KilasSumberayu- Ketika masarakat kota sudah mulai menyadari pentingnya mencintai Budaya Negri sendiri dengan mengadakan bebrapa jenis lomba yang menampilkan corak dan budaya dalam negri justru di Desa yang biasanya Budaya dalam negri lebih melekat malah semakin pudar, dengan alasan yang masih mempertahankan Budaya itu kurang gaul, hehehe..
Padahal Budaya asli Indonesia dikenal sangat kaya dan penuh nilai-nilai moral, termasuk dari permainan tradisional yang sangat dekat dengan dunia anak-anak. Jika tak bijaksana, kemajuan teknologi berpotensi mematikan identitas budaya tersebut.
Penghargaan terhadapnya membuat Komunitas 1001 Buku mengangkat tema "Indonesia Bermain Kembali" dalam Olimpiade Taman Bacaan Anak 2011, Minggu (20/3/2011).
Ketua Panitia Olimpiade, Wira, mengatakan bahwa panitia berharap kegiatan ini dapat meningkatkan wawasan kebangsaan tentang kebudayaan dan kesenian kepada anak-anak melalui cerita tradisional daerah dan permainan tradisional.
"Biar kita bisa mencintai kembali budaya Indonesia. Ini kan identitas kita dan harus dimulainya dari anak-anak agar mereka nanti bisa melestarikan kembali," katanya di Bumi Perkemahan Ragunan, Minggu siang.
Acara ini diikuti oleh ratusan anak dari 450 taman bacaan di wilayah Jabodetabek dan Bandung yang ada di bawah asuhan Komunitas 1001 Buku. Meskipun tak banyak kegiatan yang berinteraksi dengan buku secara langsung, Wira mengatakan bahwa basis setiap kegiatan ujung-ujungnya kembali pada dunia bacaan.
Wira mencontohkan lomba kreativitas kostum tradisional. Menurutnya, kreativitas para pesertanya merupakan buah pengetahuan yang diperoleh dari buku. Begitu pula lomba dongeng online, dari bukulah anak-anak belajar tentang dongeng-dongeng tradisional yang ada di Indonesia. "Jadi tetap ada kaitannya dengan buku. Ini semacam trigger supaya anak-anak aktif baca buku," tambahnya.
Suasana Bumi Perkemahan Ragunan siang ini tampak riuh dengan anak-anak usia sekolah dasar yang tampak bersemangat. Sebagian mereka mengikuti ajang kreativitas menghias nyiru, alat untuk menampi beras, mengenai harapan mereka tentang taman bacaan buku masing-masing.
Sementara itu, anak-anak laki-laki tampak asyik di lapak Komunitas Gasing Indonesia. Di sini mereka bisa menyaksikan para pengoleksi gasing memainkan gasing berbagai bentuk dan ukuran dari seluruh pelosok Indonesia. Tak hanya menyaksikan, mereka juga diberi kesempatan untuk memainkannya sendiri. (dikutip dari Kompas)
Bagaimana dengan warga Sumberayu dan sekitarnya..?? Apakah masih ingin mempertahankan Budaya negri ini..?? Padahal dulu pernah ada kelompok yang menamakan diri “Pemuda Pecinta Budaya” yang mencoba melestarikan Budaya Bangsa ini dan beranggotakan bukan hanya warga Sumberberas saja, namun juga dari beberapa daerah di sekitar Sumberberas, dan para anggota semua mencintai Budaya dan Kesenian Negeri Indonesia tercinta ini.
Mari kita lestarikan Budaya Bangsa sendiri..!! dan jangan meniru total dari budaya import..!! ternasuk budaya dari Arab dengan alasan Agama, karena Agama itu adalah termasuk salah satu dari hasil kebudayaan. Dan jangan mencampurkan anatara Ajaran Agama dan Kebudayaannya..!