20 Mei 2013

Bangkitlah Pesona Banyuwangi

Seribu gandrung masih membayangi dan menyadarkan lamunan kita yang panjang. Ternyata liukan dari tarian tersebut mampu memukau warga Banyuwangi sendiri, luar wilayah hingga Manca Negara.

Keberhasilan suguhan sebuah keindahan daerah gandrung tidaklah harus membuat kita terlena, karena pesona Banyuwangi yang lain masih menunggu antrian untuk dipublikasikan agar lebih mudah dicari, dinikmati dan disyukuri.

Bertepatan dengan hari Kebangkitan Nasioal sebuah kecamatan bagian selatan wilayah Banyuwangi, yang dipimpin oleh bapak camat Didik melaksanakan upacara bendera.  yang diikuti oleh staf kecamatan, perwakilan anak sekolah, guru dan staf puskesmas di depan halaman kantor kecamatan Siliragung pada pagi tadi  hari Senin tanggal 20 Mei 2013 pukul 07.30 WIB.

Momen tersebut oleh bapak Bupati Banyuwangi H. Abdullah Azwar Anas juga di gunakan untuk mengingatkan warga Banyuwangi melalui seorang camat agar warganya siap segera bahwa pada tanggal 24 sampai 26 Mei 2013 wilayah Banyuwangi bagian selatan tepatnya di pantai Pulau Merah kekecamatan Pesanggaran di laksanakan Surfing Internasional.

Peristiwa tersebut merupakan sebuah pengenalan pesona suatu daerah melalui budaya maupun wisata yang harus semakin dibangkitkan untuk memperkuat Ketahanan Nasional suatu Bangsa.

(Nana Ono)

BERSAHABAT DENGAN SAMPAH (MEMBUAT MOL)

PENGERTIAN SAMPAH 

Bagi pembaca sudah tidak asing lagi dengan istilah sampah, pengertian sampah itu sendiri adalah material sisa  yang tidak di inginkan dari suatu proses. sampah merupakan konsep buatan manusia sedangkan di alam tidak ada istilah sampah. sampah itu sendiri berada pada setiap fase materi : padat, cair maupun gas. sampah dalam skala besar atau dalam skala industri bisa di sebut dengan limbah. 

JENIS-JENIS SAMPAH 

Berdasarkan Sumbernya
1. Sampah Alam
2. Sampah Manusia
3. Sampah Kosumsi
4. Sampah Nuklir
5. Sampah Industri
6. Sampah Pertambangan

Berdasarkan Sifatnya
1. Sampah Organik (dapat diurai)
2. Sampah Anorganik (tidak dapat diurai)

MEMANFAATKAN SAMPAH DI SEKITAR KITA

tidak dipungkiri rasa jijik terkadang menghantui kita tak kala mengolah sampah dan akhirnya enggan bersentuhan dengan sampah. kalau pembaca pengen memanfaatkan sampah hingga punya nilai lebih buanglah jauh-jauh rasa jijik itu. ya namanya sampah, kalau tidak menjijikan namanya bukan sampah. hehehe. yang paling sederhana adalah pemanfaatan nasi basi selain dijemur untuk pakan ternak ternyata nasi basi bisa dibuat MOL (Mikro Organisme Lokal). pasti pembaca bertanya-tanya apa itu MOL. nanti saya terangkan pengertian MOL dan cara pembuatannya. langsung saja lah biar gak tambah penasaran. 


PENGERTIAN MOL

Mikro organisme lokal (MOL) adalah mikro organisme yang dimanfaatkan sebagai stater dalam pembuatan pupuk organik padat maupun pupuk cair. Bahan utama MOL terdiri dari beberapa komponen yaitu karbohidrat, glukosa dan sumber mikroorganism. Bahan dasar untuk fermentasi larutan MOL dapat berasal dari hasil pertanian, perkebunan, maupun limbah organik rumah tangga. (Hadinata, 2008). 

