06 Februari 2013

Tips Membuat Foto Siluet


Biasanya para traveler memanfaatkan matahari tenggelam (sunset) untuk mendapatkan foto siluet yang ciamik. Sebab, langit merona merah membuat gambar makin atraktif dan provokatif. Tidak heran, foto-foto siluet dengan latar sunset dapat dikatakan menjadi frame paling populer diantara sekian foto siluet.

Untuk menghasilkan foto siluet yang menarik dan bercerita, ada semacam 'pakem' yang biasa dipakai. Pakem ini tentu bisa dilanggar, karena hanya kebiasaan umum saja, bukan masalah benar atau salah. Berikut 5 kiat membuat foto siluet yang disusun detikTravel.

1. Pastikan kondisi cahaya mendukung
Pastikan kondisi cahaya mendukung untuk membuat foto yang akan disiluetkan. Paling nyaman adalah matahari berada di atas garis horizon 45 derajat. Pada saat itu, matahari tidak terlalu tinggi hingga manusia maupun benda lebih mudah disiluetkan. Posisi ini kira-kira sebelum pukul 9.00 pagi dan sesudah pukul 15.00 sore, pada negeri 2 musim. Sementara untuk di negeri-negeri 4 musim, kondisinya tentu berbeda lagi.

2. Usahakan daerah terang lebih banyak dari daerah gelap
Usahakan daerah terang lebih banyak dari daerah yang gelap (siluet). Kebiasaan ini untuk tetap menjaga foto tetap dinamis dan tidak monoton.

3. Bayangan siluet butuh pola unik
Sebisa mungkin bayangan gelap (siluet) yang dihasilkan mempunyai pola yang unik dan tidak hitam total. Siluet akan semakin menawan bila di tengahnya juga ada cahaya yang masuk dan membuat cerita sendiri.

Gambaran paling mudah soal ini yakni siluet wayang kulit saat dipentaskan. Banyak fotografer menyatakan, siluet terbaik adalah siluet wayang kulit karena karakternya sangat kuat dan bercerita.

4. Coba jadikan siluet sebagai foreground
Siluet bisa berdiri sendiri atau untuk memperkuat cerita sebagai foreground. Biasanya foreground dengan siluet untuk memecah kebekuan atau foto traveling yang itu-itu saja. Sehingga, dengan menambah foreground dengan siluet, foto lebih mempunyai cita rasa dan sedikit berbeda.

5. Setting kamera senyaman mungkin
Setting kamera diusahakan senyaman mungkin, tidak harus di fungsi Manual. ISO biasanya di angka kecil dari ISO 100 hingga 400, tergantung pada tingkat cahaya yang ada. Sementara diafragma pada lensa tidak terlampau lebar, biasanya pada level 8, 9, atau kalau perlu mencapai diafragma 13. Pada kasus tertentu, light meter perlu diturunkan 1 hingga 2 stop bila cahaya masih terang dan tidak menghasilkan siluet yang maksimal.

Artikel Terkait

Home