27 Januari 2017

Motor Di Rampas 4 Orang Laki Laki

Purwoharjo - Polsek Purwoharjo tadi malam telah mengamankan seorang perempuan mengaku bernama Aprilia Silvia Putri. Lahir di Palembang 27 Oktober  2000.  Ia mengaku bertempat tinggal di Desa Kradenan Purwoharjo. Tapi setelah dicek alamat tersebut tidak benar.


Ia juga mengaku sepeda motor  Honda Vario warna putih miliknya dirampas oleh 4 orang laki-laki yang tidak dikenal dan STNK sepeda motor ada di dalam jok. TKP nya di wilayah Kecamatan Purwoharjo.
Kemudian terakhir mengaku bertempat tinggal di Desa Sumberayu Muncar,  ikut kakak keponakan yang bernama Ardiansah, ibunya bernama Sugiyah, bapaknya Jayani.
Saat ini anak perempuan tersebut masih di Polsek Purwoharjo Banyuwangi untuk dilakukan penyelidikan karena keterangannya selalu berubah – ubah. Nomer  HP  yang ia punyai belum ada yang bisa dihubungi.
Teman – teman jika mengenali foto anak tersebut bisa menghubungi ke Polsek Purwoharjo Banyuwangi  (0333) 396310   HP dan WA  081 336 271 314  dengan AIPTU Sunardi  Kanit Binmas Polsek Purwoharjo Banyuwangi.(Nuh). Radio Bintang Tenggara Banyuwangi. (Gndl)

23 Januari 2017

Raperda Pilkades Dibahas Fraksi

BANYUWANGI – Menyongsong pelaksanaan pemilihan kepala desa (Pilkades) serentak tahun ini, DPRD mulai menggodok rancangan peraturan daerah (raperda) yang bakal menjadi payung hukum pesta demokrasi tingkat desa tersebut.
Sebelum melakukan pembahasan bersama tim eksekutif, anggota dewan melakukan pembahasan internal. Ketua Badan Pembentuk Peraturan Daerah (BPPD) DPRD, Khusnan Abadi, setelah diterima dari eksekutif, draf raperda tentang perubahan Perda Nomor 9 Tahun 2015 itu langsung dikirim ke seluruh fraksi.

“Masing-masing fraksi akan melakukan kajian secara internal,” ujarnya. Setelah dikirim ke fraksi-fraksi di DPRD Banyuwangi, tahap selanjutnya raperda tentang pedoman pemilihan, pengangkatan, pelantikan, dan pemberhentian kades itu akan dibahas bersama eksekutif.

“Pembahasan bersama eksekutif tinggal menunggu rapat penjadwalan Badan Musyawarah (Banmus) DPRD,” kata dia. Menurut Khusnan, lantaran raperda perubahan, maka pengajuan draf produk hukum t ertinggi daerah itu tidak membutuhkan naskah akademik. Cukup disertai surat keterangan.

“Pembahasan bersama eksekutif diharapkan sudah berjalan pada Februari,” cetusnya. Khusnan mengaku pembahasan raperda itu bisa dilakukan dalam waktu relatif cepat. Sebab, dalam raperda perubahan Perda Nomor 9 Tahun 2015 itu hanya ada satu pasal yang berubah.

Meski cantolan hukum pelaksanaan pilkades serentak bisa diselesaikan secara cepat, namun pelaksanaan Pilkades serentak 2017 diprediksi baru akan dilakukan pada Agustus mendatang. “Karena ada beberapa desa yang masa jabatan kadesnya baru habis pada Juli. Bahkan, beberapa desa yang lain masa bakti kadesnya akan berakhir November,” pungkasnya.

Untuk diketahui, raperda perubahan tentang perda Pilkades menjadi salah satu raperda prioritas yang akan dibahas awal tahun ini. Pihak eksekutif pun telah mengirimkan surat kepada Ketua DPRD Selasa lalu (3/1). Surat Nomor 188/01/429.011/2017 itu juga dilampiri draf perubahan atas perda tentang pedoman pemilihan, pengangkatan, pelantikan, dan pemberhentian kades tersebut.

Khusnan menambahkan, perda tentang pedoman pemilihan, pengangkatan, pelantikan, dan pemberhentian kades tersebut memang baru disahkan pada 9 Oktober lalu. Namun, menyusul adanya perubahan pasca diterbitkannya putusan Mahkamah Konstitusi (MK), maka diperlukan beberapa perubahan dalam produk hukum tersebut.

