjalani puasa pada bulan Ramadhan, yaitu menahan diri mulai terbit fajar sampai tenggelam matahari, ini berdasarkan ayat Al-Qur’an.
Kebanyakan muslim mengartikan terjemahan ayat tersebut dengan menahan diri dari lapar dan haus dan menahan diri dari birahi atau menahan diri dari sesuatu yang masuk ke dalam setiap lobang lobang yang biasa dimasuki sesuatu di tubuh, namun apakah hanya sesederhana itu makna dari puasa atau siam di bulan Ramadhan, padahal hikmah dari puasa sangat banyak dan bisa dinikmati secara lahir dan batin.
Jika kita mau menelaah makna puasa yaitu menahan diri, sebenarnya yang diutamakan adalah menahan perasaan, entah perasaan yang bagaimana itu adanya, perasaan senang, sedih, lapar, haus, benci, marah dan bentuk bentuk perasaan yang lain mulai dari terbitnya fajar yang ditandai dengan imsa’ sampai dengan tenggelamnya matahari yang ditandai dengan magrib.
Mengapa harus perasaan yang mesti ditahan, karena perasaanlah yang menjadikan manusia berbuat segala sesuatu terutama perasaan haus, lapar dan birahi, manusia bisa melakukan apa saja baik itu dianggap jahat ataupun tidak dengan berdasarkan ketiga perasaan tersebut.
Dalam istilah jawa puasa adalah pasa dengan makna ngeposne rasa (mengistirahatkan perasaan) namun bisa juga diplesetkan pasa dengan makna napa napa kersa (apa saja mau), dalam kehidupan jawa puasa itu harus bisa menjalani nutup babagan hawa sanga (menutup diri dari sembilan lobang), maksudnya bukan harus ditutupi tetapi ditahan karena jika tertutup bisa bisa mati.
Jika puasa kita jalani dengan benar maka akan merakan kenikmatan hikmah dari puasa yang kita jalani secara lahir batin.