CARA MEMBUAT MOL 
bahan-bahan 

  • Nasi basi secukupnya (kira-kira aja deh hihihihi) 
  • Gula 4 sendok makan 
  • Wadah 

cara membuat 

  • ambil nasi yang sudah basi secukupnya lalu letakkan dalam wadah dan biarkan nasi itu muncul jamur    berwarna orange. kalau bisa nasi ditempatkan di tempat terbuka dan lembab. saya biasah taruh di samping kran pinggir sumur. 
contoh nasi berjamu 

  • campurkan dengan laurutan gula.  ya namanya mikro organisme pasti membutuhkan makanan untuk perkembangbiakannya. maka kali ini kita tambahkan larutan gula sebanyak 4 sendok makan ke dalam air 1 liter. setelah itu masukan larutan gula itu ke dalam wadah yang berisi nasi yang telah jamuran. aduk hingga rata kalau perlu diremas-remas sampai nasinya hancur. agar tangan tetap bersih saya sarankan memakai sarung tangan. 
nasi yang berjamur setelah di tambah larutan gula  

  • Diamkan sampai berbau tape. campuran nasi berjamur dan larutan gula tersebut di diamkan selama seminggu atau lebih hingga larutan tersebut bau seperti tape. kalau larutan sudah berbau seperti tape tandanya larutan sudah jadi dan siap untuk di panen dan dipakai. 
MOL siap panen tandanya berbau tape 
  • pemakaian dan penyimpanan. agar mudah menggunakanya saya masukan dalam galon yang sudah tak terpakai. jadi deh siap pakai kalu mau di siramkan kemedia. oooiya.. bisa juga di simpan di botol air mineral. kalau menyimpan MOL saya sarankan tutup botolnya di kasih lubang, biar botol tidak meledak.  
MOL siap di gunakan




CARA PEMAKAIAN
Untuk pemakaian sebagai stater kompos larutan MOL harus di encerkan dulu dengan perbandingan 1:5 (1 liter MOL di tambah 5 liter air). sedangkan untuk pupuk cair harus di encerkan dengan perbandingan 1:20  (1 liter MOL di tambah 20 liter air). kenapa  harus di encerkan biar larutan MOL tidak pekat sehingga akan merusak media. untuk penyiraman pada tanaman bisa langsung di siramkan ketanaman dengan jarak penyiramnan berikutnya 4-7 hari. 


CARA MEMPERBANYAK MOL
Dari pada membuat MOL berulang-ulang lebih baik memperbanyaknya alias memternakannya. caranya bagi dua MOL ke dalam 2 wadah. misalnya jika kita punya 1 botol MOL. bagi dua ke botol kedua, separuh-separuh. lalu tambahkan air sampai hampir penuh. masukan gula pasir kira2 dua sendok perbotol. beberapa hari kemudia akan terliah larutan MOL di dalam botol menjadi lebih pekat. itu tandanya MOL sudah beranak pinak (hihihihih kayak ayam aja beranak pinak). lakukan cara yang sama untuk membuat MOL di botol-botol berikunya. 


Selesai. Mudah, kan? Sampah di rumah kita jadi bisa lebih bermanfaat ketimbang mengotori sekitar. Sebaiknya memang jangan membuang-buang nasi juga. Nasi sisa jika memang benar-benar bersisa saja untuk kasus tertentu. Ohya, bagi anda yang memegang mazhab “penjijik” alias ga suka yang jijik-jijik, MOL ini berarti ga cocok buat anda


BERSAMBUNG 

14 Mei 2013

PERMISI NUMPANG LEWAT...