“Karena ada gugatan dari seorang Warga Negara Indonesia (WNI) yang dikabulkan MK, maka warga luar desa bisa mencalonkan diri sebagai kades,” kata dia. (radar) (Gndl)

15 Januari 2017

SPP SMA/SMK Rp 70 Ribu Tahun 2017

BANYUWANGI – Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur telah memberikan edaran terkait besaran sumbangan pendanaan pendidikan (SPP) di Kabupaten Banyuwangi. SPP ini diberlakukan bagi sekolah setingkat SMA dan SMK baik negeri maupun swasta yang sejak awal tahun 2017 ini dikelola oleh Provinsi Jatim.


Besaran SPP untuk Banyuwangi ditetapkan dengan kisaran sebesar Rp 70 ribu per bulan untuk SMA. Kemudian Rp 110 ribu untuk SMK nonteknik dan Rp 135 ribu untuk SMK teknik. Besaran ini sama dengan SPP yang ditetapkan oleh Dispendik Provinsi Jatim di Kabupaten Jember.

Sedangkan untuk kabupaten kota dengan SPP tertinggi diberlakukan di kota Surabaya dan Kota Malang dengan SPP SMA sebesar Rp 135 ribu per bulan dan SMK teknik Rp 200 ribu. Terkait penetapan tersebut, Kepala Cabang Dinas Pendidikan Provinsi Jatim Banyuwangi Istu Handono menjelaskan, patokan tersebut masih bisa disesuaikan oleh sekolah.

Bagi sekolah yang sudah cukup dengan nominal itu bisa langsung menggunakan penetapan tersebut sebagai acuan. Sedangkan untuk sekolah yang kebutuhannya melebihi itu, bisa melakukan komunikasi dengan orang tua wali murid untuk memenuhi kebutuhannya.

“Untuk kejelasannya kita masih menunggu rapat koordinasi di Surabaya tanggal 17 Januari nanti. Setelah itu mungkin bisa dipastikan penetapan ini harus dilaksanakan seperti apa di lapangan,” terang Istu. Selama belum ada kaputusan dari Dinas Pendidikan Jatim, sekolah masih bisa melaksanakan kebijakan yang lama atau kebijakan yang ditentukan sekolah.

Setelah ketetapan itu dipastikan, sekolah kemungkinan besar harus menggunakan penetapan itu sebagai acuan dalam menarik SPP kepada siswa. Selama ini setiap sekolah memiliki kebijakan sendiri untuk penarikan biaya pendidikan. Tergantung dengan kebutuhan pengembangan sekolah yang kemudian di rapatkan dengan wali murid.

“Nanti jika sudah ditetapkan kita harap sekolah yang masih merasa kurang bisa benar-benar melibatkan wali murid, bukan asal menentukan jumlah,’’ imbuhnya. Istu menambahkan, jumlah biaya pendidikan yang digunakan dalam acuan penetapan biaya SPP itu adalah biaya minimal untuk penyelenggaraan pendidikan.

Jumlah itu pun sudah dipotong dengan bantuan opera sional sekolah (BOS) yang setiap tahunnya bernilai sekitar 1,4 juta untuk tiap siswa. “Tapi untuk beberapa siswa yang menjadi pemegang Kartu Indonesia Pintar (KIP) tetap akan digratiskan oleh sekolah. Bahkan terkadang dibantu dengan SAS,’’tandas Istu. (radar) (Gndl)

14 Januari 2017

Embung Wringinpitu Mulai Berfungsi

TEGALDLIMO – Proyek pembangunan embung di Desa Wringinpitu, Kecamatan Tegaldlimo yang pernah ambrol, kini sudah berfungsi dengan baik. Malahan, embung yang dibangun oleh Pemerintah Provinsi Jatim itu kini mulai dimanfaatkan untuk mengaliri sawah milik warga.

Salah seorang petani, Paimin, 56, mengaku embung sudah terisi air sejak setahun lalu. Untuk bisa memanfaatkan air, warga mengambil dengan menyedot menggunakan mesin pompa air. “Digunakan kalau pas kekurangan air saja,” cetusnya.
Karena masih sering turun hujan, petani untuk sementara masih belum membutuhkan air dari embung tersebut. Apalagi, tanaman jeruk yang berada di sekitar embung juga sudah mulai berbuah. “Alhamdulillah, sudah bisa menampung air, semoga bisa dimanfaatkan terus menerus,” ungkapnya.

