26 Oktober 2016

Cara Pengurusan KTP di Banyuwangi

  
I. PERSYARATAN PENERBITAN KARTU TANDA PENDUDUK (KTP) BARU
A. Telah berusia 17 Tahun atau sudah menikah atau pernah menikah
B. Surat Pengantar RT/RW dan Kepala Desa/Lurah
C. Fotocopy:
  • Kartu Keluarga
  • Kutipan Akta Nikah / Akta Kawin bagi penduduk yang belum berusia 17 tahun
  • Kutipan Akte kelahiran

D. Surat Keterangan Datang dari Luar Negeri yang diterbitkan oleh Instansi Pelaksana bagi Warga Negara Indonesia yang datang dari luar negeri karena pindah.

(Dasar Peraturan Bupati Banyuwangi Nomor 32 Tahun 2010 tentang Petunjuk Pelaksanaan Pencetakan Kartu Keluarga (KK) dan Kartu Tanda Penduduk (KTP) di Kecamatan se-Kabupaten Banyuwangi Pasal 5 Ayat (1))

II. PERSYARATAN PENERBITAN KARTU TANDA PENDUDUK (KTP) KARENA KEHILANGAN ATAU RUSAK
  • Surat keterangan kehilangan dari kepolisian atau KTP yang rusak
  • Fotocopy KK
  • Paspor dan Izin Tinggal Tetap bagi Orang Asing

(Dasar Peraturan Bupati Banyuwangi Nomor 32 Tahun 2010 tentang Petunjuk Pelaksanaan Pencetakan Kartu Keluarga (KK) dan Kartu Tanda Penduduk (KTP) di Kecamatan se-Kabupaten Banyuwangi Pasal 6 Ayat (1))

III. PERSYARATAN PENERBITAN KARTU TANDA PENDUDUK (KTP) KARENA PINDAH DATANG;
  • Surat Keterangan Pindah / Surat Keterangan Pindah Datang;
  • Surat Keterangan Pindah Datang dari Luar Negeri;

(Dasar Peraturan Bupati Banyuwangi Nomor 32 Tahun 2010 tentang Petunjuk Pelaksanaan Pencetakan Kartu Keluarga (KK) dan Kartu Tanda Penduduk (KTP) di Kecamatan se-Kabupaten Banyuwangi Pasal 6 Ayat (2))

IV.    PERSYARATAN PENERBITAN KARTU TANDA PENDUDUK (KTP) KARENA PERPANJANGAN ;
  • Fotocopy KK ;
  • KTP Lama untuk dicabut oleh Kecamatan dan diserahkan ke Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil
  • Fotocopy Paspor dan Izin Tinggal Tetap dan Surat Keterangan Catatan Kepolisian bagi Orang Asing yang memiliki Izin Tinggal Tetap .

(Dasar Peraturan Bupati Banyuwangi Nomor 32 Tahun 2010 tentang Petunjuk Pelaksanaan Pencetakan Kartu Keluarga (KK) dan Kartu Tanda Penduduk (KTP) di Kecamatan se-Kabupaten Banyuwangi Pasal 6 Ayat (1))

V.    PERSYARATAN PENERBITAN KARTU TANDA PENDUDUK (KTP) KARENA  ADANYA PERUBAHAN DATA
  • Fotocopy KK
  • KTP lama
  • Surat Keterangan / bukti perubahan peristiwa kependudukan dan peristiwa penting.

(Dasar Peraturan Bupati Banyuwangi Nomor 32 Tahun 2010 tentang Petunjuk Pelaksanaan Pencetakan Kartu Keluarga (KK) dan Kartu Tanda Penduduk (KTP) di Kecamatan se-Kabupaten Banyuwangi Pasal 6 Ayat (2))

VI.    WAKTU / LAMANYA PENYELESAIAN PENCETAKAN KARTU KELUARGA (KK) DAN KARTU TANDA PENDUDUK (KTP) BERBASIS KECAMATAN
Waktu yang dibutuhkan dalam pelaksanaan proses pencetakan Kartu Keluarga (KK) di Kecamatan paling lama selama 1 (satu) Minggu dan penandatanganannya pada Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Banyuwangi paling lama 1 (satu) Hari ;
Waktu yang dibutuhkan dalam pelaksanaan proses pencetakan Kartu Tanda Penduduk (KTP) di Kecamatan antara 30 (Tiga Puluh)  menit sampai dengan 1 (satu) Hari ;