Minggu, 12 Mei 2013 Dengan penuh semangat,kami wakil PGRI KEC.MUNCAR berusaha mencari tahu asal muasal Masjid "ajaib" Lawang Sewu di Turen Kabupaten Malang. Masjid "ajaib" Lawang Sewu di Turen Malang ini  sejatinya pondok pesantren (ponpes) tempat berlangsungnya pendidikan Islami bagi anak-anak, remaja dan dewasa. Nama ponpes di Malang Selatan ini adalah Pondok Pesantren Salafiyah Bihaaru Bahri ‘Asali Fadlaailir Rahmah. Nama itu saya tahu dari logo yang tertera di dinding masjid di lantai 8. Ketika saya mulai menyusuri setiap ruangan di dalam Masjid Lawang Sewu, ada sedikit perasaan was-was karena khawatir tersesat. Maklum, that was my first time visiting there (rada gaya sitik hi hi)
Masjid Tiban Lawang Sewu disebut juga sebagai Masjid Pintu Seribu karena memiliki pintu yang berjumlah banyak sekali. Kalau menghitung ya bingung sendiri karena bangunan masjid sepuluh lantai ini memiliki banyak ruangan dan koridor. Rencananya, masjid Turen ini akan dibangun sampai 18 lantai. Masjid Pintu Seribu berada di Desa Sananrejo Kecamatan Turen Kabupaten Malang. Masjid Pintu Seribu di Malang menjadi salah satu tempat wisata murah di Malang karena setiap pengunjung tidak dipungut tiket masuk.(tapi harus daftar di loket tiket untuk masuk dan keluar/hanya untuk cek pengunjung)

Inilah obyek wisata di Malang yang membuat saya stress sendiri. Mengapa saya stress? Saya stress bukan karena saya tersesat diantara ribuan pintu masjid yang sebagian besar berpencahayaan minim. Saya sebel karena terjebak macet di jalan Desa Sananrejo. Waktu itu terjadi kemacetan parah di jalan raya jelang satu kilometer menuju lokasi masjid. Untung kami hanya bawa mobil Elf, jd masih bisa menerobos masuk ke lokasi.

Pemandangan alam paling indah dan menyenangkan saya dapatkan di lantai 8 Masjid Pintu Seribu. Kebanyakan pengunjung tempat wisata di Malang ini akan berkumpul di lantai 8 masjid yang menyediakan food court dan pusat perbelanjaan produk-produk pendidikan Islami. Kebetulan waktu itu hari Minggu sehingga pengunjung pada tumplek blek di lantai 8. Saya lebih tertarik menikmati keindahan alam Malang pada taman bergantung. Selain lantai 8 masih ada dua lantai di atasnya lagi, yaitu lantai 9 dan 10 yang berisikan puluhan tanaman bunga tertanam di dalam pot...
 
Mumpung ada di lokasi tingkat 8 kami tak lupa mencari oleh oleh yg beraneka ragam mulai dari baju koko,tasbeh kayu kaoka dari Turki, aneka songkok dah tak lupa jajanan ala Malang. Untuk lebih greng kami unggah beberapa gambar hasil jepretan hp ala kadarnya.ha ha ha. (kang yit)

12 Mei 2013

BILA SENJA TELAH LEWAT

Terinjak kaki tak patah juga tak mati
terguyur hujan tetap tegar dan terus berjalan
Dia yang terus berjuang
menjadi yang terbaik diatas daunan kering

Mengambang diatas lalu tenggelam
tergantung diujung lalu menghilang
bagai rasa yang dikuliti sejengkal pikiran

masih sendiri . . .
masih sepi . . .
mencoba berlari tapi malah terjatuh dan tak bangkit lagi

Bila senja telah lewat
akankah tetap begini
hanya berjalan diatas mimpi


(by: kadek kimsay)
hingga tubuh ini tak bisa bergerak lagi

11 Mei 2013

PENAMPAKAN ANEH DI MARGONET

Di balik riuhnya pembeli kopi di warung kopi margonet ada pemandangan yang tak lazim mungkin hanya 1 kali ini dalam sejarah perkopian eh maksud saya penikmat kopi. Hehehe. Mereka lagi asik dengan secarik kertas dan bolpoin. Entah apa yang mereka tulis saya juga tidak tahu. Selidik demi selidik, tanya sana sini ternyata mereka lagi menulis naskah buat teater. Wah mereka pandai memanfaatkan situasi, ngopi sambil mencari ide. Semoga ada yang meniru kegiatan yang positif ini.

Kartu Tanda Penduduk Elektronik (e-KTP) Tidak Boleh Difotokopi


Fisik kartu penduduk elektronik (e-KTP) ternyata tidak boleh difotokopi layaknya KTP lama. Sebab, mesin foto copy akan merusak sistem aplikasi teknologi chip yang di e-KTP tersebut. Kepala Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Dispendukcapil) Banyuwangi, Sudjani mengatakan, beberapa waktu pihaknya bersama Dinas Kependudukan seluruh Indonesia mengikuti rapat koordinasi dengan Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri).

