29 Oktober 2012

Mempertanyakan Eksistensi Pemuda di Era Modern


Kilas Sumberayu- Siapakah Pemuda itu..?? Dalam hal ini yang dimaksud pemuda adalah generasi muda yang masih dalam usia produktif, tidak memandang jenis kelamin ataupun golongan, yaitu Pemuda Indonesia atau yang masih merasa sebagai pemuda Indonesia, namun...'Masih adakah eksistensi pemuda di era modern ini yang berfikir dan bergerak untuk bangsa, negara dan tanah airnya..?' Karena memang saat ini semakin banyak kaum muda yang seperti salah jalan atau salah asuhan sehingga sering terjadi tawuran atau hal-hal negatif lainnya yang dilakukan oleh anak-anak muda, meski tidak jarang orang-orang tua juga melakukan hal yang sama, atau mungkin merka berfikir 'Sayalah yang paling benar'

Sebelumnya pada hari Minggu 28 Oktober 2012 09.15 WIB, Karang Taruna 'Cipta Wira Mukti' mengadakan upacara untuk memperingati hari Sumpah Pemuda di lapangan Sumberberas kemudian malam harinya Karang Taruna 'Cipta Wira Mukti' desa Sumberberas kecamatan Muncar mengadakan dialog kepemudaan dengan tema 'Mempertanyakan Eksistensi pemuda di Era Modern'. Karang Taruna 'Cipta Wira Mukti' mengundang anggota organisasi kepemudaan dari 10 desa yang berada di wilayah kecamatan Muncar dengan nara sumber Mustholi, Dadang Wahyu (komisi 3 DPRD Banyuwangi), Langlang Sitegar dan dimoderatori oleh G Siswoyo. Suasana dialog lumayan hidup dan tampak terlihat semangat Pemudanya untuk mendobrak sitem yang sekarang ini terasa menjajah dan mengintidasi kaum muda dengan berbagai dalih serta birokrasi yang ribet

Dadang Wahyu sebagai nara sumber mengatakan bahwa pemuda sekarang kurang terarah, terutama di wilayah pendidikan, sudah anggarannya besar namun outputnya tidak tepat sasaran, sudah mengenyam pendidikan tinggi namun masih saja sering membuat kekacauan yang berdampak negatif bahkan sampai merugikan diri sendiri seperti tawuran dll. "Mungkin pemuda sangat kesulitan mencari tauladan yang baik," ungkapnya

Jika dulu Presiden Sukarno meminta 10 pemuda untuk menggoncang dunia, mungkin bisa dilakukan karena memang beliau sudah eksis dalam bertindak dan berfikir untuk perubahan sejak usia muda, namun jika yang diberikan pemuda sekarang jelas tidak bisa, jangankan 10 seribu atau sejutapun tidak bisa, karena pemuda sekarang yang difikir adalah rokok atau sejenisnya, ungkap Mustholi nara sumber pada acara dialog. "Persatuan jangan hanya adfa disaat penderitaan saja," imbuh Mustholi.

Suasana diskusi semakin asik karena dari pertanyaan-pertanyaan peserta memicu jawaban-jawaban yang seakan memicu saling sikut diantara para nara sumber karena masing-masing memiliki basik pemikiran yang berbeda dan bahkan berseberangan, namun justru membuat semangat pemuda untuk berfikir dan bergerak demi kemajuan bangsa Indonesia yang sekarang terpuruk dalam dunia Kapitalis agar bisa memiliki jiwa Nasionalis kembali


Semoga diawali dari Sumberberas ini bisa memicu semangat pemuda di temapt lain untuk berfikir dan bergerak demi Indonesia, paling tidak mempertahankan kebudayaan bangsa, ungkap Langlang Sitegar, "Pemuda harus Sadar Fikiran (cipta), Sadar Rasa sehingga memiliki pengetahuan akan akar budaya dan Sadar Karsa agar bisa mempertahankan budaya leluhur," sambung Langlang

Masih adakah eksistensi Pemuda di Era Modern ini untuk bangsa dan negara Indonesia..?? atau hanya mau eksis jika ada janji 'Pahala' (upah) saja...??

Artikel Terkait

Home