BANYUWANGI – Sesuai dengan prediksi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), musim peralihan dari musim kemarau ke musim hujan kondisi cuaca sedang tidak stabil. Angin kencang disertai hujan lebat masih saja menghantui wilayah Banyuwangi.
Bahkan diprediksi, angin kencang masih terus terjadi hingga bulan November mendatang. Kabid Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Banyuwangi, Eka Muharam Suryadi mengatakan, potensi angin kencang disertai hujan saat musim peralihan seperti saat ini hampir terjadi di seluruh wilayah Banyuwangi.
Namun, pihaknya memetakan ada beberapa kecamatan yang paling sering dilanda angin kencang saat cuaca ekstrem seperti ini. ”Kecamatan Gambiran, Srono, Cluring, Genteng dan Tegaldlimo rawan terkena angin kencang,” kata Eka.
Dia mengatakan, daerah yang disebutkan tadi rawan lantaran kontur tanah di sana sangat datar dan banyak permukiman penduduknya. Jadi, jika ada angin kencang berembus secara otomatis angin tidak ada yang menghalangi dan berembus bebas ke rumah-rumah warga.
”Karena datar tidak halangan, beda kalau ada di daerah Kecamatan Banyuwangi, di sini kontur tanahnya ada yang tinggi ada yang rendah, jadi potensi kerusakan akibat angin kencang lebih minim,” kata Eka.
Imbas dari angin kencang yang terjadi ternyata tidak hanya di Desa Yosomulyo, Kecamatan Gambiran saja yang mengalami kerusakan akibat angin kencang. Di Desa Kembiritan, Kecamatan Genteng juga dilaporkan banyak rumah yang tertimpa pohon akibat angin kencang dan hujan lebat yang melanda.
”Di Desa Kembiritan ada 8 rumah total kerugian men capai Rp 6 juta, sementara di Desa Yosomulyo ada sekitar 14 rumah yang tertimpa pohon, total keru giannya sekitar Rp 20 juta,” tandasnya.
Terkait adanya angin kencang dan hujan lebat yang masih berpotensi terjadi ini, BPBD mengimbau kepada warga untuk segera memangkas pohon-pohon di dekat rumah yang sekiranya sudah rapuh. Pohon-pohon yang sudah tinggi dan berbahaya lebih baik segera dipotong saja untuk menghindari musibah akibat angin kencang yang terjadi.
”Mulai sekarang harus digiatkan kerja bakti memangkas pohon yang sudah rapuh-rapuh demi keamanan. Ini faktor alam, kita harus mengantisipasi sejak dini. Jangan menunggu ada korban baru menebang pohon yang sudah tinggi, utamanya yang dekat rumah warga,” imbuhnya. (radar)