13 September 2012

Banyuwangi VS Jatim Bagian Barat


Orientasi pembangunan ekonomi yang masih berpusat di kawasan barat Indonesia, dan kota-kota besar harus segera diubah. Untuk mengurangi disparitas ekonomi, kawasan timur Jawa Timur patut dilirik seperti Kabupaten Banyuwangi.


Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas di Surabaya, Kamis (13/9/2012) mengatakan, kawasan timur Jatim bukup prospektif untuk dilirik sebagai pusat pertumbuhan ekonomi baru. "Pertumbuhan ekonomi di Jatim jangan hanya di wilayah barat tetapi juga ke timur sehingga wilayah itu perlu dibenahi terutama menyangkut infrastruktur," katanya.

Apalagi, saat ini beberapa industri besar telah hadir di Banyuwangi, antara lain, PT Semen Gresik Tbk dan PT Semen Bosowa. Di kabupaten tersebut telah disiapkan 600 hektar kawasan industri. Kementerian BUMN juga telah menyiapkan pembangunan pabrik gula modern dan terbesar se-Indonesia dengan kapasitas giling 10.000 ton tebu per hari.

Prospektifnya perekonomian Banyuwangi kini terus dilirik investor. Hal ini tercermin dari langkah sejumlah maskapai penerbangan mulai menggarap rute Surabaya-Banyuwangi. Jika sebelumnya hanya Merpati Airlines yang menerbangi rute tersebut, kini Wings Air/Lion Air ikut menggarap rute tersebut dengan jadwal penerbangan setiap hari.

"Saat ini waktu tempuh Surabaya-Banyuwangi cukup 50 menit dari sebelumnya delapan jam," kata Anas. Selain Bandara Banyuwangi, perekonomian timur Jatim juga ditopang oleh keberadaan Pelabuhan Tanjung Wangi yang terus dibenahi termasuk memperpanjang dermaga. Pelabuhan Tanjung Wangi diharapkan bisa menjadi tempat bagi perusahaan yang berbasis maupun mengincar kawasan timur Indonesia.

"Selain memangkas biaya distribusi karena tak harus ke Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya, pengembangan pelabuhan di kawasan timur Jatim ini bisa memeratakan ekonomi," ujarnya.
Anas menambahkan, pembangunan infrastruktur berdampak signifikan bagi perekonomian masyarakat. Selain bandara dan pelabuhan, pemerintah juga tengah memperbaiki sekitar 300 kilometer jalan terutama untuk membuka akses di kawasan-kawasan yang jauh dari pusat kota.

Selama ini pembangunan ekonomi masih berpusat di Surabaya dan sekitarnya, sehingga hampir 70 persen penyaluran kredit di Surabaya, Malang, Gresik, dan Sidoarjo. Padahal posisi penyaluran kredit di Banyuwangi per Juni 2012 mencapai Rp 5,3 triliun, tumbuh sekitar 33 persen dibanding periode yang sama tahun 2011. Pertumbuhan 33 persen ini melampaui pertumbuhan rata-rata nasional yang hanya sekitar 25,8 persen.

sumber: www.kompas.com

Artikel Terkait

Home