Salah satu materi rakor itu, e-KTP tidak boleh difotokopi karena akan merusak sistem aplikasi teknologi chip. Menurut Sudjani, Dispenduk-capil diminta melarang pemegang e-KTP memfotokopi e-KTP. Jika e-KTP sering di fotokopi, maka chip yang berfungsi menyimpan data akan rusak dan hilang. “Kemendagri telat menyampaikan informasi larangan tersebut. Mestinya sebelum dibagikan, informasi itu sudah harus disampaikan,” sesal Sudjani.  Saat ini, lanjut dia, sebagian besar rakyat Banyuwangi sudah memegang dan menggunakan e-KTP.

Sebab, KTP manual sudah ditarik dari para pemegang. Kabid Administrasi Kependudukan Heru Eko Wahyudi menambahkan, jika warga telanjur memfotokopi e-KTP, itu bukan kesalahan warga. Sebab, sebelumnya memang tidak ada sosialisasi terkait larangan memfotokopi. Jika sejak awal ada larangan memfotokopi, kemungkinan besar masyarakat tidak akan melakukan itu. Larangan memfotokopi itu diakui Heru sangat dilematis. Satu sisi, e-KTP tidak boleh difotokopi, sedangkan instansi pemerintah dan swasta saat ini sebagian besar belum memiliki peralatan pendukung e-KTP.

“Kalau semua instansi pemerintah dan swasta sudah memiliki peralatan pendukung, e-KTP itu tidak perlu difotokopi lagi,” katanya. Namun, karena sebagian besar instansi pemerintah dan swasta, kata Heru, tidak me miliki alat pendukung, sehingga e-KTP itu tetap harus di fotokopi. “Perbankan saja belum memiliki pembaca data e-KTP,” katanya. Walau dilematis, tambah Heru, pihaknya tetap menyampaikan larangan memfotokopi e-KTP yang disampaikan Kemendagri tersebut. “Kami akan segera kirim informasi ini kepada camat agar diteruskan ke warga,” tambahnya. (dikutip dari radar)

Mengurus Akta Kelahiran Sekarang Tidak Perlu Sidang

Kabar gembira bagi masyarakat yang hendak mengurus akta kelahiran anaknya. Sejak 1 Mei lalu, Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dispendukcapil) Banyuwangi sudah melayani penerbitan akta kelahiran bayi yang telah berumur satu tahun lebih tanpa harus melampirkan penetapan pengadilan. Kepala Dispendukcapil Banyuwangi, Sudjani mengatakan, menyusul keluarnya putusan Mahkamah Konstitusi (MK) RI, maka warga yang hendak mengurus akta anaknya yang berusia satu tahun atau lebih tak perlu melampirkan surat ketetapan pengadilan.

“Sejak 1 Mei pengurusan akta kelahiran bayi berusia satu tahun lebih kami layani tanpa harus melampirkan penetapan pengadilan,” ujarnya Selasa (7/5) Itu berarti syarat-syarat yang di perlukan untuk mengurus akta kelahiran bayi berusia satu tahun atau lebih sama dengan syarat yang harus di penuhi untuk pengurusan akta bayi berusia di bawah satu tahun. “Persyaratan lain yang diperlukan untuk penerbitan akta kelahiran tetap, di antaranya surat nikah, surat keterangan kelahiran asli, kartu keluarga (KK), dan kartu tanda penduduk (KTP) dua saksi,” kata dia.

