Sidomulyo- Pembunuhan di Buk Penceng Sidomulyo, Sumberberas diduga bermotif cinta segitiga antara pelaku, korban dan istri korban. Korban bernama Edi Sutrisno bukan penduduk asli Sumberberas, Edi merupakan pendatang dari Situbondo, dan istri korban bernama Pon adalah penduduk Sumberberas tepatnya di daerah Sumberayu, sedang pelaku bernama Imama adalah warga pendatang yang tidak jelas dan berasal dari jember.
Edi dan Pon bermata pencaharian sebagai penjaja mainan anak-anak yang menjajakan dagangannya di pasar Sumberayu dan di tempat-tempat lain ketika ada hiburan desa. Imam adalah pengamen keliling yang menggunakan bas kotak kayu dengan karet sebagai dawainya. Entah Edi dan Pon bertemu Imam di mana, yang jelas Imam sangat akarab dengan Edi dan pon, dan bisa dikatakan tinggal serumah.
Pembunuhan berawal dari pertengkaran antara Edi dan Pon semalam (15/02/2011) desebabkan Pon berselingkuh dengan Imam, dan Edi mengetahuinya sehingga terjadi cekcok mulut, setelah itu Pon mengadu kejadian pada Imam, Imam menghibur Pon, “Besok kamu saya senangkan,” ujar Imam pada Pon.
Dan tadi siang (16/02/2011) tersiar kabar kematian Edi, kabar tersiar kira-kira pukul 11.oo, warga berdatangan untuk berbela sungkawa, karena terlihat jenazah seperti tidak normal kematiannyamaka beberapa warga bertanya sebab musababnya, dan dijawab oleh Pon bahwa Edi terjatuh ketika membetulkan genting, karena didesak pertanyaan jawaban berubah menjadi jatuh ketika membetulkan wuwung (geting paling atas) namun alatnya hanya kursi plastik dan tidak ada yang lainnya.
Karena warga curiga akhirnya beberapa warga menghubungi pernagkat desa dan kemudia lapor pada polisi. Ketika mendengar bahwa lapor polisi Imam mencoba untuk melarikan diri sehingga terjadi kejar-kejaran sampai sejauh kurang lebih 1km dari TKP.
Saat tertangkap warga Imam sempat membuat alibi bahwa dia mau buang hajat sambil beli rokok.
Diduga pembunuhan sudah direncanakan, karena di kamar tempat Edi terbunuh terdapat banyak batu bata dan beberapa batu rejeng yang bersimbah darah, yang Pon bilang itu untuk mengganjal dipan bambu yang sudah tidak berkaki.
Dengan berdasarkan luka-luka yang diderita oleh koban, diduga bebatuan tersebut digunakan untuk menganiaya korban sampai tewas. (informasi dan gambar dari warga yang tidak mau disebut namanya).