28 Desember 2016

Sinergitas Tiga Pilar di Sumberberas


Sinergitas Tiga Pilar dalam rangka Aktualisasi Aman dan Nyaman di Sumberberas giat Kapolsek 1 hari di desa Sumberberas 28 Desember 2016. Acara ini adalah acara safari dari Kapolsek Muncar ke desa-desa setiap minggu di desa sewilayah kecamatan Muncar, biasanya dilaksanakan tiap hari Selasa, namun pada hari ini luar biasa, dilaksanakan di Sumberberas pada hari Rabu

Kegiatan ini dihadiri oleh 122 ketua RT dan 21 ketua RW sedesa Sumberberas, juga elemen masarakat lainnya, seoerti BPD, LPMD dll. Selain acara Sinergitas Tiga Pilar juga ada acara pembagian Insentif pada ketua RT dan ketua RW

"Naik Motor gak pakai helm boleh, asal gak lewat jalan raya, tetapi lewat jalan sawah," ucap Kapolsek Muncar di awal sambutannya. "Aman dan tidak amannya, atau nyaman dan tidak nyamannya lingkungan itu tergantung dari pak RT, termasuk jika ada pernikahan belum cukup umur maka kesalahan di RTnya," sambungnya

Bapak Kapolsek Muncar mengajak kita untuk berbuat kebaikan bersama, dimulai dari tingkat bawah, kepedulian pada lingkungan kita tingkatkan, diawali dari kebersihan lingkungan, usahakan jangan buang sampah di sungai. Juga untuk meningkatkan keamanan lingkungan seperti melaporkan tamu yang menginap, sehingga keamanan benar-benar terjamin 


"Di Jakarta ramai masalah politik dan bom, kita santai saja gak usah dipikir, yang penting lingkingan aman dan nyaman," di akhir sambutan Kapolsek yang kemudian dilanjut acara diskusi untuk menampung harapan masarakat pada Polisi

09 Desember 2016

Penipuan Bermodus Gendam di Parasgempal

Kilas Sumberayu - Hari ini Jumat, 9/12/2016 telah terjadi penipuan bermodus Gendam di daerah Parasgempal Sidomulyo Timur, Sumberberas dengan korban 2 orang. Kejadian bermula pada pukul kurang lebih 14.00 di rumah Mbah Yem (korban) tiba-tiba didatangi 2 orang wanita yang mengaku-aku anak dari siapa gitu yang korban sudah lupa karena tadinya terpengaruh gendam, kemudian kedua wanita tersebut bercerita bahwa janda-janda akan medapat bantuan sembako dan Mbah Yem disuruh mengatar ke rumah janda-janda yang diketahuinya


Oleh Mbah Yem kedua Wanita tersebut diantar ke rumah 3 orang janda, yang salah satunya Mbah Masirah (korban). Pada sata bercerita bahwa akan mendapat bantuan sembako kepada para Janda  kedua wanita tersbut bilang bahwa yang punya perhiasan dimohon untuk dilepas, maka Mbah Yem melepaskan sebentuk cincin emas dan uang Rp250.000,-, sedang Mbah Masirah melepaskan seuntai kalung emas, kemudian diserahkan kepada kedua wanita tersebut, kerena kedua janda yang lainnya (Mbah Katemi dan Mbah Tini) tidak memiliki perhiasan maka oleh kedua wanita tersebut diabaikan

Setelah mendapatkan hasil berupa perhiasan dan uang, maka kedua wanita tersebut bilang kepada Mbah Wahdan (suami Mbah Yem) aagar ikut untuk mengambil sembako bantuan, kemudian dibonceng motor oleh salah satu wanita tersebut. Dan setelah sampai di pertigaan jalan jurusan SMKDU Mbah Wahdan diturunkan, sedangkan kedua wanita tersebut tancap gas kemudian menghilang, berselang agak lama baru Mbah Wahdan sadar jika sudah tertipu

30 November 2016

Kebakaran kecil di Indomaret Sumberayu

Kilas Sumberayu - Hari ini Rabu, 30/11/2016, terjadi kebakaran kecil di Indomaret Sumberayu, kejadiannya kurang lebih pada pukul 18.30 WIB, tiba-tiba meteran listrik meledak dan menyemburkan api, sontak listrik di Indomaret padam dan para pengunjung panik dan berhamburan keluar karena ada kilatan lidah api yang membumbung hampir sampai ke atap



Tidak ada korban atau kerugian materi yang layak untuk diceritakan selain kepanikan dan penggantian Meter Listrik oleh Petugas yang berwenang

21 November 2016

Jalan Ketepilku... Berubah Menjadi Kota Buah Naga..


 Pengaturan Jalan mempengaruhi kelancaran dalam berkendara, sambil menikmati pemandangan sekitar harus taat dengan rambu-rambu yang telah disediakan untuk dinikmati semua pengguna jalan seperti layaknya saat mendapat suguhan kopi sebelum menyusuri rutinitas kerja sehingga serasa sebuah kebutuhan hiburan oleh karena adanya kesadaran terhadap lingkungan sekitar.

Keragaman budaya yang lagi musim harus dimunculkan kembali, serta di tengah krisis kebanggaan terhadab kreasi daerah sendiri..... di daerah yang dulunya hanya sebuah pelosok dengan jalan berbentuk ketepil sebagai tanda mulai masuk kawasan desa Siliragung. Sebuah desa yang asri, air gemericik dari sungai-sungai kecil selalu menghiasi pinggir persawahan membentang sebuah mata pencaharian sebagai petani paling dominan di wilayah tersebut tidak pernah berhenti mengalir yang dapat memberikan kesan sejuk di hati yang mampu menikmatinya.

Pada saat pemerintahan presiden Indonesia Joko Widodo, bupati Banyuwangi Azwar Anas Kepala desa Siliragung bapak Masori, seperti awal sebuah legenda sebuah cerita yang ada kebenaran di dalamnya. Satu tahun kurang lebihnya Siliragung  memoles memperindah jalan-jalan  dimulai dari  yang utama berlanjut pada yang berikutnya. Jika mencatat dalam otak kita dari bebatuan dan kerikil serta beceknya jalan pada musin penghujan membuat enggan untuk bepergian. Gambaran yang mulai memudar oleh kemajuan jaman dan tuntutan keadaan.

Berkali-kali sudah terlewati, desa Siliragung berbenah pada tata letak kota.  Kali ini, pada pertengahan bulan November di akhir tahun 2016 membuat  gambaran seperti patung berbentuk buah naga di atas tugu. Saatnya mengawali sebuah catatan baru bahwa desa Siliragung mempunyai icon Buah Naga. Antara mimpi dan nyata desa Siliragung bercerita menjadi "Kota Buah Naga."

Nana Ono

06 November 2016

Fewtival Ngopi dan Tari Jaran Goyang di Banyuwangi



Festival 'ngopi sepuluh ewu' sukses digelar di desa Kemiren, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur. Ratusan masyarakat dan pengunjung tumpah ruah dan menikmati kopi bersama di sepanjang jalan utama desa adat Suku Using itu.

Pegelaran 'ngopi sepuluh ewu' merupakan puncak dari perayaan hari kopi di Banyuwangi. Meja-meja dan kursi tertata rapi untuk menghidangkan kopi kepada tamu-tamu yang datang.

Festival dibuka dengan penampilan tari-tari asal Banyuwangi pada Sabtu (5/11/2016). Uniknya, tari Jaran Goyang yang mengisahkan tentang kisah percintaan dibawakan oleh sepasang penari cilik berusia 5 tahun.

Para penonton bersorak saat kedua penari cilik itu dengan lincah menari di depan Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas. Keduanya terlihat kompak dan lihai dalam setiap gerakan yang ditampilkan.

"Ini anak-anak yang mencintai tradisi ya. Anak-anak yang membanggakan," kata Bupati Anas usai menikmati penampilan keduanya, Sabtu (5/11/2016).

Acara kemudian dilanjutkan dengan sambutan-sambutan yang disampaikan oleh ketua lembaga adat desa dan dilanjut dengan sambutan dari Bupati. Wabup Banyuwangi Yusuf Widyatmoko juga tampak hadir dalam acara yang mengangkat tema 'Sak Corotan Dadi Saduluran' itu.

"Acara ini murni swadaya masyarakat, artinya Pemda tidak memberikan bantuan gula dan kopi. Kita lihat ini ramai di sepanjang jalan dan itu menunjukkan guyubnya masyarakat Kemiren ini, terima kasih," ujar Anas.

"Ini menguatkan persaudaraan dan mendorong ekonomi masyarakat juga dalam waktu bersamaan," imbuhnya.

Meja-meja memang tampak dipenuhi oleh kumpulan orang yang saling bercengkerama, tertawa hingga berfoto ria. Banyuwangi Coffee Comunity (BCC) juga ikut meramaikan acara. Mereka memberikan edukasi cara menyeduh hingga meminum kopi.

"Kita edukasi masyarakat supaya bisa menikmati kopi dengan baik. Dan di sini gratis, kita beritahu caranya," kata ketua BCC, Teguh.

Wisatawan mancanegara juga tampak hadir di tengah lautan manusia malam ini. Beberapa merupakan pelancong yang baru turun dari kawah Ijen dan sedang menghabiskan waktu di kabupaten berjuluk Sunrise Of Java itu.

