27 Maret 2012

SECANGKIR KOPI UNTUK KEKASIH

SECANGKIR KOPI UNTUK KEKASIH

Setiap pagi, siang dan sore Ratri selalu menyediakan secangkir kopi utk kekasihnya, kekasih yg ada di hayalnya, yg ada di awal tidurnya, yg belum pernah dia temui sebelumnya di dunia nyata.gilakah Ratri? Meyakini bahwa suatu saat kekasihnya akan datang utk menikmati kopi buatannya? Hari demi hari bulan berganti tahun dan ini thn ke 8 yach 2012 ......

Mendung mulai menghitam pertanda malam akan tiba, Ratri tertunduk di depan meja di mana secangkir kopi buatanya

Masih utuh seperti hari2 sebelumnya.dadanya mulai sesak menahan air mata agar tidak membasahi pipinya tapi tangis itu meledak, tangis yg tertahan 8thn lamanya, Ratri meremas bajunya, menangis sejadi-jadinya sambil terisak dia berkata

"Duh gusti........................................!!"

Sinar mentari pagi menyelinap dari celah jendela membelai wajah Ratri

"Egh..." Ratri mendesah dan kembali membenamkan wajahnya di balik selimut, memeluk gulingnya rapat-rapat, mengapai kembali angannya masuk ke alam mimipi.

"Aku harus tetap bermimpi," kata Ratri dlm hati.di alam itulah Ratri melukis wajah kekasihnya,membuat skenario tentang smua hal antara dia dan kekasihnya.

"Kring.............." alarm berbunyi, Ratri terperanjak dan bergegas ke dapur "kopi" kata-kata itu sudah terpatri di dalam dirinya

3x sehari harus sll ada , yach....kopi untuk kekasih hatinya. Sambil menunggu air mendidih Ratri membersihkan tubuhnya bernyanyi kecil tentang kekasihnya, membuat syair-syair yang tak sempurna, yang bisa dia nyanyikan sesukanya. selesai mandi. Ratri kembali ke dapur,campuran air,gula dan kopi itu di aduknya pelan2.

"Sayang cepet datang.....," kata-kata itu keluar dari mulutnya. Sebelum berangkat ke ladang Ratri memandangi cangkir yang berisi kopi buatanya, waktunya Ratri menanam bunga bakung, memetik bunganya dan mengantar bunga itu ke toko langananya, toko bunga yang ada di pasar raya.

Siang itu terik mentari cukup menyengat kulit Ratri,belaian sang bayu ikut ambil andil memainkan rambut Ratri yg menari ke kanan dan ke kiri.

"Krak...krak..krekk," bunyi suara di antara kaki Ratri membuat sepeda gayung Ratri terhenti.Ratri turun dari sepedah gayungnya dan matanya tertuju pada rantai yang terlepas dr giginya.

"Rantaiku sayang...kamu kok nakal sih? Aku harus cepat-cepat sampai di rumah untuk buatin kekasihku secangkir kopi," ucap Ratri sebel sambil meraih rantai sepeda gayungnya, meletakan rantai pada posisinya.krak...krak... rantai kembali ke tempatnya. Ratri bergegas mengayuh sepedanya, begitu sampai di rumah "kopi" yach...jatah kopi siang untuk kekasihnya harus dia sediakan secepatnya.kekasih yang entah kapan datang menemuinya.

Adzan ashar berkumandang menigigatkan Ratri akan bunga bakungnya 

"Waktunya menyiram bunga" Ratri berkata sambil bangkit dari tempat tidurnya. Waktu istirahat siang sudah berlalu dan tugas ladang telah menungu.Ratri menyisir rambut ikalnya, gaya rambut kuncir kuda adalah kesukaanya. Ratri berdendang di ladang sendirian dengan gaya menyiram bunga yang sangat tak beraturan.

"Lebih baik di sini....rumah kita sendiri.......segala nikmat dan anugerah yang kuasa......semuanya ada di sini RUMAH

KITA......," ho ho ho.....lagu dr GOD BLESS teryata yang jadi inspirasi dari seorang Ratri dalam menanam bunga bakung di ladangnya.


"Cit...cit...cuit....cuit..." suara dua burung pipit mengelitik telinga Ratri

"Hai pit...kamu liat kekasihku ga?" tanya Ratri pada burung pitpit, ke dua burung itu cuek-cuek saja dan masih tetap bercicit ria di dekatnya.

"Pit kalian dulu ketemunya di mana..? Seneng ya hidup bersama? Pit,suatu saat kekasihku pasti datang........," Ratri berkata sambil merentangkan ke dua tangannya, gerakan itu yang membuat ke dua burung pipit terbang meningalkanya.