VII.    BIAYA PENERBITAN  KARTU KELUARGA (KK) DAN KARTU TANDA PENDUDUK (KTP) BERBASIS KECAMATAN
Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Banyuwangi Nomor 14 Tahun 2007 tentang Retribusi  Pendaftaran Penduduk dan Pencatatan Sipil di Kabupaten Banyuwangi, penerbitan  Kartu Keluarga (KK) dan Kartu Tanda Penduduk (KTP) Berbasis Kecamatan tidak dikenakan atau dipungut biaya retribusi (gratis) (banyuwangikab)

Terbang Langsung Jakarta-Banyuwangi

Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas mengatakan penerbangan langsung (direct flight) Jakarta-Banyuwangi akan segera dibuka untuk mempermudah mobilitas sehingga mampu menggerakkan perekonomian Banyuwangi.

Anas menjelaskan pihaknya telah bertemu dengan CEO Sriwijaya Air, Chandra Lie, untuk membahas rute langsung Jakarta-Banyuwangi.


"Beliau menyambut antusias karena memang prospek pasarnya cukup bagus dengan melihat perkembangan Banyuwangi. Dengan adanya direct flight Jakarta-Banyuwangi dan sebaliknya, tentu pariwisata, dunia usaha, dan mobilitas orang akan semakin cepat untuk menggerakkan perekonomian lokal,” ujar Anas, di Banyuwangi, Sabtu (22/10/2016).

Ia mengatakan selama ini, wisatawan baik nusantara maupun mancanegara yang berangkat dari Jakarta menuju ke Banyuwangi harus transit dulu di Bandara Juanda, Surabaya, setelah itu baru menuju ke Banyuwangi.

Kontributor Banyuwangi, Ira Rachmawati Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas bertemu dgn CEO Sriwijaya Air Chandra Lie (batik krem) di kantor milik Sriwijaya Air
Nantinya, dengan direct flight Jakarta-Banyuwangi, wisatawan maupun pebisnis, juga masyarakat umum bisa menghemat waktu karena pesawat akan langsung menuju ke Banyuwangi dari Jakarta.

Saat ini frekuensi rute Surabaya-Banyuwangi telah mencapai tiga kali terbang per hari. Rencananya, per 30 Oktober 2016 bertambah menjadi empat kali terbang per hari.

Rute Jakarta-Banyuwangi, menurut Bupati Anas, diharapkan bisa terealisasi dalam waktu dekat ini. Tim dari pihak maskapai akan segera mengurus izin rute ke otoritas terkait, mulai dari Lembaga Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan Indonesia (Airnav) hingga Kementerian Perhubungan.

”Penerbangan tersebut sudah bisa terealisasi karena secara teknis, ketebalan landasan Bandara Banyuwangi telah bisa didarati pesawat jenis Boeing 737 seri 500,” ujarnya.

Salah satu alasan adanya rute Jakarta-Banyuwangi adalah karena kenaikan jumlah penumpang di Bandara Banyuwangi sangat signifikan. Tercatat penumpang melonjak hingga 1.308 persen dari hanya 7.826 penumpang (2011) menjadi 110.234 penumpang (2015).

Hingga Agustus 2016, bandara tersebut telah melayani lebih dari 71.000 penumpang. ”Sampai akhir tahun, total jumlah penumpang diprediksi sedikitnya 120.000 orang,” pungkasnya. (kompas)

10 Oktober 2016

Lokakarya Tata Kelola Informasi Yang Baik di Desa yang Berdampak pada Buruh Migran


Kilas Sumberayu - Untuk melindungi buruh migran atau paska buruh migran agar menjadi lebih baik, hari ini Senin 10/10/2016 di Balaidesa Sumberberas di adakan Lokakarya Tata Kelola Informasi Yang Baik di Desa yang Berdampak Terhadap Perlindungan dan Pemberdayaan Buruh Migran se Kecamatan Muncar, dengan harapan natinya paska Buruh Migran setelah pulang bisa ikut merubah desanya agar menjadi lebih baik dengan berkomunikasi yang baik, baik itu antar sesama buruh migran, dengan masarakat desanya ataupun dengan pemerintah desa
"Bagaimana nantinya mantan buruh migran setelah kembali ke desanya agar tidak kembali lagi ke luar negeri, dengan mendapatkan pelatihan atau bimbingaan dan agar nantinya disebarkan ke yang lain, untuk mendukung hal itu di Banyuwangi ada program kewirausahaan, dan pelatihan market online," kata pak Camat Muncar pada sambutan acara.