Dua orang pelancong Donna Debets dari Netherland dan Philip Leonard dari Inggris mengaku sangat bahagia berada di tengah ramainya festival ini. Keduanya yang sudah lima hari di Banyuwangi sengaja mampir untuk menikmati sendiri kopi di desa yang terletak di bawah kaki gunung Ijen ini.

"We Love coffee so much, it's trully good, trully nice. Banyuwangi coffee very nice and very good coffee," keduanya menjawab kompak.

Mereka mengaku sudah menghabiskan tiga gelas kopi selama pegelaran ini. Festival 'ngopi sepuluh ewu' mengangkat tradisi masyarakat Kemiren yang sejak dulu menyuguhkan kopi bagi tamu-tamu yang mengunjungi mereka.(detik)

26 Oktober 2016

Cara Pengurusan KTP di Banyuwangi

  
I. PERSYARATAN PENERBITAN KARTU TANDA PENDUDUK (KTP) BARU
A. Telah berusia 17 Tahun atau sudah menikah atau pernah menikah
B. Surat Pengantar RT/RW dan Kepala Desa/Lurah
C. Fotocopy:
  • Kartu Keluarga
  • Kutipan Akta Nikah / Akta Kawin bagi penduduk yang belum berusia 17 tahun
  • Kutipan Akte kelahiran

D. Surat Keterangan Datang dari Luar Negeri yang diterbitkan oleh Instansi Pelaksana bagi Warga Negara Indonesia yang datang dari luar negeri karena pindah.

(Dasar Peraturan Bupati Banyuwangi Nomor 32 Tahun 2010 tentang Petunjuk Pelaksanaan Pencetakan Kartu Keluarga (KK) dan Kartu Tanda Penduduk (KTP) di Kecamatan se-Kabupaten Banyuwangi Pasal 5 Ayat (1))

II. PERSYARATAN PENERBITAN KARTU TANDA PENDUDUK (KTP) KARENA KEHILANGAN ATAU RUSAK
  • Surat keterangan kehilangan dari kepolisian atau KTP yang rusak
  • Fotocopy KK
  • Paspor dan Izin Tinggal Tetap bagi Orang Asing

(Dasar Peraturan Bupati Banyuwangi Nomor 32 Tahun 2010 tentang Petunjuk Pelaksanaan Pencetakan Kartu Keluarga (KK) dan Kartu Tanda Penduduk (KTP) di Kecamatan se-Kabupaten Banyuwangi Pasal 6 Ayat (1))

III. PERSYARATAN PENERBITAN KARTU TANDA PENDUDUK (KTP) KARENA PINDAH DATANG;
  • Surat Keterangan Pindah / Surat Keterangan Pindah Datang;
  • Surat Keterangan Pindah Datang dari Luar Negeri;

(Dasar Peraturan Bupati Banyuwangi Nomor 32 Tahun 2010 tentang Petunjuk Pelaksanaan Pencetakan Kartu Keluarga (KK) dan Kartu Tanda Penduduk (KTP) di Kecamatan se-Kabupaten Banyuwangi Pasal 6 Ayat (2))

IV.    PERSYARATAN PENERBITAN KARTU TANDA PENDUDUK (KTP) KARENA PERPANJANGAN ;
  • Fotocopy KK ;
  • KTP Lama untuk dicabut oleh Kecamatan dan diserahkan ke Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil
  • Fotocopy Paspor dan Izin Tinggal Tetap dan Surat Keterangan Catatan Kepolisian bagi Orang Asing yang memiliki Izin Tinggal Tetap .

(Dasar Peraturan Bupati Banyuwangi Nomor 32 Tahun 2010 tentang Petunjuk Pelaksanaan Pencetakan Kartu Keluarga (KK) dan Kartu Tanda Penduduk (KTP) di Kecamatan se-Kabupaten Banyuwangi Pasal 6 Ayat (1))

V.    PERSYARATAN PENERBITAN KARTU TANDA PENDUDUK (KTP) KARENA  ADANYA PERUBAHAN DATA
  • Fotocopy KK
  • KTP lama
  • Surat Keterangan / bukti perubahan peristiwa kependudukan dan peristiwa penting.

(Dasar Peraturan Bupati Banyuwangi Nomor 32 Tahun 2010 tentang Petunjuk Pelaksanaan Pencetakan Kartu Keluarga (KK) dan Kartu Tanda Penduduk (KTP) di Kecamatan se-Kabupaten Banyuwangi Pasal 6 Ayat (2))

VI.    WAKTU / LAMANYA PENYELESAIAN PENCETAKAN KARTU KELUARGA (KK) DAN KARTU TANDA PENDUDUK (KTP) BERBASIS KECAMATAN
Waktu yang dibutuhkan dalam pelaksanaan proses pencetakan Kartu Keluarga (KK) di Kecamatan paling lama selama 1 (satu) Minggu dan penandatanganannya pada Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Banyuwangi paling lama 1 (satu) Hari ;
Waktu yang dibutuhkan dalam pelaksanaan proses pencetakan Kartu Tanda Penduduk (KTP) di Kecamatan antara 30 (Tiga Puluh)  menit sampai dengan 1 (satu) Hari ;

VII.    BIAYA PENERBITAN  KARTU KELUARGA (KK) DAN KARTU TANDA PENDUDUK (KTP) BERBASIS KECAMATAN
Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Banyuwangi Nomor 14 Tahun 2007 tentang Retribusi  Pendaftaran Penduduk dan Pencatatan Sipil di Kabupaten Banyuwangi, penerbitan  Kartu Keluarga (KK) dan Kartu Tanda Penduduk (KTP) Berbasis Kecamatan tidak dikenakan atau dipungut biaya retribusi (gratis) (banyuwangikab)

Terbang Langsung Jakarta-Banyuwangi

Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas mengatakan penerbangan langsung (direct flight) Jakarta-Banyuwangi akan segera dibuka untuk mempermudah mobilitas sehingga mampu menggerakkan perekonomian Banyuwangi.

Anas menjelaskan pihaknya telah bertemu dengan CEO Sriwijaya Air, Chandra Lie, untuk membahas rute langsung Jakarta-Banyuwangi.


"Beliau menyambut antusias karena memang prospek pasarnya cukup bagus dengan melihat perkembangan Banyuwangi. Dengan adanya direct flight Jakarta-Banyuwangi dan sebaliknya, tentu pariwisata, dunia usaha, dan mobilitas orang akan semakin cepat untuk menggerakkan perekonomian lokal,” ujar Anas, di Banyuwangi, Sabtu (22/10/2016).

Ia mengatakan selama ini, wisatawan baik nusantara maupun mancanegara yang berangkat dari Jakarta menuju ke Banyuwangi harus transit dulu di Bandara Juanda, Surabaya, setelah itu baru menuju ke Banyuwangi.

Kontributor Banyuwangi, Ira Rachmawati Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas bertemu dgn CEO Sriwijaya Air Chandra Lie (batik krem) di kantor milik Sriwijaya Air
Nantinya, dengan direct flight Jakarta-Banyuwangi, wisatawan maupun pebisnis, juga masyarakat umum bisa menghemat waktu karena pesawat akan langsung menuju ke Banyuwangi dari Jakarta.

Saat ini frekuensi rute Surabaya-Banyuwangi telah mencapai tiga kali terbang per hari. Rencananya, per 30 Oktober 2016 bertambah menjadi empat kali terbang per hari.

Rute Jakarta-Banyuwangi, menurut Bupati Anas, diharapkan bisa terealisasi dalam waktu dekat ini. Tim dari pihak maskapai akan segera mengurus izin rute ke otoritas terkait, mulai dari Lembaga Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan Indonesia (Airnav) hingga Kementerian Perhubungan.

”Penerbangan tersebut sudah bisa terealisasi karena secara teknis, ketebalan landasan Bandara Banyuwangi telah bisa didarati pesawat jenis Boeing 737 seri 500,” ujarnya.

Salah satu alasan adanya rute Jakarta-Banyuwangi adalah karena kenaikan jumlah penumpang di Bandara Banyuwangi sangat signifikan. Tercatat penumpang melonjak hingga 1.308 persen dari hanya 7.826 penumpang (2011) menjadi 110.234 penumpang (2015).

Hingga Agustus 2016, bandara tersebut telah melayani lebih dari 71.000 penumpang. ”Sampai akhir tahun, total jumlah penumpang diprediksi sedikitnya 120.000 orang,” pungkasnya. (kompas)

10 Oktober 2016

Lokakarya Tata Kelola Informasi Yang Baik di Desa yang Berdampak pada Buruh Migran


Kilas Sumberayu - Untuk melindungi buruh migran atau paska buruh migran agar menjadi lebih baik, hari ini Senin 10/10/2016 di Balaidesa Sumberberas di adakan Lokakarya Tata Kelola Informasi Yang Baik di Desa yang Berdampak Terhadap Perlindungan dan Pemberdayaan Buruh Migran se Kecamatan Muncar, dengan harapan natinya paska Buruh Migran setelah pulang bisa ikut merubah desanya agar menjadi lebih baik dengan berkomunikasi yang baik, baik itu antar sesama buruh migran, dengan masarakat desanya ataupun dengan pemerintah desa
"Bagaimana nantinya mantan buruh migran setelah kembali ke desanya agar tidak kembali lagi ke luar negeri, dengan mendapatkan pelatihan atau bimbingaan dan agar nantinya disebarkan ke yang lain, untuk mendukung hal itu di Banyuwangi ada program kewirausahaan, dan pelatihan market online," kata pak Camat Muncar pada sambutan acara.