"Hoe.... pit kalian mau kemana.....oe.....kalau ketemu kekasihku bilang padanya....aku menungunya.......," teriakan Ratri menghilang di atas ladang, di antara langit yang mulai menghitam, tanda Ratri harus pulang, menyiapkan kopi sore untuk kekasihnya.kekasih yang selalu ada dalam hatinya,dalam setiap gerak hidupnya.

BULAN SATU
Dengan bunga bakung Ratri datang menghadiri pesta perkawinan sahabat karibnya.

"Selamat menempuh hidup baru," Ratri mencium pipi sahabat karibnya memberikan rangkaian bunga bakung buatannya kemudian Ratri menuju tempat duduk yang sudah di sediakan oleh tuan dan nyonya rumah. Ada rasa nyeri di dada Ratri, irikah dia dengan sahabatnya? Ratri memejamkan matanya sesaat, menahan agar air matanya tidak merusak suasana

"Duh...gusti...kapan aku seperti sahabatku itu............?"

VALENTINE DAY
Pesanan bunga bakung yang cukup banyak dari toko langanan, membuat Ratri bahagia,"benar2 hari kasih sayang" Ratri tersenyum sendirian sambil bergumam di atas dipan gubuk ladang.hobby berhayalnya mengelitik angannya, hayal akan kekasihnya... yang datang membawakan bunga mawar, sebagai ucapan sayang untuknya,di hari kasih sayang.

Pulang dari mengantar bunga bakung dari toko langanannya,Ratri berpapasan dengan pria kurus berambut gondrong yang baru keluar dari warung kopi di sudut pasar.

"Selamat siang jeng Ratri....," sapa pria itu.

"Selamat siang mas," jawab Ratri gugup bukan kepalang.,jantungnya berdetak cepat, Ratri merasa mata pria itu menghakiminya. Bukanya Ratri tidak pernah bertegur sapa dengan orang-orang di pasar..bukan itu yang membuat dia kebingungan....tapi fisik pria ini mirip dengan kekasih yang dia hayalkan. Ratri mempercepat langkahnya,bergegas mengayuh sepedanya agar cepat-cepat sampai di rumahnya sesampainya di rumah Ratri  langsung menuju ke dapur menyediakan kopi siang untuk kekasihnya, satu setengah sendok  bubuk kopi dia  tuangkan ke dalam cangkir. 

"Tok...tok...tok...selamat siang.." terdengar  bunyi pintu di ketuk dan di iringi suara orang. Ratri bergegas keluar

"Se. se, seeelamat siang mas," sapa Ratri pada pria di hadapannya

"Siang jeng," jawab pria itu

"Cari siapa mas?!"

"Jeng Ratri"

"Silahkan duduk mas," Ratri mempersilahkan tamunya untuk duduk di kursi yang berada di teras rumahnya.

"Jeng adakah kopi untuk saya siang ini?" kata pria itu  

"Ada mas," jawab Ratri singkat sambil bergegas ke dapur dan kembali ke teras dengan secangkir kopi untuk tamunya.

"Silahkan di minum mas," Ratri berusaha menutupi ke heranannya.

"Boleh saya tungu agak dingin jeng?" pria itu tersenyum sampil mengeryitkan dahinya. Ratri semakin salah tingkah.mata pria itu kembali menghakiminya.

"Silahkan mas"

"Berapa tahun kopi yang jeng Ratri sediakan terbuang sia sia?setahu saya tahun 2012 sudah tahun ke 8 ya jeng?" pria itu kembali bertanya.pertanyaan yang membuat Ratri terpana.

"Lho kok mas tau?" nada suara Ratri agak meninggi

"Saya membaca tulisan jeng Ratri di diding FB, napa jeng?" pria itu kembali bertanya Ratri tidak segera menjawab pertanyaan pria itu, tp malah memutar ingatannya ke tahun di mana dia dekat dengan pria di dunia maya.yang memangil aku" jeng" banyak di dunia itu.tapi yang menyanyikan lagu "rumah kita" cuma 1 orang.

"Jeng...Kok melamun?" suara pria itu membuyarkan ingatan Ratri.

"Boleh saya tau akun sampeyan mas," tanya Ratri ketus

"Boleh saya minum kopinya jeng..?" elak pria itu

"Silahkan mas"

"Kopinya kok pait ya jeng?"

"Masak sih mas?"

"Apa selama ini kopinya sepahit ini jeng?

"Nggak kok mas, tadi waktu saya mau nambahin gula,, saya keluar buka pintu utk mas, lha waktu nuangin air panas,saya lupa masukin gula," kata  Ratri dengan wajah merona

"Ha Ha Ha ...".pria itu tertawa

kiriman dari Arimbi Bwi


Artikel Terkait

Home