 "Di kecamatan Muncar ada Wifi yang berkecepatan bagus di tiga tempat, yaitu di Kecamatan, desa Sumberberas dan desa Tembokrejo, karena 2 desa ini jadi Pilot Project smart kampung di kecamatan muncar," sambungnya

Dengan mengacu pada Undang undang nomor 6/2014 tentang Kewenangan Desa, untuk melindungi Buruh Migran maka Perusahaan (PJTKI) jika melakukan perekrutan tenaga kerja (Calon TKI) di desa harus melalui Pemerintah Desa, dan jika meniadakan desa (tidak melalui pemerintah desa) maka Pemerintah Fesa berhak untuk membatalkan perjanjian yang dilakukan oleh tenaga kerja dari desanya terhadap perusahaan yang merekrutnya (tidak memberikan tanda tangan), dalam hal ini ditekankan pada PJTKI, karena jika terjadi apa-apa pada buruh migran itu jelas Pemerintah Desanya ikut terkena dampak atau menanggung apa-apa itu, demikian yang disampaikan oleh nara sumber, Nasrun An Nahas dari Malang (pendukung komunitas buruh migran) pendamping desa dari  Malang  untuk tata kelola informasi

"Untuk melindungi Buruh Migran, segala pesaratan dan besar pembeayaan pada TKI juga disampaikan oleh PJTKI kepada Pemerintah Desa, agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, sehingga Pemerintah Desa bisa melindungi warganya yang menjadi TKI," ucap pak Kabul kepala desa Tambakrejo

06 Oktober 2016

Resmi, Pakaian Adat Using Menjadi Pakaian Dinas di Banyuwangi


Pegawai negeri sipil (PNS) Banyuwangi kini resmi menerapkan pakaian adat khas using tiap Kamis.

Hari ini adalah hari pertama pakaian adat using ditasbihkan menjadi seragam baru PNS. Desain baju yang mereka pakai sudah paten. Bagi laki-laki, mereka diwajibkan memakai baju setelan khas using berwarna hitam polos lengkap dengan udeng (penutup kepala using).

Sedangkan bagi perempuan semua wajib mengenakan kebaya hitam bordir polos dan setelan kain jarik bermotif batik using. Lalu bagi perempuan yang sehari-hari mengenakan jilbab, mereka tetap bisa berjilbab, dengan warna yang serasi, saat menggenakan pakaian adat.

Sekretaris Daerah Kabupaten Banyuwangi, Slamet Kariyono menuturkan, pemakaian busana adat ini sesuai dengan Perbup No 27 Tahun 2016 tentang pakaian dinas di seluruh lingkup Pemkab Banyuwangi. Pakaian adat yang diwajibkan tak hanya setelan hitam dan kebaya using saja, tapi batik khas Banyuwangi juga diwajibkan dipakai pada hari Jumat dan Sabtu.

"Model dan desain pakaian semua sudah paten sesuai khasnya suku using. Kalau kain jarik perempuan motifnya bebas asal tetap khas using dan produk Banyuwangi. Dengan begini kita juga belajar untuk tetap nguri-nguri budaya using sekaligus menghidupkan UKM-UKM batik," ujar Slamet Kariyono usai apel pagi ketika ditemui detikcom di halaman Pemkab Banyuwangi, Kamis (6/10/2016).

Usai pelaksanaan apel pagi dan sebelum melanjutkan aktivitas sebagai abdi negara, PNS menyempatkan diri berfoto dengan sejumlah rekan kerja dengan mengenakan baju adat mereka. Setelan jarik bermacam motif batik khas Banyuwangi seperti gajah uling, kangkung setingkes, kopi pecah dan paras gempal mereka padu padankan dengan kain berwarna putih, merah, hijau, biru dan kuning. Mereka terlihat lebih percaya diri dan sama sekali tidak merasa canggung.

"Merasa lebih anggun, lebih cantik dan makin bangga jadi warga Banyuwangi. Dengan cara seperti akhirnya kita juga punya baju using," ujar staf Humas Pemkab Banyuwangi, Ervin Inggar dan Sri Winarni saling bersahutan.

Beberapa PNS lainnya juga sempat mengalami hal yang tak biasa. Beberapa di antaranya menjadi pusat perhatian dan menuai pujian lantaran pakaian adat yang dikenakannya.