Warga berharap sarana di sekitar embung bisa dimanfaatkan oleh petani. Saat ini, kantor dan toilet rusak dan belum diperbaiki. “Kalau diperbaiki bisa digunakan petani,” ungkapnya.

Dikonfirmasi terpisah terkait keberadaan embung bantuan dari Kementrian Pekerjaan Umum RI, melalui Direktorat Jenderal Sumber Daya Air Balai Besar Wilayah Sungai Brantas itu, Kepala Dinas Pekerjaan Umum Pengairan Banyuwangi, Guntur Priambodo, mengaku embung sudah diserahkan kepada pemerintah desa setempat.

“Pengelolaan dan tanggung jawabnya sudah kami limpahkan kepada pemerintah desa, dan bisa dimanfaatkan melalui himpunan petani pemakai air (HIPPA),” jelas Guntur Priambodo. Embung yang selesai dibangun pada akhir Desember 2014, itu merupakan salah satu solusi untuk mengatasi kekeringan pada musim kemarau.

Embung itu, mampu menampung air yang bisa dimanfaatkan untuk masyarakat sekitar jika musim kemarau panjang. Dari pantauan Jawa Pos Radar  Genteng embung dengan panjang sekitar 65 meter dan tinggi sekitar lima meter itu dikelilingi pagar besi.
Dengan ukuran seperti lapangan sepak bola itu terlihat dipenuhi air dengan ketinggian sekitar mpat meter .

Pagar besi di sebelah selatan embung dibuka karena ada anak tangga yang menuju kolam embung, dan itu digunakan warga untuk keperluan mengaliri sawah. (radar) (Gndl)

03 Januari 2017

Kevin Sanjaya Sukomuljo, Pebulu Tangkis Dunia Asli Banyuwangi, Asal Desa Sumberberas

Didukung Ortu, Tekuni Badminton sejak Usia 5 Tahun. SOSOK Kevin Sanjaya memang sangat fenomenal. Selain karena prestasinya sudah semakin menanjak, ketampanan dari Kevin juga menjadi idola bagi kaum hawa. Saat ditemui Jawa Pos Radar Banyuwangi di Hotel Ketapang Indah, dia sedang bersama keluarganya untuk berlibur di Banyuwangi.
Secara kebetulan, Ketua Persatuan Bulu Tangkis seluruh Indonesia (PBSI) Banyuwangi, Mujiono juga sedang ada di sana bersama Kevin dan keluarganya. Kesempatan bertemu Kevin merupakan sesuatu yang langka di Banyuwangi. Sebab, meski dia adalah orang Banyuwangi, namun saat ini lebih banyak tinggal di Jakarta.

Kedatangnnya ke Banyuwangi untuk merayakan liburan bersama keluarganya. Meski prestasinya sudah merambah dunia, Kevin tidak menunjukkan kesombongannya. Tutur katanya sopan dan sangat humble. Saat diajak berbincang dengan siapa pun, juara satu China Terbuka Super Series Premier 2016 itu terlihat sangat welcome. Seperti diketahui, pemain kelahiran Banyuwangi, 2 Agustus 1995 ini mengawali debutnya pada Kejuaraan Junior Asia 2012 silam, Kevin sempat diberi julukan “Si Anak Ajaib” oleh teman-teman atletnya, maupun para penggemarnya di luar lapangan.

Pukulan-pukulan Kevin yang beragam dan sulit untuk ditebak oleh lawan menjadi alasan mengapa atlet asli Laros ini dijuluki “Si Anak Ajaib”. Kevin saat ini memang merupakan pemain spesialis ganda putra. Prestasi anak kedua pasangan Sugiarto dan Winartin ini sedang menanjak meroket. Terakhir, pada awal Januari 2016 lalu, bersama pasangannya Markus Fernaldi Gideon, Kevin sukses menjadi juara di Malaysia Open Grand Prix Gold 2016 setelah mengalahkan pasangan senior Malaysia, Koo Kien Keat dan Tan Boon Heong. Sebelumnya, sejak dipasangakan dengan Markus Gideon Fernaldi sekitar satu tahun lalu, Kevin beberapa kali naik podium turnamen bergengsi.