 "Di kecamatan Muncar ada Wifi yang berkecepatan bagus di tiga tempat, yaitu di Kecamatan, desa Sumberberas dan desa Tembokrejo, karena 2 desa ini jadi Pilot Project smart kampung di kecamatan muncar," sambungnya

Dengan mengacu pada Undang undang nomor 6/2014 tentang Kewenangan Desa, untuk melindungi Buruh Migran maka Perusahaan (PJTKI) jika melakukan perekrutan tenaga kerja (Calon TKI) di desa harus melalui Pemerintah Desa, dan jika meniadakan desa (tidak melalui pemerintah desa) maka Pemerintah Fesa berhak untuk membatalkan perjanjian yang dilakukan oleh tenaga kerja dari desanya terhadap perusahaan yang merekrutnya (tidak memberikan tanda tangan), dalam hal ini ditekankan pada PJTKI, karena jika terjadi apa-apa pada buruh migran itu jelas Pemerintah Desanya ikut terkena dampak atau menanggung apa-apa itu, demikian yang disampaikan oleh nara sumber, Nasrun An Nahas dari Malang (pendukung komunitas buruh migran) pendamping desa dari  Malang  untuk tata kelola informasi

"Untuk melindungi Buruh Migran, segala pesaratan dan besar pembeayaan pada TKI juga disampaikan oleh PJTKI kepada Pemerintah Desa, agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, sehingga Pemerintah Desa bisa melindungi warganya yang menjadi TKI," ucap pak Kabul kepala desa Tambakrejo

06 Oktober 2016

Resmi, Pakaian Adat Using Menjadi Pakaian Dinas di Banyuwangi


Pegawai negeri sipil (PNS) Banyuwangi kini resmi menerapkan pakaian adat khas using tiap Kamis.

Hari ini adalah hari pertama pakaian adat using ditasbihkan menjadi seragam baru PNS. Desain baju yang mereka pakai sudah paten. Bagi laki-laki, mereka diwajibkan memakai baju setelan khas using berwarna hitam polos lengkap dengan udeng (penutup kepala using).

Sedangkan bagi perempuan semua wajib mengenakan kebaya hitam bordir polos dan setelan kain jarik bermotif batik using. Lalu bagi perempuan yang sehari-hari mengenakan jilbab, mereka tetap bisa berjilbab, dengan warna yang serasi, saat menggenakan pakaian adat.

Sekretaris Daerah Kabupaten Banyuwangi, Slamet Kariyono menuturkan, pemakaian busana adat ini sesuai dengan Perbup No 27 Tahun 2016 tentang pakaian dinas di seluruh lingkup Pemkab Banyuwangi. Pakaian adat yang diwajibkan tak hanya setelan hitam dan kebaya using saja, tapi batik khas Banyuwangi juga diwajibkan dipakai pada hari Jumat dan Sabtu.

"Model dan desain pakaian semua sudah paten sesuai khasnya suku using. Kalau kain jarik perempuan motifnya bebas asal tetap khas using dan produk Banyuwangi. Dengan begini kita juga belajar untuk tetap nguri-nguri budaya using sekaligus menghidupkan UKM-UKM batik," ujar Slamet Kariyono usai apel pagi ketika ditemui detikcom di halaman Pemkab Banyuwangi, Kamis (6/10/2016).

Usai pelaksanaan apel pagi dan sebelum melanjutkan aktivitas sebagai abdi negara, PNS menyempatkan diri berfoto dengan sejumlah rekan kerja dengan mengenakan baju adat mereka. Setelan jarik bermacam motif batik khas Banyuwangi seperti gajah uling, kangkung setingkes, kopi pecah dan paras gempal mereka padu padankan dengan kain berwarna putih, merah, hijau, biru dan kuning. Mereka terlihat lebih percaya diri dan sama sekali tidak merasa canggung.

"Merasa lebih anggun, lebih cantik dan makin bangga jadi warga Banyuwangi. Dengan cara seperti akhirnya kita juga punya baju using," ujar staf Humas Pemkab Banyuwangi, Ervin Inggar dan Sri Winarni saling bersahutan.

Beberapa PNS lainnya juga sempat mengalami hal yang tak biasa. Beberapa di antaranya menjadi pusat perhatian dan menuai pujian lantaran pakaian adat yang dikenakannya.

"Saat keluar rumah dan di jalan banyak yang bilang, 'Kari sagah! Gawe gedigi saiki?' (Keren sekali! Pakai baju adat begitu sekarang?. Saya jadi makin bangga, lebih gagah rasanya, " ungkap Tulus Hardijono dengan bangga. (detik)

04 Oktober 2016

Maling Daleman Kepergok Warga



Kilas Sumberayu - Maling kepergok, di desa Sumberberas dusun Didomulyo Rw 9 Rt 4. Pelaku ditengarai mengalami penyimpangan seksual, pelaku mengambil sepotong Bh berikut celana dalam wanita untuk dikoleksi. Pelaku merupakan pegawai baru dari toko Jatun Sumberayu, Sumberberas, karena dari pakaian yg dipakainya merupakan pakaian dari toko itu.

Beruntung Perangkat Desa beserta  Ibu Sri Purnanik selaku Kepala Desa Sumberberas dan masyarakat sekitar sigap untuk menangani kasus ini, sehingga tidak sampai babak belur di hajar masa yg geram dalam hal percurian dalaman wanita tsb.




Dari surat - surat yang ditemukan dalam dompet Pelaku berlamatkan di Desa Damlimo kecamatan Tegaldlimo dan bernama  Fatkhur Riza.  Riza melakukan perbuatan seperti ini mulai kelas 1 SMP. Berawal dari seringnya merenung di belakang rumah, Riza mengaku mendapat wangsit dari seorang wanita yang mendatanginya didalam mimpi untuk mengambil celana dalam dan bh yang sudah terpakai.

Kejadian tersebut bermula pada jam 10.00 WIB, malam satu suro yakni Selasa Pahing bertepatan dengan acara pagelaran wayang kulit Sumberberas Festival.

Setelah beberapa saat kemudian kedua orang tua dari Riza didatangkan untuk dimintai keterangan soal penyimpangan seksual yang di alami Riza tersebut, dan orang tuanya membenarkan adanya masalah tersebut, terutama dibulan suro seperti ini. Untuk pembinaan lebih lanjut Ibu kepala Desa Sumberberas, Sri Purnanik menyerahkan Riza kepada orang tuanya untuk dibawa ke psikiater guna memantau keadaan mental yang dialami Riza. (Aand)

03 Oktober 2016

Puncak Acara Festival Sumberberas


Kilas Sumberayu - Malam ini Senin, 3 Oktober 2016 diadakan pagelaran Wayang Kulit semalam suntuk dengan dalang Ki Yuwono Lebdo Carito lakon Sesaji Raja Soya, yang merupakan puncak acara dari Festival Sumberberas (Sumberberas Festival). Festival Sumberberas ini dimulai dengan acara Agustusan dengan lomba-lomba seperti umumnya acara Agustusan untuk memeriahkan HUT RI, Kerjabakti, Istighosah dan Doa Bersama antar umat beragama, Khitanan Masal, Konser Amal Cah Edan dan ditutup dengan Pagelaran Wayang Kulit.

Pada acara malam ini merupakan acara pembagian hadiah kepada para pemenang lomba Agustusan, dan penyampaian santunan kepada Yatim Piatu dan Kaum Duafa, dana santunan yang disampaikan adalah perolehan dari penggalangan dana oleh Pasukan Cah Edan yang di prakasai oleh Cah Edan (Arif Citenx) bersama Ben Edan dengan jumlah Rp22.050.000,- yang disampaikan langsung secara simbolis oleh Arif Citenx 

"Kegiatan atletik ana-anak (atletic kid) sekecamatan muncar akan dilatih di Stadion Purwa Anoraga Sumberberas," ucap Bu Kades Sri Purnanik pada sambutan acara 

"Sumberberas merupakan desa percontohan sekecamatan Muncar bahkan sekabupaten Banyuwangi," ungkap Pak Camat Muncar pada sambutan acara malam ini. "Semoga saja masarakat Sumberberas mau bikin acara Bakar Ikan Bersama, agar bisa masuk MURI," sambungnya di akhir sambutan acara

Festival Sumberberas ini akan ditutup dengan acara Ruwatan Murwa Kala besok pagi, Selasa, 4 Oktober 2016. Sumberberas Memang Luar Biasa

Hati-hati..! Angin Kencang Sampai November

BANYUWANGI – Sesuai dengan prediksi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), musim peralihan dari musim kemarau ke musim  hujan kondisi cuaca sedang tidak stabil. Angin kencang disertai hujan lebat masih saja menghantui  wilayah Banyuwangi.



Bahkan diprediksi, angin kencang masih terus terjadi hingga bulan November mendatang. Kabid Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Banyuwangi, Eka Muharam Suryadi mengatakan, potensi angin kencang disertai hujan saat musim peralihan  seperti saat ini hampir terjadi di seluruh wilayah  Banyuwangi.

Namun, pihaknya memetakan ada beberapa kecamatan yang paling sering dilanda angin kencang saat cuaca ekstrem seperti ini. ”Kecamatan Gambiran, Srono, Cluring, Genteng dan Tegaldlimo rawan terkena angin kencang,” kata Eka.

