06 Oktober 2016
Resmi, Pakaian Adat Using Menjadi Pakaian Dinas di Banyuwangi
Pegawai negeri sipil (PNS) Banyuwangi kini resmi menerapkan pakaian adat khas using tiap Kamis.
Hari ini adalah hari pertama pakaian adat using ditasbihkan menjadi seragam baru PNS. Desain baju yang mereka pakai sudah paten. Bagi laki-laki, mereka diwajibkan memakai baju setelan khas using berwarna hitam polos lengkap dengan udeng (penutup kepala using).
Sedangkan bagi perempuan semua wajib mengenakan kebaya hitam bordir polos dan setelan kain jarik bermotif batik using. Lalu bagi perempuan yang sehari-hari mengenakan jilbab, mereka tetap bisa berjilbab, dengan warna yang serasi, saat menggenakan pakaian adat.
Sekretaris Daerah Kabupaten Banyuwangi, Slamet Kariyono menuturkan, pemakaian busana adat ini sesuai dengan Perbup No 27 Tahun 2016 tentang pakaian dinas di seluruh lingkup Pemkab Banyuwangi. Pakaian adat yang diwajibkan tak hanya setelan hitam dan kebaya using saja, tapi batik khas Banyuwangi juga diwajibkan dipakai pada hari Jumat dan Sabtu.
"Model dan desain pakaian semua sudah paten sesuai khasnya suku using. Kalau kain jarik perempuan motifnya bebas asal tetap khas using dan produk Banyuwangi. Dengan begini kita juga belajar untuk tetap nguri-nguri budaya using sekaligus menghidupkan UKM-UKM batik," ujar Slamet Kariyono usai apel pagi ketika ditemui detikcom di halaman Pemkab Banyuwangi, Kamis (6/10/2016).
Usai pelaksanaan apel pagi dan sebelum melanjutkan aktivitas sebagai abdi negara, PNS menyempatkan diri berfoto dengan sejumlah rekan kerja dengan mengenakan baju adat mereka. Setelan jarik bermacam motif batik khas Banyuwangi seperti gajah uling, kangkung setingkes, kopi pecah dan paras gempal mereka padu padankan dengan kain berwarna putih, merah, hijau, biru dan kuning. Mereka terlihat lebih percaya diri dan sama sekali tidak merasa canggung.
"Merasa lebih anggun, lebih cantik dan makin bangga jadi warga Banyuwangi. Dengan cara seperti akhirnya kita juga punya baju using," ujar staf Humas Pemkab Banyuwangi, Ervin Inggar dan Sri Winarni saling bersahutan.
Beberapa PNS lainnya juga sempat mengalami hal yang tak biasa. Beberapa di antaranya menjadi pusat perhatian dan menuai pujian lantaran pakaian adat yang dikenakannya.
"Saat keluar rumah dan di jalan banyak yang bilang, 'Kari sagah! Gawe gedigi saiki?' (Keren sekali! Pakai baju adat begitu sekarang?. Saya jadi makin bangga, lebih gagah rasanya, " ungkap Tulus Hardijono dengan bangga. (detik)