Sebelum terkenal seperti sekarang, Kevin kerap diperbincangkan saat dia masih bersaing di level junior. Segudang prestasi mampu dia kumpulkan oleh Kevin. Salah satu prestasi terbaiknya kala itu adalah mampu menjadi finalis World Junior Championship 2013.
Di nomor ganda campuran bersama pasangannya, Masita Mahmudin, menerima kekalahan tipis di laga final dengan skor 18-21 22-20 dan 21-23 atas pasangan Tiongkok, Huang Kaixiang dan Chen Qingchen. Kevin menceritakan, saat kecil waktunya memang lebih banyak dihabiskan di Desa Sumberayu, Kecamatan Muncar. 

Meski berada di desa, namun dunia bulu tangkis sudah dia kenal sejak dia masih berumur 5 tahun. Lapangan bulu tangkis berlantai ubin di belakang rumahnya menjadi saksi bisu awal kesuksesan dari Kevin. ”Saya dulu mulai menekuni bulu tangkis di lapangan bulu tangkis belakang rumah berlantai ubin. Awalnya sering melihat Papa bermain bulu tangkis, terus akhirnya saya tertarik,” kata atlet dengan tinggi 170 cm ini.

Meski usianya masih sangat belia dan postur tubuhnya sangat kecil, tidak menjadi halangan bagi Kevin menekuni olahraga tangkis. Dia terus berlatih untuk bisa bermain bulu tangkis. Secara kebetulan, orang tua Kevin sangat mendukung bermain bulu tangkis.

”Selain karena memang dari bakat saya, dukungan orang tua saya juga sangat berpengaruh besar. Orang tua sangat mendukung saya menekuni bulu tangkis,” ujar pria berusia 21 tahun ini. Dukungan dari orang tua sudah dia rasakan sejak masih duduk di bangku TK.
Saat itu, Sugiarto, ayah Kevin, memberi pilihan untuk memilih bulu tangkis atau serius menekuni pendidikan. Mendapat tawaran itu, Kevin langsung memilih untuk serius menekuni dunia bulu tangkis. ”Awalnya saya memang hanya ikut bermain saja di belakang rumah. 

Karena saya serius akhirnya saya dicarikan pelatih lokal Banyuwangi oleh Papa untuk bermain bulu tangkis. Usia saya waktu itu kalau nggak salah masih 5 tahun,” ungkap atlet yang meraih gelar terbanyak pada kalender turnamen BWF (Badminton World Federation) ini.

Tidak hanya itu, meski masih duduk di bangku TK, Kevin juga sudah mulai bergabung dengan klub bulu tangkis di Jember, yakni di PB Putra 46 Argopuro, Jember. Meski usianya masih belia, Kevin tetap rutin mengikuti latihan ke Jember bersama atlet-atlet bulu tangkis lainnya.

”Dulu saya pemain tunggal. Sejak bergabung dengan PB Djarum Kudus saat SMP, pelatih mulai melirik saya agar menjadi pemain ganda campuran maupun ganda putra,” kata Kevin yang mengaku mengidolakan Sigit Budiarto, pemain bulu tangkis ganda senior Indonesia. Prestasinya saat bermain sebagai pemain ganda semakin menanjak.

Berbagai even naisonal maupun internasional selalu dia ikuti. Juara selalu menjadi langgannya. Berlatih dengan serius merupakan kunci sukses dia yang terus dia jalankan selama ini. Dia pun berpesan kepada pemain bulu tangkis khususnya di Banyuwangi untuk terus giat berlatih dan tetap focus dengan segala impiannya.

”Jangan sia-siakan waktu. Ada peluang hari ini, harus dikerjakan hari ini. Jangan menunggu besok, besok dan besok. Semuda mungkin raihlah cita-cita kalian, dan yang pasti harus jadi diri sendiri,” terang atlet yang pernah bersekolah di SDK Tembokrejo, Muncar ini.