Dia mengatakan, daerah yang  disebutkan tadi rawan lantaran kontur tanah di sana sangat datar dan banyak permukiman penduduknya. Jadi, jika ada angin kencang berembus secara otomatis angin tidak ada yang menghalangi dan berembus bebas ke rumah-rumah  warga.

”Karena datar tidak halangan, beda kalau ada di daerah Kecamatan  Banyuwangi, di sini kontur tanahnya ada yang tinggi ada yang rendah, jadi potensi kerusakan akibat angin kencang lebih minim,” kata Eka.

Imbas dari angin kencang yang terjadi ternyata tidak hanya di Desa Yosomulyo, Kecamatan Gambiran  saja yang mengalami kerusakan  akibat angin kencang. Di Desa  Kembiritan, Kecamatan Genteng juga dilaporkan banyak rumah yang tertimpa pohon akibat angin kencang  dan hujan lebat yang melanda.

”Di  Desa Kembiritan ada 8 rumah  total kerugian men capai Rp 6 juta,  sementara di Desa Yosomulyo ada sekitar 14 rumah yang tertimpa pohon, total keru giannya sekitar  Rp 20 juta,” tandasnya.

Terkait adanya angin kencang dan hujan lebat yang masih berpotensi terjadi ini, BPBD mengimbau kepada  warga untuk segera memangkas pohon-pohon di dekat rumah yang sekiranya sudah rapuh. Pohon-pohon  yang sudah tinggi dan berbahaya  lebih baik segera dipotong saja untuk menghindari musibah akibat angin kencang yang terjadi.

”Mulai sekarang harus digiatkan kerja bakti memangkas pohon yang sudah rapuh-rapuh demi keamanan. Ini faktor alam, kita harus mengantisipasi sejak dini. Jangan menunggu ada korban baru menebang pohon yang sudah  tinggi, utamanya yang dekat rumah warga,” imbuhnya. (radar)

02 Oktober 2016

Sumberberas dan Cah Edannya


Kilas Sumberayu - Dari rangkaian acara Festival Sumberberas (Sumberberas Festival) yang dimulai dengan acara Agustusan sampai dengan Bersihdesa, Desa Sumberberas menggelar banyak acara, ada lomba-lomba seperti umumnya acara Agustusan untuk memeriahkan HUT RI, Kerjabakti, Istighosah dan Doa Bersama antar umat beragama, Khitanan Masal, Pentas seni dll. Dan pada hari ini Minggu, 2 Oktober 2016 di Sumberberas dari pagi tadi dimulai dengan pawai Ta'aruf atau jalan sehat yang diikuti oleh seluruh siswa sekolahan yang ada di Sumberberas dari TK sampai SMA


Dilanjutkan dengan Sunatan Masal dan pentas musik Band Cah Edan pimpinan Arif Citenx yang didukung oleh banyak band band dari berbagai sekolah yang ada di Banyuwangi dan sekitarnya, juga akan tampil bersama Yon Gondrong yang dikenal dengan julukan One Man Band. Pentas ini gratis hanya diharapkan pengunjung mengisi Kotak Amal yang disediakan di gerbang lapangan Purwa Anoraga, karena memang pentas ini adalah konser amal untuk santunan Yatim Piatu pada esok hari Senin 3 Oktober 2016


Dengan acara konser amal ini Pasukan Cah Edan  menunjukkan aksinya, bahwa Biarpun Edan yang jelas bisa Mengibur Masarakat dan Bermanfaat bagi banyak Kalangan Yang Membutuhkan,  diharap bisa berlangsung terus manfaatnya agar tidak kalah dengan Cah Waras,  dan ini juga merupakan salah satu Keluarbiasaan Sumberberas

08 September 2016

Sumberberas Memang Luar Biasa

Kilas Sumberayu - Acara Festival Sumberberas 2016 dalam rangka merayakan hari kemerdekaan Republik Indonesia ke 71, atau yang biasa disebut Karnaval menunjukkan betapa luar biasanya Sumberberas yang hanya merupakan sebuah Desa dengan dua buah Dusun yang terdiri dari 21 RW menyelenggarakan acara perayaan karnaval umun hampir menyamai pada acara karnaval umum yang diselenggarakan kecamatan Genteng



Peserta Karnaval Agustusan desa Sumberberas atau Festival Sumberberas yang diselenggarakan pada hari Rabu 7/09/2016 kemarin terdiri dari 58 regu ditambah dengan 1 regu kehormatan. Peserta karnaval sebenarnya hanya untuk warga Sumberberas, namun tampaknya banyak peserta partisipan dari luar Sumbeberas yang ikut bergabung dengan regu peserta dari Sumberberas untuk ikut memeriahkan acara karnaval



Pada pukul 12.30 WIB regu pertama diberangkatkan setelah regu Kehormatan dan peserta terakhir lewat jalan raya Sumberayu kurang lebih pukul 19.00 WIB. Acara karnaval cukup meriah, peserta tahun 2016 ini tampak lebih antusias dibanding dengan acara tahun 2015 kemarin, dan lebih menunjukkan keragaman Adat dan Budaya dari Nusantara, namun masih tampak penampilan yang kurang bagus mengelilingi mobil yang membawa Sound Sistem, dan itu memang menunjukkan bagaimana Generasi Muda Indonesia saat ini



Yang kurang nyaman dari acara Karnaval kemarin pada penonton kurang tertib dab masih memenuhi jalan yang dilalui peserta, sehingga peserta harus menyempitkan barisan agar bisa lewat dengan nyaman, mungkin tahun depan bisa ditertibkan dengan memarkir kendaraan roda dua di setiap jalan masuk yang mendekati jalan utama, sehingga yang berada di pinggir jalan utama hanya orang-orang tanpa kendaraan.

Videonya bisa dilihat di SINI Atau di SINI

Seperti biasa, setelah acara usai sampah berserakan di pinggir Jalan poros Sumberberas

29 Agustus 2016

Ketentuan Keindahan Merangkai Buah Dan Sayur



Buah dan sayur. Merangkai buah dan sayur dalam menerapkan seni keindahannya sebaiknya memenuhi ketentuan standar yang baku. Bagi pemula biasanya kebingungan apa yang harus dilakukan untuk persiapan. 

Awal yang harus dilakukan adalah mempersiapkan alat-alat. Dalam merangkai buah membutuhkan alat bantu seperti cutter, berbagai macam pisau (tajam, bergerigi), kertas, lem, kayu, kawat dan benda lainya yang mungkin dibutuhkan sesuai macam buah dan sayur yang ada, baru menentukan keinginan serta tema. Ingin merangkai satu macam buah/sayur atau kombinasi berbagai macam. Yang sering di buat hanya semacam biasanya dari buah atau sayur yang ukurannya besar. Misalnya: semangka, labu, pepaya dan lain-lain. Jika satu macam, kebanyakan penekanan pada seni ukir seperti melukis dan memahat membuat suatu bentuk. 

Untuk kombinasi, kita lebih bebas dalam memilih dan menata rangkaian. Tetapi terkadang terjebak yang dapat menyebabkan kebingungan oleh karna terlalu banyak macam buah dan sayur yang telah dikumpulkan. Meskipun begitu hasil rangkaian bisa pula bertema seperti sebuah lukisan laksana cat yang digores di atas kertas kanvas.

Perhatikan dan sesuaikan dengan peristiwa yang sedang berkaitan, misalnya berkenaan dengan hari Kemerdekaan temanya merah putih, hari Ibu temanya kasih sayang ibu dan anak, tema hari Lingkungan cenderung hijau, hari Kesehatan ya... yang berhubungan dengan hal tersebut.

Meskipun tujuan utama adalah keindahan, tapi tetap harus mengingat bahwa buah dan sayur adalah makanan yang dibutuhkan oleh tubuh. Ketentuan yang baku dalam merangkainya harus tetap menjadi rumus yakni tetap harus dapat memenuhi nilai gizi seimbang, bersih dan indah.

Dalam sebuah perlombaan...penentuan penilaian diutamakan pada buah dan sayur yang mudah didapatkan dan tidak layu hingga saat penilaian (awet indah) serta merupakan produk lokal, bukan impor.

(Nana Ono)

27 Agustus 2016

Tradisional Banyuwangi Di Malam Minggu




 Masih suasana kemerdekaan, malam minggu terakhir di bulan Agustus 2016. Tepatnya tanggal 27 Agustus hari ini masyarakat Banyuwangi seperti tradisi-tradisi sebelumnya selalu mengagendakan acara gerak jalan dengan sebutan "Tradisional" sebagai penutupan rangkaian kegiatan peringatan HUT RI di Kabupaten Banyuwangi.

Gerak jalan tersebut terbagi menjadi 3 kategori: 8 km bagi siwa sekolah Dasar beregu, 17 km untuk pelajar Sekolah SMP, SMA dan umum putri. Untuk 45 km untuk umum beregu atau perorangan.

 Untuk yang SD beregu dari wisma atlet gor Tawangalun jam: 07.00, 17 km dimulai dari kantor kecamatan Srono jam: 13.00 sedang yang 45 km dari kantor kecamatan Gambiran jam: 16.00 WIB, cerita p. Didik yang sehari sebelumnya berada di lokasi. 

