29 September 2015

SELIP DAN GEMPAR


Program kerja pada puskesmas terdiri dari pokok dan pengembangan. Program pokok diantaranya:
  1. Promosi kesehatan (pengembangan desa siaga, pemberdayaan masyarakat dalam PHBS (Perilaku  Hidup Bersih dan Sehat ), pengembangan upaya kesehatan bersumberdaya masyarakat (UKBM).
  2. Kesehatan lingkungan.
  3. Upaya perbaikan gizi.
  4. Kesehatan ibu dan anak.
  5. Upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit menular (Diare, ISPA, Kusta, TB Paru, Demam Berdarah (DBD), Malaria, pencegahan dan penanggulangan Rabies).
  6. Pelayanan imunisasi.
  7. Pengamatan penyakit (Surveylen Epidemiologi).
  8. Pengobatan (pengobatan dan laboratorium).

Program pengembangan terdiri:
  1. Puskesmas dengan rawat inap.
  2. Upaya kesehatan usia lanjut.
  3. Upaya kesehatan mata/pencegahan kebutaan.
  4. Upaya kesehatan telinga.
  5. Kesehatan jiwa.
  6. Kesehatan olah raga.
  7. Pencegahan penanggulangan penyakit gigi dan mulut.
  8. Perawatan kesehatan masyarakat.
  9. Bina kesehatan tradisional.
  10. Bina kesehatan kerja.
  11. Pemberdayaan masyarakat dalam PHBS.
  12. Pengembangan UKBM.
  13. Program gizi.
               
Program pencegahan penanggulangan penyakit gigi dan mulut meliputi: pembinaan kesehatan gigi di posyandu (target minimal 20%), pembinaan kesehatan gigi pada TK (target 100%), pembinaan dan bimbingan sikat gigi masal pada anak SD (target 100%), perawatan kesehatan gigi pada anak SD (target 100%), murid SD paripurna mendapat perawatan kesehatan gigi (target minimal 40%), rasio gigi tetap yang ditambal dan dicabut (target 50%), bumil yang mendapatkan perawatan gigi dan mulut (target minimal 20%)
              
Kesehatan gigi dan mulut mulai awal sampai sekarang selalau menjadi peran tambahan, belum pernah menjadi fokus peran.  Padahal kondisi kesehatan di dalam rongga mulut selalu menjadi fokus infeksi.  Keberadaan dokter gigipun selama ini masih jarang menjadi peran utama.
               
Melalui sistim atau sebuah trik “Selip dan Gempar” siapapun ...apapun ...dapat menyelipkan sesuatu  kemanapun sehingga menghasilkan kondisi yang mampu menggemparkan segalanya. Menjadi penanggung jawab program pengembangan dalam program dinas kesehatan pada Puskesmas  justru menjadi sebuah keuntungan, oleh karna mempunyai beban yang lebih ringan jika dibandingkan dengan program utama. Seperti mempunyai sayap yang bebas terbang dan hinggap dimanapun seperti yang kita suka. Peluang besar sangat menjajikan untuk mencuri  sebuah  perhatian.
               
MDGs kepanjangan dari Melennium Development Goals di sebut juga “Tujuan Pembangunan Milenium”  merupakan paradigma pembangunan global yang dideklarasikan Konfrensi Tingkat Tinggi Milenium oleh 189 negara anggota Perserikatan Bang-Bangsa (PBB) di New York tahun 2000. Deklarasi tersebut menghasilkan paket ke arah pembangunan global, diantara isinya adalah:
  1. Menanggulangi kemiskinan dan kelaparan.
  2. Mencapai pendidikan dasar untuk semua.
  3. Mendorong kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan.
  4. Menurunkan angka kematian anak.
  5. Meningkatkan kesehatan ibu.
  6. Memerangi HIV-AIDs.
  7. Memastikan kelestarian lingkungan.
  8. Membangun Kemitraan global.

Puskesmas merupakan pusat kesehatan masyarakat adalah sebuah wadah sebagai pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan. Menjalankan programnya, puskesmas didanai oleh beberapa sumber diantaranya: BOK (Bantuan Operasional Kesehatan), BPJS/JKN (Badan Penyelenggara Jaminan Sosial/Jaminan Kesehatan Nasional) dan khusus di Banyuwangi ada JPKMB (Jaminan Pelayanan Kesehatan Masyarakat Banyuwangi).
              
Kata dasar selip jika diberi awalan me... menjadi menyelip artinya menyelinap, menyusup, menyelipi. Karna program pengembangan, program gigi dan mulut harus bisa menyusup ke semua program baik utama ataupun pengembangan selagi kesempatan itu ada. Gempar berati geger atau ramai. Program gigi dan mulut ada kesempatan untuk meramaikan keadaan, termasuk ke segala program dan kegiatan selagi penyelenggara pintar menghitung waktu serta kreatif dalam sebuah peran.
               
Dana Bantuan Operasional Kesehatan menurut juknis BOK 2015 (www.gizikia.depkes.go.id/.../PETUNJUK-TEKNIS-BOK-TAHUN-2015) tidak boleh dimanfaatkan untuk: Upaya kuratif dan rehabilitatif, gaji uang lembur dan isentif, pemeliharaan gedung, pemeliharaan kendaraan, biaya listrik telepon dan air, pengadaan obat vaksin regensia dan alat kesehatan, serta biaya transfortasi rujukan pasien. BOK 2015 melanjutkan 2014 di prioritaskan pada kegiatan yang erat dengan tujuan pembangunan Milenium MDGs.
               