"Saat keluar rumah dan di jalan banyak yang bilang, 'Kari sagah! Gawe gedigi saiki?' (Keren sekali! Pakai baju adat begitu sekarang?. Saya jadi makin bangga, lebih gagah rasanya, " ungkap Tulus Hardijono dengan bangga. (detik)

04 Oktober 2016

Maling Daleman Kepergok Warga



Kilas Sumberayu - Maling kepergok, di desa Sumberberas dusun Didomulyo Rw 9 Rt 4. Pelaku ditengarai mengalami penyimpangan seksual, pelaku mengambil sepotong Bh berikut celana dalam wanita untuk dikoleksi. Pelaku merupakan pegawai baru dari toko Jatun Sumberayu, Sumberberas, karena dari pakaian yg dipakainya merupakan pakaian dari toko itu.

Beruntung Perangkat Desa beserta  Ibu Sri Purnanik selaku Kepala Desa Sumberberas dan masyarakat sekitar sigap untuk menangani kasus ini, sehingga tidak sampai babak belur di hajar masa yg geram dalam hal percurian dalaman wanita tsb.




Dari surat - surat yang ditemukan dalam dompet Pelaku berlamatkan di Desa Damlimo kecamatan Tegaldlimo dan bernama  Fatkhur Riza.  Riza melakukan perbuatan seperti ini mulai kelas 1 SMP. Berawal dari seringnya merenung di belakang rumah, Riza mengaku mendapat wangsit dari seorang wanita yang mendatanginya didalam mimpi untuk mengambil celana dalam dan bh yang sudah terpakai.

Kejadian tersebut bermula pada jam 10.00 WIB, malam satu suro yakni Selasa Pahing bertepatan dengan acara pagelaran wayang kulit Sumberberas Festival.

Setelah beberapa saat kemudian kedua orang tua dari Riza didatangkan untuk dimintai keterangan soal penyimpangan seksual yang di alami Riza tersebut, dan orang tuanya membenarkan adanya masalah tersebut, terutama dibulan suro seperti ini. Untuk pembinaan lebih lanjut Ibu kepala Desa Sumberberas, Sri Purnanik menyerahkan Riza kepada orang tuanya untuk dibawa ke psikiater guna memantau keadaan mental yang dialami Riza. (Aand)

03 Oktober 2016

Puncak Acara Festival Sumberberas


Kilas Sumberayu - Malam ini Senin, 3 Oktober 2016 diadakan pagelaran Wayang Kulit semalam suntuk dengan dalang Ki Yuwono Lebdo Carito lakon Sesaji Raja Soya, yang merupakan puncak acara dari Festival Sumberberas (Sumberberas Festival). Festival Sumberberas ini dimulai dengan acara Agustusan dengan lomba-lomba seperti umumnya acara Agustusan untuk memeriahkan HUT RI, Kerjabakti, Istighosah dan Doa Bersama antar umat beragama, Khitanan Masal, Konser Amal Cah Edan dan ditutup dengan Pagelaran Wayang Kulit.

Pada acara malam ini merupakan acara pembagian hadiah kepada para pemenang lomba Agustusan, dan penyampaian santunan kepada Yatim Piatu dan Kaum Duafa, dana santunan yang disampaikan adalah perolehan dari penggalangan dana oleh Pasukan Cah Edan yang di prakasai oleh Cah Edan (Arif Citenx) bersama Ben Edan dengan jumlah Rp22.050.000,- yang disampaikan langsung secara simbolis oleh Arif Citenx 

"Kegiatan atletik ana-anak (atletic kid) sekecamatan muncar akan dilatih di Stadion Purwa Anoraga Sumberberas," ucap Bu Kades Sri Purnanik pada sambutan acara 

"Sumberberas merupakan desa percontohan sekecamatan Muncar bahkan sekabupaten Banyuwangi," ungkap Pak Camat Muncar pada sambutan acara malam ini. "Semoga saja masarakat Sumberberas mau bikin acara Bakar Ikan Bersama, agar bisa masuk MURI," sambungnya di akhir sambutan acara

Festival Sumberberas ini akan ditutup dengan acara Ruwatan Murwa Kala besok pagi, Selasa, 4 Oktober 2016. Sumberberas Memang Luar Biasa

Hati-hati..! Angin Kencang Sampai November

BANYUWANGI – Sesuai dengan prediksi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), musim peralihan dari musim kemarau ke musim  hujan kondisi cuaca sedang tidak stabil. Angin kencang disertai hujan lebat masih saja menghantui  wilayah Banyuwangi.