(Nana Ono)

24 Agustus 2016

Perjalanan Menuju Peringatan Kemerdekaan



 Pesta...ya, pesta...Setiap perayaan peringatan hari kemerdekaan 17 Agustus adalah kebahagiaan, kegembiraan dan kebebasan merupakan hak asasi seetiap manusia.  Ada serentetan cerita dalam sebuah acara. Oleh karena setiap bulan Agustus semenjak 17 Agustus 1945 terjadi peristiwa yang sangat penting dalam sejarah Republik Indonesia, yairu hari merdeka Nusa dan Bangsa Indonesia.

Sejak saat itu sampai sekarang masyarakat Indonesia di berbagai wilayah suku yang berbeda-beda, akhir Juli mulai membuat rencana dengan segala acara untuk mengisi perayaan mengenang kemerdekaan pada bulan Agustus, walau kadang sampai lebih hingga awal bulan September.

Tanggal muda Agustus, pembentukan panitia  Agustusan yang segera dilanjutkan penggalian dana sebagai perwujudan sebuah pengorbanan dari berbagai kalangan masyarakat. Mereka bermaksud merasa ikut berkorban layaknya pejuang kemerdekaan. Kemudian menyusun rencana berbagai acara yang sesuai dan dapat persetujuan dari segala pihak di wilayah setempat.

Setelah acara tersusun matang, biasanya pelaksanaannya berawal dari suguhan berbagai lomba yang diikuti oleh anak sekolah usia dini (PAUD) dan Taman Kanak-Kanak (TK), Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), Sekolah Menengah Atas (SMA) dan masyarakat umum. Dari segi wilayah, mulai dari Pusat, Provinsi, Kabupaten/Kota, Kecamatan Desa dan Rukun Warga atau Rukun Tetangga (RW/RT), mengadakan kegiatan-kegiatan yang menunjukkan kreatifitas yang harus diperjuangkan dalam kesempatan mengisi kemerdekaan. Selain lomba sejak awal setiap wilayah kecamatan ke atas mempersiapkan beregu paskibra yang berjumlah: 17, 8 dan 45 lambang tanggal, hari dan tahun kemerdekaan Negara Indonesia. Paskibra terdiri dari anak muda pilihan tingkat SMA sebagai pengantar pengibaran bendera Merah Putih pada upacara bendera 17 Agustus.

Berbagai lomba selesai dijalankan, tercatat sebagai pemenang telah diarsipkan. Kemudian tanggal 16 Agustus diselenggarakan upacara pengukuhan paskibra dan dilanjutkan kenduri untuk memperingati malam mejelang 17  Agustus. Sesuai dengan tema, biasanya tumpeng yang disuguhkan selain tetap sesuai syarat tumpeng, ditambah khas warna bendera Negara Republik Indonesia, "Merah Putih". Warna tersebut bisa disimbulkan dengan warna asli makanannya atau tambahan bendera Merah Putih kecil yang ditancapkan di antara tumpeng yang telah dihias sedemikian rupa.

Peringatan Kemerdekaan mencapai puncaknya, sebagai detik -detik proklamasi 17 agustus pada pukul: 10.15 kurang lebihnya setiap daerah melaksanakan upacara bendera yang didahului dengan pembacaan teks proklamasi untuk mengenang Sang Proklamator Soekarno dan Hatta. Pada upacara 17 Agustus pada umumnya pemimpin daerah menjadi pemimpin upacara, para undangan memakai pakaian Nasional, para regu barisan berbaris rapi dan selalu ada ketuanya di sebelah kanan barisan. Masih pagi sebelum upacara terkadang didahului sebuah pertunjukan sebagai apresiasi. Pada sore hari juga dilaksanakan upacara kembali sebagai upacara penurunan bendera.

Hari berikutnya diselenggarakan acara karnaval sebagai perayaan pameran berbagai khas busana berbagai budaya wilayah Nusantara yang beraneka ragam serta macam kreatifitas mendapat kesempatan untuk ditunjukkan kepada masyarakat. Kegiatan berikutnya diadakan expo yang lumayan besar di wilayah masing sebagai pameran secara umum untuk beberapa hari.

Akhir peringatan dilaksanakan sebuah acara resepsi untuk sebuah pertanggungjawaban penutupan  kegiatan Agustus. Biasanya dalam kesempatan itu diisi pula sebagai pengumuman kreastifitas yang patut mendapatkan penghargaan serta penyerahan hadiah dari berbagai macam perlombaan.

Nana Ono

E-KTP Anda Belum Jadi? Begini Cara Pengaduanya



Banyak masyarakat Indonesia masih terkendala dalam mengurus Kartu Tanda Penduduk elektronik (e-KTP).
Rata-rata keluhannya mengenai waktu pencetakan e-KTP yang lama.

Alasan yang biasa didengar dari petugas terkait lamanya pencetakan KTP karena kekurangan blangko.

Untuk itu, Dirjen Dukcapil Kemendagri,
Zudan Arif Fakrullah menyarankan masyarakat yang kesulitan untuk mengirim pesan melalui aplikasi whatsap ke nomor 0813-2691-2479.

Nomor itu diakui Zudan langsung terhubung dengan ponsel miliknya.
Bila ada keluhan KTP elektronik, mulai dari perekaman, pencetakan dan lainnya, masyarakat bisa langsung melapor.

"Hubungi saja. Kirim ke saya dengan format :
Nama lengkap,NIK,kelurahan/kecamatan dan kabupaten/kota," Ke Nomer: 0813-2691-2479. Via WA.

Pengaduan via WA ini diklaim Zudan sangat efisien, karena dia tergabung dalam grup WA para kepala dinas dukcapil mulai dari provinsi hingga kabupaten/kota.
Dengan demikian, dirinya bisa langsung mengarahkan pejabat daerah memantau persoalan e-KTP yang dilaporkan masyarakat untuk ditindaklanjuti. (Gndl). (Tribunnews).

19 Agustus 2016

Persyaratan Dan Tata Laksana Kepantasan Sebagai Tenaga Kesehatan Teladan (Tas Nakes) 2


 

Kepantasan menjadi tenaga kesehatan teladan (TAS NAKES), mempunyai persyaratan sebagai berikut: Bekerja di puskesmas, pustu (puskesmas pembantu), polindes (pondok bersalin Desa) dan poskesdes (pos kesehatan desa) sekurang-kurangnya selama 2 tahun secara terus-menerus di tempat yang sama. Belum pernah terpilih sebagai tenaga kesehatan teladan (1, 2, 3) tingkat provinsi. Calon tenaga kesehatan teladan puskesmas diberlakukan bagi semua tenaga medis, tenaga keperawatan, tenaga kesehatan masyarakat dan tenaga gizi yang bekerja di puskesmas, memiliki kompetensi, prestasi dan etika yang dapat diteladani di lingkungan kerjanya dan masyarakat.

Bagi dokter dan dokter gigi yang diusulkan sebagai tenaga kesehatan teladan diutamakan sebagai kepala puskesmas. Syarat sebagai tenaga kesehatan tersebut tidak merokok dan tidak terlibat narkoba, termasuk suami/istri. Nakes tidak dalam kondisi hamil. Sehat jasmani dan rohani dibuktikan dengan surat keterangan sehat dari dokter pemerintah. Khusus tenaga perawat dan bidan yang bertugas di polindes/poskesdes harus berdomisili di wilayah kerjanya.

Pelaksanaan penilaian tenaga kesehatan teladan di puskesmas dibentuk organisasi penyelenggara dan tim penilai yang berkedudukan di provinsi dan kabupaten/kota. Kepanitiaan tingkat kecamatan tidak dibentuk. Kepala puskesmas mencalonkan tenaga kesehatan di puskesmas sebagai calon tenaga kesehatan teladan puskesmas yang akan diajukan Dinas Kesehatan kabupaten/kota dengan berkonsultasi kepada pejabat lintas sektor tingkat kecamatan. Jika di suatu kecamatan terdapat lebih dari 1 puskesmas, maka pemilihan tenaga teladan disesuaikan dengan kebijakan setempat.

Panitia pemilihan tenaga kesehatan teladan puskesmas di tingkat Kabupaten/Kota dibentuk dan ditetapkan dengan surat keputusan Bupati / Walikota. Kegiatan tersebut penanggung jawabnya adalah Bupati / Walikota, ketuanya Pejabat yang ditunjuk oleh Bupati/Walikota, sekretaris adalah Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten /Kota atau unsur  sektor terkait, unsur organisasi profesi kesehatan. Sedangkan anggotanya: pejabat lintas sektor terkait, unsur dinas kesehatan Kabupaten/Kota, unsur organisasi kesehatan.

Pemilihan tenaga kesehatan tingkat propinsi dibentuk dan ditetapkan dengan surat keputusan gubernur. Susunan panitianya: pembina adalah Gubernur, pengarah merupakan asisten Kesra Setda Provinsi, ketuanya Kadinkes Provinsi, wakil ketua adlalah Kabid Pengembangan Sumber Daya Kesehatan, sedangkan anggota adalah Sekretariat/Bidang di lingkungan Dinkes Provinsi dan Biro Kesra Setda Provinsi.

