Minggu, 12 Mei 2013 Dengan penuh semangat,kami wakil PGRI KEC.MUNCAR berusaha mencari tahu asal muasal Masjid "ajaib" Lawang Sewu di Turen Kabupaten Malang. Masjid "ajaib" Lawang Sewu di Turen Malang ini sejatinya pondok pesantren (ponpes) tempat berlangsungnya pendidikan Islami bagi anak-anak, remaja dan dewasa. Nama ponpes di Malang Selatan ini adalah Pondok Pesantren Salafiyah Bihaaru Bahri ‘Asali Fadlaailir Rahmah. Nama itu saya tahu dari logo yang tertera di dinding masjid di lantai 8. Ketika saya mulai menyusuri setiap ruangan di dalam Masjid Lawang Sewu, ada sedikit perasaan was-was karena khawatir tersesat. Maklum, that was my first time visiting there (rada gaya sitik hi hi)
Masjid Tiban Lawang Sewu disebut juga sebagai Masjid Pintu Seribu karena memiliki pintu yang berjumlah banyak sekali. Kalau menghitung ya bingung sendiri karena bangunan masjid sepuluh lantai ini memiliki banyak ruangan dan koridor. Rencananya, masjid Turen ini akan dibangun sampai 18 lantai. Masjid Pintu Seribu berada di Desa Sananrejo Kecamatan Turen Kabupaten Malang. Masjid Pintu Seribu di Malang menjadi salah satu tempat wisata murah di Malang karena setiap pengunjung tidak dipungut tiket masuk.(tapi harus daftar di loket tiket untuk masuk dan keluar/hanya untuk cek pengunjung)
Inilah obyek wisata di Malang yang membuat saya stress sendiri. Mengapa saya stress? Saya stress bukan karena saya tersesat diantara ribuan pintu masjid yang sebagian besar berpencahayaan minim. Saya sebel karena terjebak macet di jalan Desa Sananrejo. Waktu itu terjadi kemacetan parah di jalan raya jelang satu kilometer menuju lokasi masjid. Untung kami hanya bawa mobil Elf, jd masih bisa menerobos masuk ke lokasi.
Pemandangan alam paling indah dan menyenangkan saya dapatkan di lantai 8 Masjid Pintu Seribu. Kebanyakan pengunjung tempat wisata di Malang ini akan berkumpul di lantai 8 masjid yang menyediakan food court dan pusat perbelanjaan produk-produk pendidikan Islami. Kebetulan waktu itu hari Minggu sehingga pengunjung pada tumplek blek di lantai 8. Saya lebih tertarik menikmati keindahan alam Malang pada taman bergantung. Selain lantai 8 masih ada dua lantai di atasnya lagi, yaitu lantai 9 dan 10 yang berisikan puluhan tanaman bunga tertanam di dalam pot...
Mumpung ada di lokasi tingkat 8 kami tak lupa mencari oleh oleh yg beraneka ragam mulai dari baju koko,tasbeh kayu kaoka dari Turki, aneka songkok dah tak lupa jajanan ala Malang.
Untuk lebih greng kami unggah beberapa gambar hasil jepretan hp ala kadarnya.ha ha ha. (kang yit)