Bahkan diprediksi, angin kencang masih terus terjadi hingga bulan November mendatang. Kabid Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Banyuwangi, Eka Muharam Suryadi mengatakan, potensi angin kencang disertai hujan saat musim peralihan  seperti saat ini hampir terjadi di seluruh wilayah  Banyuwangi.

Namun, pihaknya memetakan ada beberapa kecamatan yang paling sering dilanda angin kencang saat cuaca ekstrem seperti ini. ”Kecamatan Gambiran, Srono, Cluring, Genteng dan Tegaldlimo rawan terkena angin kencang,” kata Eka.

Dia mengatakan, daerah yang  disebutkan tadi rawan lantaran kontur tanah di sana sangat datar dan banyak permukiman penduduknya. Jadi, jika ada angin kencang berembus secara otomatis angin tidak ada yang menghalangi dan berembus bebas ke rumah-rumah  warga.

”Karena datar tidak halangan, beda kalau ada di daerah Kecamatan  Banyuwangi, di sini kontur tanahnya ada yang tinggi ada yang rendah, jadi potensi kerusakan akibat angin kencang lebih minim,” kata Eka.

Imbas dari angin kencang yang terjadi ternyata tidak hanya di Desa Yosomulyo, Kecamatan Gambiran  saja yang mengalami kerusakan  akibat angin kencang. Di Desa  Kembiritan, Kecamatan Genteng juga dilaporkan banyak rumah yang tertimpa pohon akibat angin kencang  dan hujan lebat yang melanda.

”Di  Desa Kembiritan ada 8 rumah  total kerugian men capai Rp 6 juta,  sementara di Desa Yosomulyo ada sekitar 14 rumah yang tertimpa pohon, total keru giannya sekitar  Rp 20 juta,” tandasnya.

Terkait adanya angin kencang dan hujan lebat yang masih berpotensi terjadi ini, BPBD mengimbau kepada  warga untuk segera memangkas pohon-pohon di dekat rumah yang sekiranya sudah rapuh. Pohon-pohon  yang sudah tinggi dan berbahaya  lebih baik segera dipotong saja untuk menghindari musibah akibat angin kencang yang terjadi.

”Mulai sekarang harus digiatkan kerja bakti memangkas pohon yang sudah rapuh-rapuh demi keamanan. Ini faktor alam, kita harus mengantisipasi sejak dini. Jangan menunggu ada korban baru menebang pohon yang sudah  tinggi, utamanya yang dekat rumah warga,” imbuhnya. (radar)

02 Oktober 2016

Sumberberas dan Cah Edannya


Kilas Sumberayu - Dari rangkaian acara Festival Sumberberas (Sumberberas Festival) yang dimulai dengan acara Agustusan sampai dengan Bersihdesa, Desa Sumberberas menggelar banyak acara, ada lomba-lomba seperti umumnya acara Agustusan untuk memeriahkan HUT RI, Kerjabakti, Istighosah dan Doa Bersama antar umat beragama, Khitanan Masal, Pentas seni dll. Dan pada hari ini Minggu, 2 Oktober 2016 di Sumberberas dari pagi tadi dimulai dengan pawai Ta'aruf atau jalan sehat yang diikuti oleh seluruh siswa sekolahan yang ada di Sumberberas dari TK sampai SMA


Dilanjutkan dengan Sunatan Masal dan pentas musik Band Cah Edan pimpinan Arif Citenx yang didukung oleh banyak band band dari berbagai sekolah yang ada di Banyuwangi dan sekitarnya, juga akan tampil bersama Yon Gondrong yang dikenal dengan julukan One Man Band. Pentas ini gratis hanya diharapkan pengunjung mengisi Kotak Amal yang disediakan di gerbang lapangan Purwa Anoraga, karena memang pentas ini adalah konser amal untuk santunan Yatim Piatu pada esok hari Senin 3 Oktober 2016


Dengan acara konser amal ini Pasukan Cah Edan  menunjukkan aksinya, bahwa Biarpun Edan yang jelas bisa Mengibur Masarakat dan Bermanfaat bagi banyak Kalangan Yang Membutuhkan,  diharap bisa berlangsung terus manfaatnya agar tidak kalah dengan Cah Waras,  dan ini juga merupakan salah satu Keluarbiasaan Sumberberas

Home