Pada tingkat kecamatan, Kepala puskesmas mengusulkan tenaga kesehatan puskesmas sebagai calon tenaga kesehatan teladan puskesmas kepada kepala dinas kabupaten/kota. Berdasarkan calon yang diusulkan kecamatan, tim penilai kabupaten/kota memilih tenaga kesehatan teladan puskesmas tingkat kabupaten /kota masing-masing 1 (satu) orang untuk masing-masing jenis tenaga, yang ditetapkan dengan SK bupati/wali kota. Selanjutnya yang terpilih diusulkan ke tingkat provinsi. Berdasarkan calon yang diusukan kabupaten/kota, tim penilai provinsi sebelumnya menilai masing-masing 5 (lima) nominator tiap jenis tenaga kesehatan teladan.

Kemudian masing-masing ditentukan perwakilan dari satu orang dokter, dokter gigi, tenaga keperawatan, bidan, sanitarian/epidemiolog kesehatan/entomolog kesehatan/penyuluh kesehatan/apoteker/asisten apoteker/analis laboratorium (tenaga kesehatan masyaraka) dan satu orang tenaga gizi dengan surat keputusan Gubernur. Selanjutnya dipersiapkan untuk mengikuti upacara kemerdekaan 17 Agustus di istana negara Republik Indonesia. (bersambung)

Nana Ono 

17 Agustus 2016

2 Penghargaan untuk Sumberberas

Kilas Sumberayu - Pada 17 Agustus 2016 ini desa Sumberberas mendapat dua penghargaan dari prestasi yang selama ini di capai oleh Sumberberas. Penghargaan ini merupakan penghargaan sewilayah Kecamatan Muncar





Penghargaan tersebut yang pertama Sumberberas mendapat penghargaan sebagai desa dengan pelayanan publik terbaik sekecamatan Muncar pada tahun 2016

Dan Kepala Desa Sumberberas mendqpat penghargaan sebagai Kepala Desa teraktif dan terinovasi dalam menjalankan Tugas dan Tanggung jawab Kepala Desa sekecamatan Muncar pada tahun 2016

12 Agustus 2016

Sumberayu Banjir lagi

Hujan yang di mulai jam 3 dini hari 11/08/16 mengakibatkan banjir di beberapa tempat di wilayah Dusun Sumberayu, Desa Sumberberas.

"Di hari Kamis kemarin sehari penuh matahari tidak menampakan batang hidungnya" celoteh seorang dari Rt 02/ Rw 08 Desa sumberberas.





Hujan yang sedang melanda didaerah Sumberayu ini merupakan hujan yang paling parah di musim ini, sehingga mengakibatkan genangan air yang cukup luar biasa.Disisi lain saluran irigasi dan saluran pembuangan tidak berfungsi sebagai mestinya, hal itulah yang menjadi ocehan tidak enak yang keluar dari mulut masyarakat sekitar. Saking akrabnya masyarakat sumberayu di landa yang namanya banjir, mereka hanya bisa mampu menyelamatkan brang benda yang mulai terendam genangan air tersebut.





"Tirakatnya kurang itu, yang mestinya mampu di atasi namun semakin parah"senyum sinis dari seorang pengendara motor karena kesal motornya mogok. Ketinggian air kali ini mencapai ketinggian lutut orang dewasa. Himbauan dari masyarakat Sumberayu utara untuk berhati-hati mengendarai motor maupun sejenisnya karena banyak pengendara di sekitar wilayah tersebut jatuh karena tidak mampu menahan laju debit air yang begitu deras.

Selain itu banjir kali ini bener - benar mengubah ekonomi masyarakat secara drastis, karena selain pemukiman yang di genangi, sawah - sawah tidak luput di lahapnya. Inilah hadiah yang membuat hati masyarakat menangis, bertambah lagi curah hujan yang tiada henti sampai sekarang.

10 Agustus 2016

Persiapan Hamil Dengan Volly Bergoyang



Memeriahkan hari kemerdekaan RI butuh  semangat yang cukup tinggi,masing-masing daerah mempunyai kesempatan untuk menampilkan kreasi mereka untuk hiburan masyarakatnya. Tidak ketinggalan wilayah kecamatan Siliragung  Banyuwangi bagian Selatan mengadakan lomba volly pada tangggal 9 Agustus 2016 (Hut RI ke-71)

Kegiatan tersebut diselenggarakan di halaman depan kantor kecamatan. Gelak tawa para penonton benar-benar terlontar bebas, bagaimana tidak... peserta diharuskan memakai seragam daster (baju ibu hamil), selama bermain harus tetap bergoyang mengikuti lagu dangdut yang mengiringinya agar poin nilai tidak dikurangi dan harus tetap bisa menyambut saat bola datang dari lawan permainan. Cerita Bapak Sulkan salah satu panitia Agustusan.

Nana Ono

08 Agustus 2016

KARAVAGANZA, Acara musik bergengsi di Banyuwangi

Berita yang di langsir langsung dari studio RaviVision Jl Raya Srono, Wonosobo, Sabtu 06/08/2016. Lomba musik yang diadakan oleh RaviVision dalam acara KaravaganzaKaravaganza adalah untuk menggali potensi atau kemampuan bernyanyi generasi muda yang berada di Kota Banyuwangi. 



Dengan menghadirkan 3 juri di antaranya ialah Pak Tadi,Madam Yuli dan juga Papa Rista. Semua peserta di gembleng demi untuk menghasilkan kualitas yang terbaik dari kemampuan masing-masing. Untuk pemenang juara 1,2 dan 3 akan mendapatkan hadiah uang tunai dengan total senilai Rp.10Jt, dengan juara satu mendapatkan tambahan bonus 4 album dari RaviVision.(and)

30 Juli 2016

Membangun Saluran Air di Parasgempal

Kilas Sumberayu- Entah dulu ceritanya bagaimana kok di ujung jalan KH Abul Manan  sebelum pertigaan menuju SMKN DU atau  di sebelah barat SMK Minhajut Thulab di selatan jalan ada saluran air yang tidak  ada sambungannya atau mentok, sehingga saat hujan air yang mengalir di selokan tersebut meluber ke jalan. Dan akibatnya karena genangan air  maka pengguna jalan yang kebanyakan anak sekolah jadi terganggu dan  aspal di jalan tersebut juga mudah mengelupas, jalanpun jadi berlobang



Untuk mengatasi kondisi hal tersebut maka saluran air tersebut dibuatkan saluran penghubung ke saluran air irigasi sawah di sebelah utara jalan, agar air yang meluber bisa mengalir dan tidak menggenang di jalan

"Sebelumnya saluran air ini berhenti di situ, sehingga air meluber ke jalan dan aspal mudah mengelupas," jelas Musrinianto  kepala dusun Sidomulyo sambil meratakan tanah sisa galian saluran air




Untuk membangun saluran air penghubung tersebut, terpaksa harus membongkar jalan dqn mengalihkan lalu lintas untuk sementara, karena memang saluran air yang terhubung dengan irigasi ada  di sebelah utara jalan

08 Juli 2016

Ritual "Ider Bumi" Tradisi Lebaran di Banyuwangi



Suku Using di Desa Kemiren Banyuwangi kembali menggelar ritual khusus pada momen Lebaran kali ini. Namanya Barong Ider Bumi, sebuah ritual adat untuk menjauhkan desa dari mara bahaya.


Ritual adat bersih desa ini dilakukan masyarakat Desa Kemiren, Kecamatan Glagah, setiap 2 Syawal. Warga mengarak barong mengelilingi desa yang diakhiri dengan kenduri masal di sepanjang jalan desa.


Barong adalah kostum dengan topeng dan asesoris yang merupakan penggambaran hewan yang menakutkan. Barong ini dipercaya oleh masyarakat Using memiliki kemampuan untuk mengusir roh jahat. 


Pada Idul Fitri 1437 Hijriyah ini, ritual Barong Ider Bumi digelar pada Kamis 7 Juli 2016 tepat pukul 15.00 WIB. Tradisi adat ini diawali ritual sembur othik-othik, yakni ritual melempar (menyembur) uang receh yang dicampur beras kuning dan bunga.


"Melempar uang receh dalam ritual ini melambangkan usaha warga untuk membuang (melempar) sial dari Desa Kemiren," tutur ketua adat Desa Kemiren, Suhaimi, 7 Juli 2016 malam.


Usai ritual sembur othik-othik, seluruh warga mengarak tiga barong Osing yang diawali dari pusaran (gerbang masuk) desa ke arah barat menuju tempat mangku barong sejauh dua kilometer. Selain warga, para sesepuh juga ikut berjalan mengarak barong-barong tersebut sambil membawa dupa dan melafalkan doa-doa untuk keselamatan seluruh warga.


Setelah diarak sejauh dua kilometer, para Barong digiring kembali ke pusaran untuk selamatan bersama. Nah, di sinilah puncak acaranya, yakni selamatan dengan menggunakan tumpeng pecel pitik (ayam kampung yang dibakar dengan ditaburi kelapa) sebagai wujud rasa syukur kepada Sang Pencipta yang telah memberikan keberkahan.


Puluhan tumpeng pecel pitik ditata rapi berjajar di sepanjang jalan. Masyarakat dan pengunjung yang menyaksikan ritual sakral ini juga turut diajak kenduri karena setiap rumah membuat tumpeng yang sengaja disuguhkan untuk dinikmati warga lain yang hadir. Sangat meriah namun tetap sakral.


Ritual ini telah dilakukan masyarakat Desa Kemiren sejak ratusan tahun yang lalu. Konon, saat itu Desa Kemiren terkena pageblug (wabah penyakit). Banyak orang yang pagi hari sakit sorenya meninggal. Tidak hanya wabah kematian yang menyerang warga, ratusan hektare sawah juga diserang hama sehingga menyebabkan gagal panen. 