Penyelenggaraan Mini Lokakarya dalam penyusunan Rencana Pelaksanaan Kegiatan( RPK ) atau Plan Of Action( POA ) program gigi dan mulut dapat membaca dan mencari kesempatan pada segala agenda kegiatan asal tidak terlalu mengambil waktu lama dalam menyelipkan sedikit programnya, yang penting tujuan utama mengena.
               
Kegiatan penjaringan kesehatan pada anak sekolah Screening program gigi dan mulut otomatis masuk di dalam nya oleh karna ada form OHIs (Oral Hygiene Index Simplified/ kebersihan gigi) pada setiap anak. Untuk kegiatan kesehatan reproduksi bagi remaja dan calon pengantin program gigi dan mulut dapat menyisipkan/menyelipkan sebuah penyuluhan tentang cara merawat gigi pada usia puber bagi remaja serta persiapan perawatan gigi pada saat kehamilan oleh karna perkembangan hormon dan persiapan perawatan gigi balita. Jika ingin menambah kunjungan dokter gigi bersama perawat gigi dengan mudah melakukan pemeriksaan. Pencarian surat sehat anak apras yang akan mengikuti kegiatan program gigi dan mulut mempunyai kesempatan menambah kunjungan bersamaan penyuluhan HIV-AIDs sedini mungkin.
              
Usaha Kesehatan Masyarakat (UKM) dan Usaha Kesehatan Gigi Masyarakat (UKGM) kerjasama dengan lintas sektor program gigi dan mulut dapat menyelipkan edukasi pada masyarakat berdasarkan agenda pertemuan kader desa sekalian pembinaan kader agar dapat melanjutkannya pada masyarakat dan balita melalui kegiatan posyandu yang di bina oleh bidan wilayah. Di sini dokter gigi dapat memberikan sentuhan yang berlanjut pada jatwal yang sudah disingkronkan dengan bidan setempat dan dievaluasi pada pertemuan kegiatan posyandu berikutnya.
               
Pertemuan kegiatan Refresing kader program gigi dan mulut dapat juga ikut-ikut atau selip-selip perawatan gigi melalu kader yang sudah berkumpul sekalian evaluasi sebuah pengetahuan kesehatan gigi kader pada kemauan semangat mereka ikut dalam memintarkan masyarakat.
                
Berdasarkan undang-undang no 24 tahun 2011 BPJS akan menggantikan sejumlah lembaga jaminan sosial yang ada di Indonesia ( PT ASKES dan PT JAMSOSTEK ). Program BPJS sekarang yang lagi ngetren adalah Prolanis yaitu sebuah pembinaan dan pemantauan pengguna kartu BPJS yang mempunyai penyakit kronis agar selalu terkontrol. Sasaran kebanyakan para manula oleh karna orang-orang usia tua biasanya mulai banyak muncul beberapa penyakit yang sebelumnya tidak terdapat ketika muda. Kegiatannya mulai dari senam bersama, pengecekan kadar gula, pengukuran tekanan darah dan penyuluhan sebagai pengetahuan.
               
Program gigi dan mulut disini mempunyai kesempatan untuk menyelipkan pembinaan tentang menjaga  kesehatan dan mengatasi sakit  gigi dan mulutnya pada peserta BPJS Prolanis. Sebab kebanyakan manula mempunyai masalah ompong  dan sisa akar pada giginya.
               
JPKMB (Jaminan Kesehatan Masyarakat Banyuwangi) jelasnya pada Perbub  pedoman JPKMB Banyuwangi (www.banyuwangikab.go.id) merupakan sumber alokasi selain   BOK berkaitan dengan MDGs dan BPJS, puskesmas ada kesempatan memperlancar programnya tanpa hambatan yang begitu berarti, dan khusus masyarakat Banyuwangi masih mempunyai kesempatan  mendapat fasilitas  kesehatan istimewa dari pemerintah daerah. Dari JPKMB puskesmas  mudah untuk alokasinya adalah pada perjalanan dinas dan PMT(Pemberian Makanan Tambahan) pada balita yang membutuhkan dan sudah terdata. Sehingga program gigi dan mulutpun ada kesempatan untuk melakukan pembinaan perawatan khusus atau tambahan pada mereka dengan persetujuan bidan wilayah yang mengawasi mereka melalui kegiatan posyandu.
              
Melalui inovasi selip dan gempar program gigi dan mulut mudah untuk menyelipkan dan menggemparkan DHE (Dental Health Education) di segala kesempatan pada setiap program. Sehingga program-program lain sampai merasa kurang nyaman jika belum ada selip dan gempar. Dan masyarakatpun akan semakin pintar tentang sebuah perawatan sehari-hari atau perawatan 6 bulanan pada kebutuhan gigi dan mulut mereka. Masyarakat akan sangat butuh pada keberadaan fasilitas kesehatan, baik masalah gigi dan mulut ataupun kesehatan lainnya karena merasa saling berkaitan dan berkesinambungan. Jika kondisi sudah seperti ini petugas kesehatan tidak terlalu capek melakukan promosi kesehatan sebab perwakilan juga sudah berada dimana-mana. Permasalahan gigi sering menjadi fokus infeksi berubah menjadi fokus perhatian yang menggemparkan atau meramaikan segala situasi  dan keadaan.

Nana Ono

Artikel Terkait

Home