Menariknya, lantaran saat ini sebagian besar warga sudah memegang KTP elektronik (e-KTP), maka nama dua saksi cu kup dicatat di selembar kertas lengkap nomor induk kependudukan (NIK)-nya. Sebab, Mendagri melarang e-KTP di fotokopi demi menghindari ke rusakan chip penyimpan data di e-KTP tersebut. “Nama dan NIK-nya cukup dicatat. Tidak perlu fotokopi e-KTP,” tandasnya. Lebih lanjut, pengadilan sudah tidak melayani warga yang mendaftar sidang penetapan pengadilan untuk pengurusan akta kelahiran. “Namun, bagi pengurus akta kelahiran yang proses sidangnya sudah berjalan, ya harus dituntaskan,” pungkasnya. (dikutip dari radar)

10 Mei 2013

Avanza vs Beat 2 Meninggal


Kilas Sumberayu- Kamis siang hari 9/5/2013 di sebelah utara Pom Bensin Malasan Leces terjadi tabrakan Avanza vs Beat daengan nopol P 5465 XU. 2 korban meninggal adalah mahasiswi dari UNEJ, Yuni Rahmawati (20) asal Sumberberas Muncar Banyuwangi, membonceng Wiwik Dwi Lestari (20) asal Paiton Probolinggo. Kecelakaan terjadi karena ban kanan depan Avanza yang melaju dari arah Banyuwangi meletus, dan kemudian menabarak Honda Beat yang dikendarai oleh Yuni dan Wiwik dan mengakibatkan Wiwik meninggal dunia di TKP, sdg Yuni meninggal dunia di RSU Probolinggo. info dari akun twitter @MahasiswaJember

09 Mei 2013

AKTIVITAS PASAR SUMBERAYU DI PAGI HARI



Geliat perekonomian pasar sumberayu di mulai sejak dini hari. Beraneka ragam dagangan mereka tawarkan, mulai dari sayur mayur, ikan, bahkan beraneka ragam jajanan juga ada. Saling menawarkan kepembeli itulah ciri khas yang kita temui d pasar tradisional sumberayu. Menjelang siang berangsur angsur pedagang maupun pembeli berkurang. Tinggal beberapa pedang yang dagangan belum habis..

05 Mei 2013

Mobil salah jalur


Mobil Toyota Avansa nopol P1132 VO baru saja nyungsep di pertigaan jalan Arjuna Sumberberas tepatnya di barat pabrik pelampung Fishing Kaio Jepang.
Masyarakat berusaha mendorong mobil tersebut tetapi tidak berhasil,akhirnya pemilik mobil mengundang derek dari Darusslam motor depan MTsN Banyuwagi II.
Menurut informasi yang kami peroleh ternyata pengemudinya masih warga Sumberayu dan masih b e l a j a r...

04 Mei 2013

Pendidikan Nasional mengenalkan anak i love Banyuwangi


Mencintai tanah kelahiran wajib kita lakukan untuk ketahanan Nasional. Dan dalam kesempatan ini bupati Banyuwangi H. Abdullah Azwar Anas, M. Si. menghimbau pada seluruh warga Banyuwangi agar bangga dan mencintai Banyuwangi dengan diawali mempunyai dan memakai kaos belogo "i love Banyuwangi ayo dulur gotong royong mujudaken Banyuwangi lebih baik." Dan hal ini juga dilakukan sebuah pengenalan i love Banyuwangi pada anak usia dini.
Awalnya anak-anak tidak mengerti apa itu i love Banyuwangi? Bersama seorang guru, bagaimana agar sebuah pesan bisa sampai hingga di mengerti bukan menjadi suatu hal yang sulit.
Tersenyum geli serta ada rasa bangga di hati menperhatikan ada saja cara membimbing anak di usia dini..melalui pahlawan tanpa tanda jasa, kaos berukuran mungil bertuliskan i love Banyuwangi dibagi..
Bertepatan pada Hari Pendidikan Nasional, anak-anak usia dini di pagi hari dikumpulkan dilapangan dengan memakai kaos tersebut dan membawa balon diajak berjalan-jalan mengitari jalan terdekat lapangan. Mereka bersuka ria sambil melambai-lambaikan balon indahnya.
Pas banget ...anak-anak walau masih belum mengerti, ya.. paling tidak mereka sudah bisa mengetahui kayak apa sih "i love Banyuwangi?", dan dengan mudahnya bisa melihat logo yg ada di kaos mereka.
Untuk mujudaken( mewujudkan) bagaimana Bayuwangi bisa lebih baik, harus terus berani kita bersama untuk menggali.
( Nana Ono )
Home