Warga pun mengadakan tirakatan dan berdoa memohon petunjuk dari Yang Maha Kuasa. Akhirnya, salah seorang tetua adat Desa Kemiren yang bernama Mbah Buyut Cili mendapatkan wangsit lewat mimpinya. Dalam mimpinya, disebutkan untuk mengusir penyakit dan hama yang melanda desa, penduduk harus mengadakan selamatan kampung dengan menggelar ritual arak-arakan barong untuk menolak bencana. 


Warga pun lalu melaksanakan ritual sesuai mimpi tetua desa. Dan terbukti benar, usai arak-arakan barong dilakukan, bencana menjauh dan desa menjadi damai sejahtera.


Sejak saat itulah, ritual arak barong yang kini disebut Barong Ider Bumi ini menjadi tradisi warga Kemiren. Setiap 2 Syawal, barong diarak keliling desa dengan diiringi pembacaan macapat (tembang Jawa) yang berisi doa kepada Sang Khalik dan nenek moyang untuk menolak bahaya (bala) yang mengancam keselamatan penduduk desa.


Barong Ider Bumi ini jadi salah satu agenda Banyuwangi Festival 2016. "Sudah sejak empat tahun silam pemda memasukkan tradisi ini ke dalam agenda wisata Banyuwangi Festival (B-Fest). Ini dilakukan untuk menguatkan tradisi lokal agar tidak punah, serta sebagai syi'ar agar budaya asli Banyuwangi bisa dikenal masyarakat luas," kata Plt. Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Banyuwangi, MY Bramuda.(liputan6)

02 Juli 2016

Kepantasan Menjadi Tenaga Kesehatan Teladan (Tas Nakes) 1



Penyebaran SDM kesehatan masih menjadi kendala. Rendahnya rasio tenaga kesehatan (NAKES), terhadap puskesmas maupun jumlah penduduk di suatu daerah sangat dipengaruhi oleh kondisi geografis. Oleh karena diperlukan strategi untuk meningkatkan minat tenaga kesehatan bekerja di puskesmas. Pemilihan tenaga kesehatan teladan diharapkan menjadi salah satu motivasi meningkatkan minat tenaga kesehatan bekerja dipuskesmas sehingga dapat menjadi pendorong terciptanya sikap nasionalis, etis dan profesionalis memiliki pengabdian yang tinggi, disiplin, kreatif, berilmu, terampil, berbudi luhur serta dapat memegang teguh etika profesi.

Pemilihan tenaga kesehatan mempunyai tujuan secara umum yaitu terlaksananya penilaian dalam rangka pemberian penghargaan gubernur dan menteri kesehatan kepada tenaga kesehatan teladan di puskesmas sebagai pengakuan atas keteladanan dalam pembangunan kesehatan yang dilaksanakan secara obyektif dan trasparan. Secara khusus bertujuan: terpilihnya tenaga kesehatan teladan di puskesmas di tingkat provinsi, meningkatkan motivasi, dedikasi dan loyalitas tenaga kesehatan puskesmas pada prestasi kerja, meningkatkan jangkauan pelayanan kesehatan strata pertama melalui puskesmas, meningkatkan profesionalisme tenaga kesehatan di dalam memberikan pelayanan kesehatan bagi masyarakat di wilayah kerjanya, menumbuhkan kompetisi yang sehat diantara tenaga kesehatan dalam upaya meningkatkan pelayanan.

Pemilihan nakes teladan ini diharapkan bermanfaat bagi masyarakat yakni memperbaiki kelangsungan hidup dan terciptanya pemberdayaan masyarakat serta peningkatan derajat kesehatan.

Sebagai sasaran tenaga kesehatan puskesmas yang akan mendapat penghargaan sebagai tenaga kesehatan teladan di puskesmas adalah:
  • Tenaga medis, yaitu dokter/dokter gigi.
  • Tenaga keperawatan, yaitu perawat, perawat gigi dan bidan. 
  • Tenaga kesehatan masyarakat, yaitu sanitarian,epidemiolog kesehatan, entomolog kesehatan,  penyuluh kesehatan, tehnisi kefarmasian dan analisis kesehatan laboratorium ( ahli tehnologi laboratorium medik ).
  • Tenaga gizi, yaitu nutrisionis, dietisien. 

Pengertian tenaga kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam bidang kesehatan serta memiliki pengetahuan dan atau ketrampilan melalui pendidikan di bidang kesehatan yang untuk jenis tertentu memerlukan kewenangan untuk melakukan upaya kesehatan. Puskesmas adalah unit pelaksana tehnis dinas kesehatan kabupaten/kota yang bertanggungjawab pembangunan kesehatan di suatu wilayah kerja. Kepala puskesmas adalah penanggung jawab dalam pembangunan kesehatan di suatu wilayah administrasi.

Dokter adalah tenaga kesehatan lulusan pendidikan kedokteran baik di dalam maupun di luar negeri yang diakui oleh pemerintah RI  sesuai dengan peraturan perundang-undangan, yang bekerja di puskesmas dan diberikan tugas, tanggung jawab, wewenang serta hak secara penuh oleh pejabat yang berwenang untuk melakukan kegiatan pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Dokter gigi adalah tenaga kesehatan lulusan pendidikan kedokteran gigi baik di dalam maupun luar negeri yang diakui  oleh pemerintah RI sesuai dengan peraturan perundang-undangan, yang bekerja di puskesmas dan diberi tugas, tanggung jawab serta hak secara penuh oleh pejaat yang berwenang untuk melakukan pelayanan kesehatn gigi dan mulut kepada masyarakat.

Perawat adalah seorang tenaga kesehatan yang telah lulus pendidikan D III keperawatan dan S1 keperawatan baik di dalam maupun di luar negeri sesuai dengan ketentuan peraturan perundang - undangan, yang bekerja di puskesmas atau pustu yang diberi tugas, tanggung jawab dan hak secara penuh oleh pejabat yang berwenang untuk melakukan pelayanan asuhan keperawatan kepada masyarakat. Bidan adalah seorang wanita yang telah lulus pendidikan D III kebidanan, merupakan tenaga kesehatan yang bekerja di puskesmas, pustu dan polindes yang diberi tugas, tanggung jawab dan wewenang untuk melakukan pelayanan asuhan kebidanan kepada masyarakat.

Tenaga kesehatan masyarakat adalah sanitarian, entomolog kesehatan, penyuluh kesehatan, epidemiolog kesehatan, analisis laboratorium dan asisten apoteker. Sanitarian adalah tenaga kesehatan yang diberi tugas, tanggung jawab,wewenang dan hak secara penuh oleh pejabat yang berwenang untuk melakukan kegiatan pengamatan, pengawasan dan pemberdayaan masyarakat dalam rangka perbaikan kwalitas kesehatan lingkungan untuk dapat memelihara, melindungi dan meningkatkan cara-cara hidup bersih dan sehat.

Entomolog kesehatan adalah tenaga yang mendapat sertifikat entemolog yang bekerja di puskesmas dan pustu dan diberi  tugas, tanggung jawab, wewenang dan hak secara penuh  oleh yang berwenang untuk melakukan kegiatan teknis fungsional pengamatan , penyelidikan, pemberantasan dan pengendalan terhadap vektor penyakit/serangga pengganggu. Penyuluh kesehatan adalah Tenaga kesehatan yang bekerja di puskesmas dan pustu serta diberi tugas, tanggung jawab, wewenang dan hak secara penuh oleh pejabat berwenang untuk melakaukan kegiatan penyuluhan kesehatan masyarakat yang mempunyai tugas melaksanakan kegiatan advokasi, bina suasana dan gerakan pemberdayaan masyarakat, melakukan penyebarluasan informasi, membuat rancangan media, melakukan pengkajian/penelitian perilaku masyarakat yang berhubungan dengan kesehatan serta merencanakan intervensi, monitoring dan evaluasi dalam rangka mengembalikan perilaku masyarakat yang mendukung kesehatan.

Epidemiologi kesehatan adalah tenaga kesehatan yang mendapat sertifiat epidemiologi yang bekerja di puskesmas dan pustu serta diberi tugas, tanggung jawab, wewenang untuk melakukan kegiatan pengumpulan data, pengolahan data, analisis dan intepretasi, melakukan penyelidikan epidemiologi untuk tindak pengamanan penanggulanga penyebar/penularan penyakit dan faktor-faktor yang sangat berpengaruh.

Teknisi kefarmasian adalah tenaga kesehatan lulusan sekolah menengah farmasi (SMF) / SMK farmasi dan D III farmasi yang bekerja di puskesmas atau pustu serta diberi tugas, melaksanakan penyiapan pekerjaan kefarmasian yang meliputi penyiapan data untuk penyiapan perangkat lunak, penyiapan pengadaan sediaan farmasi, alat kesehatan dan perbekalan kesehatan rumah tangga serta penyiapan pelayanan kefarmasian.

Analisis kesehatan laboratorium (Ahli Tehnologi Laboratorium Medik) adalah tenaga kesehatan yang telah lulus pendidikan D III analisis kesehatan yang bekerja di puskesmas dan diberi tugas, tangnggung jawab, wewenang dan hak secara penuh oleh pejabat yang berwenang untuk melakukan kegiatan pelayanan laboratorium kesehatan.