Meski segudang prestasi sudah berhasil dia raih, Kevin tidak berpuas diri begitu saja. Dia terus ingin mengumpulkan gelar juara untuk ke depannya. Yang terdekat ini, Kevin sedang bersiap diri untuk mengikuti turnamen All Enland bersama pasangannya Markus.
”Target tentunya juara. Mohon doanya untuk warga Banyuwangi. Meski saat ini saya tinggal di Jakarta, hati saya tetap Banyuwangi,” tandasnya, Sugiarto, ayah Kevin menambahkan dia memang suka mengajak anak keduanya ini saat bermain bulu tangkis di belakang rumahnya dengan teman-temnnya.

Pilihan untuk bermain bulu tangkis harus segera dijalankan agar anaknya lebih fokus untuk meraih cita-citanya. Bahkan, saat dia sudah mahir bermain bulu tangkis, Sugiarto juga tidak segan-segan untuk mengikutkan anaknya dalam turnamen bulu  tangkis.

”Ikut turnamen biar pengalamannya bertambah. Waktu Kevin kecil sudah pernah saya ikutkan turnamen di Bandung. Saya yang mengantarnya sendiri,” jelasnya. Dia juga berpesan kepada orang tua lainnya khususnya di Banyuwangi agar sedini mungkin untuk mengarahkan anaknya kemana tujuannya kelak.

Jika cita-cita sudah dibangun sejak kecil, tentu itu akan menjadi pondasi diri yang sangat kokoh dan yang pasti, cita-cita yang diinginkan oleh anak akan mudah tercapai jika orang tua memberikan pilihan dan dukungan. ”Tapi perlu diingat, segala prestasi yang diraih jangan membuat kita menjadi orang yang sombong, Prestasi bisa menjadi sebuah semangat baru untuk meraih cita-cita kita yang lebih tinggi lagi,” tandasnya.

Ketua PBSI Banyuwangi, Mujiono mengaku bangga dengan prestasi Kevin saat ini. Tidak hanya berhasil membawa nama Banyuwangi, nama Kevin juga telah menasional bahkan sudah mendunia. Pemkab Banyuwangi melalui PBSI Banyuwangi terus akan memberi dukungan kepada Kevin agar terus mengejar prestasi setinggi  mungkin.

“Kevin bisa menjadi contoh pemain lain di Banyuwangi. Dukungan orang tua dari Kevin juga berperan penting atas prestasi Kevin. Mudah- mudahan ini bisa ditiru oleh orang tua lainnya, karena dengan jika kita berprestasi di dunia bulu tangkis ternyata juga bisa meningkatkan perekonmian kita,” kata Mujiono.

Khusus untuk bulu tangkis di Banyuwangi, pihaknya akan terus melakukan pembinaan pemain sejak usia dini. Kejuaraan Kabupaten (Kejurkab) Bulu Tangkis juga terus ruitn akan dilakukan oleh PBSI Banyuwangi khususnya pembinaan di usia dini.

”Even-even bulutangkis perlu diperbanyak khususnya bagi usia dini. Ini perlu dilakukan agar muncul Kevin baru dari Banyuwangi,” harapnya. Keseriusan Mujiono untuk memajukan bulu tangkis Banyuwangi juga bukan hanya isapan jempol saja. Pihaknya juga berencana membangun sebuah gedung khusus bulu tangkis yang berada di Dusun Tembakon, Kelurahan Banjarsari, Glagah tepatnya di depan Radio GBS FM.

Gedung bulu tangkis itu nantinya juga akan dilengkapi dengan mess pemain, tribun, lapangan parkir dan fasilitas lengkap lainnya.”Nanti akan kasih 4 line di sana. Luas area GOR Bulu Tangkis itu ada sekitar 1 hektare. Tahun ini akan kami garap. Kalau sudah punya gedung khusus bulu tangkis, saya yakin nanti bulu tangkis kita akan lebih maju, peminat bulu tangkis di Banyuwangi ini sangat tinggi. Nanti Mas Kevin juga bisa menjadi pelatih di sini,” terangnya.

Rencana Mujiono ini juga disambut baik oleh Kevin. Sebab sejauh ini Banyuwangi dirasa masih belum memiliki gedung khusus olahraga bulu tangkis. Jika memang benar itu terealisasi, Kevin juga yakin jika nantinya aka nada lagi pemain bulu tangkis dunia yang lahir dari Banyuwangi.

”Setuju sekali jika ada GOR Bulu Tangkis di Banyuwangi. Saya juga sangat mendukung itu,” pungkasnya. (radar) (Gndl)
Home