Tenaga gizi adalah tenaga kesehatan lulusan pendidikan minimal D III gizi yang bekerja di puskesmas dan pustu, yang diberi tanggung jawab, wewenang dan hak secara penuh oleh pejabat yang berwenang untuk melaksanakan pelayanan dibidang gizi masyarakat termasuk makanan dan dietetik yang meliputi pengamatan, penyusunan program, pelaksanaan dan penilaian gizi bagi perorangan dan kelompok masyarakat.

Upaya kesehatan adalah setiap kegiatan untuk memelihara dan peningkatan kesehatan yang dilakukan oleh pemerintah dan atau masyarakat, baik upaya kesehatan wajib maupun upaya kesehatan pengembangan. Kinerja adalah prestasi kerja yang diperlihatkan oleh tenaga kesehatan teladan di puskesmas. Profesionalime adalah pendidikan, memiliki serangkaian pengetahuan ilmiah, kepandaian khusus, menjalankan tugas sesuai standar kompetensi dan kode etik (profesi) yang berlaku, senantiasa meningkatkan kwalitas diri secara terus menerus untuk menjalankan pekerjaan. Teladan adalah perbuatan yang patut ditiru. (bersambung)

Nana Ono

28 Juni 2016

Muncar Banjir Lagi setelah Hujan hampir 24 jam

Hujan yang berlangsung hampir 24 jam di wilayah Banyuwangi Selatan menyebabkan tiga desa di Kecamatan Muncar kembali terendam. Ketiga desa itu adalah Desa Tembokrejo, Desa Kedungringin, dan  Desa Wringinputih.



Air yang merendam ratusan rumah warga itu diduga berasal dari persawahan yang tidak mampu menampung debit air yang sangat tinggi. "Air dari persawahan meluap ke perumahan penduduk," terang Basori, 52, warga Dusun Muncar  Baru, Desa Tembokrejo, Kecamatan Muncar.

Menurut Basori, air mulai meluap sekitar pukul 03.30 Senin pagi (27/6). Air dari luapan persawahan itu pada pukul 06.00 semakin  besar hingga ketinggian mencapai lutut orang dewasa. 

"Awalnya hanya setinggi mata kaki. Yang paling parah berada di kawasan dataran rendah," terangnya.

Genangan air itu semakin parah saat serumpun bambu yang hanyut terbawa air melintang di jembatan Gun di Dusun Palurejo, Desa Tembokrejo, hingga menyumbat saluran dan air naik ke permukaan jembatan.  Air yang menggenang cukup   tinggi itu juga terlihat di Dusun  Krajan, Desa Tembokrejo, tepatnya  di jalan simpang tiga tugu Sultan Agung.

Di tempat itu, air naik ke jalan raya mencapai lutut orang dewasa. Sejumlah anak-anak justru asyik bermain di jalan raya sambil berendam dan bermain sepeda.  Kepala Dusun Krajan, Desa Tembokrejo,  Wiyantoro, 52, mengatakan ada sedikitnya 100 rumah warga   di Dusun Krajan yang terendam  banjir, yakni di wilayah RW 3, RW7, RW 5, RW 6, RW 15, 16, 18, dan  RW 19.

"Ada ratusan rumah tergenang, tapi tidak ada korban jiwa," ungkapnya. Banjir yang terjadi itu tidak sampai merusak bangunan rumah milik warga atau menghanyutkan barang seperti saat terjadi banjir  pada 8 Juni 2016 lalu.

"Airnya itu naik perlahan-lahan, jadi warga masih bisa mengantisipasi. Barang  perkakas di naikkan ke tempat yang tinggi," katanya. Gara-gara banjir ini, sejumlah warga yang tinggal di Dusun Tratas, Desa Kedungringin, Kecamatan Muncar, terpaksa meninggalkan   rumahnya. Sebab, air  kembali menggenangi rumahnya.

"Sementara mengungsi ke rumah tetangga yang tidak terkena banjir," terang Masrifah, 52, salah satu warga Dusun Tratas, Desa  Kedungringin. Meski banjir kali ini tak sedahsyat beberapa waktu lalu,  tapi banjir ini cukup membuat syok warga, terutama yang ada  di sekitar Dusun Tratas, Desa  Kedungringin.

"Banjir dua minggu lalu itu kami ini tidak pernah mendapat bantuan, ini banjir lagi. Semua bahan makanan sudah habis terendam air," ungkap Marliga, 33, warga Dusun Tratas, Desa Kedungringin. Camat Muncar, Yusdi Irawan, bersama kepala Badan Penanggulangan  Bencana Daerah (BPBD) Banyuwangi, Kusiyadi, langsung turun ke lokasi banjir untuk memantau kondisi banjir dan mencari penyebab meluapnya air tersebut.

"Yang jelas banjir ini luapan dari sawah, bukan dari  sungai seperti banjir dua minggu lalu," ujar Camat Yusdi Irawan. Hingga Senin sore (27/6) masih belum ada laporan adanya korban jiwa. Banjir kali ini juga relatif lebih kecil dibanding banjir dua minggu lalu.

"Hanya rumah terendam, tidak sampai menghanyutkan dan merusak rumah dan fasilitas umum," sebut Kepala BPBD Banyuwangi, Kusiyadi. (radar)

08 Juni 2016

Banjir Muncar Menelan Korban

Muncar – Banjir yang melanda beberapa desa di Kecamatan Muncar pagi ini Rabu(8/6) memakan satu korban jiwa, serta puluhan orang lainya dilaporkan mengalami luka – luka.

Menurut Kapolsek Muncar, Kompol Agus Dwi Jatmiko, korban yang meninggal dunia atas nama Maesah, 40, warga Desa Kedungringin, Kecamatan Muncar. Atas kesaksian warga, Kompol Agus menjelaskan korban meninggal akibat tersengat aliran listrik dari kabel rumahnya ketika hendak menyelamatkan sang suami dari terjangan banjir. “Saat ini korban sudah dievakuasi oleh tim BPBD Banyuwangi” Kata Kapolsek.
Banjir menggenangi persawahan warga di Muncar.
Air yang berasal dari saluran sungai wagud tersebut membludak sekira pukul 04.00 WIB dan menggenangi kurang lebih 30 rumah di tiga desa setinggi kurang lebih satu meter. “Tiba – tiba menjelang subuh air datang dengan cepat, kemudian menggenangi apa yang ada di desa kami dan masuk ke rumah saya” Kata Wasis warga Desa Kedungringin.
Selain itu banjir yang terjadi juga menggenangi persawahan milik warga sekitar. Bisa dipastikan tanaman padi yang baru saja ditanam, rusak akibat terjangan banjir. Belum diketahui kerugian akibat banjir tersebut, namun yang pasti warga mengaku bersyukur karena masih dapat selamat dari banjir tersebut. (Radio bintang tenggara). Gndl.

Banjir Akibat Hujan Semalam Suntuk

Sumberberas - Hujan deras semalam suntup yang melanda wilayah muncar dan sekitarnya termasuk Desa Sumberberas tercinta, mengakibatkan di sejumlah titik sungai mengalami peluapan air, di wilayah Sumberberas di utaranya tong sin atau selatanya batas desa Sumberberas juga mengalami banjir sampai ke jalan raya,yang sangat parah melanda sungai kedung rejo tang meluap hingga ke pemukiman warga di sekitar sungai hingga jalan raya ikut terendam air sungai.
Pagi tadi jalan menuju ke kecamatan muncar dan dari muncar menuju Desa Sumberberas mengalami kelumpuhan, sehingga yang ingin dan mau melintasi jembatan kedung rejo harus memutar melewati Desa Tapan Rejo.
Tapi sekarang sudah mulai surut dan sudah bisa di lintasi kembali jalannya, walaupun sudah surut,meskipun sudah surut masih banyak Warga yang berdatangan untuk melihat lokasi dan anggota BASARNAS masih standby di lokasi. Gndl.



29 Mei 2016

Satgas Perlindungan Anak Banyuwangi

Sumberberas. Berdasarkan data Pusat Studi Gender dan Perlindungan Anak Universitas Muhammadiyah, Sidoarjo, Jawa Timur, sepanjang Januari hingga Mei 2016 di Jawa Timur terdapat 298 kasus kekerasan terhadap anak.

Sebanyak 298 kasus tersebut rinciannya adalah 170 kasus kejahatan seksual disertai kekerasan, 71 kasus penganiayaan, 40 kasus pencabulan, sembilan kasus anak dibawa lari, satu kasus pengeroyokan, dan satu kasus eksploitasi anak.


Dengan adanya fakta-fakta tersebut sangat tepat kiranya langkah pemkab Banyuwangi dengan membentuk SATGAS PERLINDUNGAN ANAK guna mengatasi masalah-masalah kekerasan dan perlindungan terhadap anak-anak Banyuwangi.


Untuk itu mari kita bersama-sama peduli terhadap masa depan anak-anak Banyuwangi, laporkan jika anda melihat/ menemukan kekerasan fisik, seksual, verbal dan kekerasan-kekerasan lainya terhadap anak dilingkungan sekitar anda. Gndl. Post by ( Alun-alun Genteng )


KEPEDULIAN ANDA MENYELAMATKAN MASA DEPAN MEREKA!!
LAPORKAN KE: 082139374444
CALL | SMS | WHATSAPP. 

Home